Part47

7.6K 385 25
                                    

Happy Reading ...

Di rumah kediaman Melvin. Semua orang tengah berkumpul. Mulai dari, kedua orang tua Syifa. Dan juga kedua orang tua Melvin. Di sana juga, terdapat Melvin, Syifa, Leon, Sean, Edward, Aurel dan juga Lidya. Semua orang dilanda keheningan. Sebenarnya, yang mengundang mereka kemari adalah Syifa sendiri. Ia akan membicarakan baik-baik tentang hubungannya dan Melvin yang sempat renggang.

Melvin lelaki itu sedang duduk di kursi roda. Dengan, kepala yang masih di perban. Ia menatap datar kedua orang tuanya. Yang, sama sekali tak meliriknya.

"Jadi gini. Syifa mau bilang, kalau Syifa gak mau nikah sama, Leon," ucap Syifa tetap tenang.

"Tidak boleh!" bantah Ayahnya menatap anaknya sengit.

Syifa menatap Ayahnya dengan saksama, "Ini itu hidup, Syifa! Jadi, kalian gak berhak ngatur!" Koreksi Syifa tanpa sadar membentak Ayahnya.

"Kamu harus menikah dengan. Leon, titik." Ayah Syifa sangat menentang hubungan antara Melvin dan Syifa.

"Syifa gak mau!" tekan Syifa menolak keras.

"Nak, Melvin bukan laki-laki baik," celetuk Sandra membuat Syifa menatap Ibu mertuanya tak percaya. Bisa-bisanya ia berkata seperti itu.

"Iya, Syifa. Mending sama Leon."

"Cukup! Syifa gak mau dengar alasan apapun lagi. Intinya Syifa gak mau nikah sama Leon." Final Syifa tak terbantahkan.

Melvin lelaki itu menatap Ibunya tak percaya. Matanya sudah berkaca-kaca sedikit lagi akan menangis.

Sementara Sandra dan juga suaminya. Sama sekali tidak perduli dengan tatapan Melvin.

"Syifa ...," panggil Melvin memegang tangan Syifa lembut.

Syifa gadis itu menoleh kebelakang menatap Melvin. "Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Syifa dengan wajah cemas.

Melvin tersenyum dan menggeleng pelan, "Gak kok, aku cuman pengen peluk kamu," rengek Melvin membuat semua orang terperangah. Termasuk teman-temannya. Kecuali, Sean. Karena, ia telah mengetahui bagaimana sikap Melvin sebenarnya kepada Syifa.

Syifa terkekeh kecil dan langsung saja memeluk Melvin dengan erat.

Semua orang hanya diam menyaksikan kedua sejoli yang sedang berpelukan itu. Leon lelaki itu sudah mengepalkan tangannya menatap tajam kepada dua objek tersebut.

"Haredang, haredang, haredang. Panas, panas, panas ...." Sean bernyanyi sambil mengibaskan tangannya dan melirik Leon sebentar.

Ketiga orang remaja itu hampir saja meledakkan tawanya menatap muka Leon yang di tekuk. Seperti kertas yang lusuh.

"Ikhlaskan saja, jika kau benar cinta," sambung Sean yang membuat Syifa dan Melvin ikut tertawa. Suasana yang tadinya tegang. Kini menjadi tidak terlalu tegang, kedua belah pihak orang tua itu menoleh bersamaan. Seperti, berbicara lewat mata. Mereka, semua menghembuskan napasnya pelan. Mereka sudah mengambil keputusan. Jika, itu memang yang terbaik. Kenapa tidak?

"Melvin, Syifa ...," panggil Sandra ibu Melvin.

Melvin dan Syifa menoleh kearah wanita paruh bayah yang sedang tersenyum ke arah mereka.

"Kami semua telah mengambil keputusan. Kamu dan Melvin akan terus bersama. Ibu minta maaf ya, Nak. Karena sudah melarang kalian untuk bersama," jelas Sandra membuat senyum tercetak di bibir Syifa dan Melvin.

Married By Accident (MBA_COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang