Happy reading ❤
.
.
.
.
.
.
Akhirnya Nindy sampai dikelasnya setelah menjalankan hukuman dari Pak Somat.
"Nah ini dia anaknya nongol" kata Mika sambil menunjuk Nindy.
"Tumben lo telat Nin, biasanya lo paling rajin dari kita ya gak Mik" kata Dea sambil menyenggol Mika yang duduk disebelahnya.
"Abang gue kelamaan boker" jawab Nindy sambil memutar matanya.
"hahahaha ngakak banget" kata Mika dan Dea berbarengan.
"Seneng ya temennya menderita, gak tau apa gue capek abis nyiram sama nyapu halaman" kata Nindy dengan wajah kesal.
"Ih canda doang baper lu" kata Dea dengan mencolek pipi Nindy.
"Eh tapi kalian tau gak gue tadi nyapu bareng siapa?" tanya Nindy dengan antusias.
"Ya sama abang lo lah" jawab Mika enteng.
"Selain itu bego" kata Nindy sambil menjitak kepala Mika.
"Nin, mana kita tau kalo lo gak kasi tau dikira dukun kali kita ya" jawab Dea.
"Hehe iya juga" kata Nindy sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Jadi gue tadi nyapu bareng......" gantung Nindy sambil melihat wajah antusias kedua sahabatnya.
"Apaan elah isi jeda segala kek iklan aja" sewot Mika.
"Sabar dong. Jadi gue tadi nyapu bareng R.A.K.A" jawab Nindy sambil mengeja nama Raka layaknya sedang mengajarkan anak TK membaca.
"Yah gue pikir lu nyapu bareng kepala sekolah hahaha" kata Mika.
"Iya gue siapa ternyata Raka" timpa Dea dengan muka malas.
"Kali-kali kek ngeliat temennya seneng hehehe" jawab Nindy sambil nyengir.
"Btw katanya lo mau pake jepit yang waktu ini lo beli bareng kita di mall, mana kok gak dipake?" tanya Dea.
"Iya ih itu kan kita berdua yang pilihin" kata Mika.
"Ini gue pake bagus kan" kata Nindy sambil menunju ke arah rambutnya.
Mendengar itu kedua sahabat Nindy saling bertatapan dengan tatapan bingung.
"Mana gak ada apa-apa itu dirambut lo" kata Mika.
"Ish ada kok nih" jawab Nindy sambil memegang rambutnya.
Betapa kagetnya Nindy saat diraba jepit itu tidak ada dikepalanya, langsung Nindy memeriksa tasnya namun hasilnya nihil.
"Ih kemana ya padahal baru juga dipake" kata Nindy sambil memasang raut wajah sedih.
"Emang sebelumnya lo udah pake?" tanya Dea.
"Udah kok gue inget banget" jawab Nindy.
"Mungkin jatuh gak pas lo nyiram di taman" kata mika.
"Iya kayaknya jatuh disana deh Nin" kata Dea menyakinkan
"semoga belum diambil orang deh soalnya itu jepit gue beli pake uang tabungan gue kan sayang kalo ilang" kata Nindy sedih.
"Udah entar kita cari bareng-bareng" jawab Dea.
Tiba-tiba Bu Ani guru bahasa Indonesia datang dari balik pintu.
"Selamat pagi anak-anak" kata Bu Ani.
"Selamat pagi Bu" jawab para murid kompak.
"Baik sekarang siapkan satu kertas dimeja kalian karena ibu akan mengadakan kuis" kata Bu Ani.
"Yah bu kok mendadak sih" kata salah satu murid.
"Udah gak usah banyak nanyak cepet keluarin kertasnya" kata Bu Ani tegas.
Semua murid mendengus kesal tidak terkecuali Nindy dan kedua sahabatnya.
Beberapa jam kemudian suara bel istirahat berbunyi.
"Baik anak-anak ayo dikumpul sekarang" kata Bu Ani.
"Yah bu belum selesai ini lagi dikit aja" kata Nindy.
"Selesai tidak selesai dikumpul sekarang!" kata Bu Ani dengan nada tinggi.
Akhirnya setelah selesai Nindy dan kedua sahabat langsung mengumpulkan ke Bu Ani dan langsung pergi ke taman sekolah untuk mencari jepit Nindy.
Sebelumnya...
Raka telah selesai menjalankan hukumannya saat akan kembali ke kelas dia menemukan sebuah jepit rambut untungnya belum terinjak oleh kakinya. Setelah itu dia memasukkan jepit itu kedalam kantong kemejanya dan Raka berniat mengembalikan pada saat pulang sekolah karena dia ingat itu milik Nindy.
"Mana ya kok gak ada" kata Nindy.
"Pelan-pelan dong carinya pasti ada disekitar sini" kata Dea
"Gimana Mik ketemu gak?" tanya Nindy.
"Gak ada udah gue cari sampe ke semak-semak pun gak ada" jawab Mika.
Kasian melihat kedua sahabatnya sampai menunduk untuk mencari jepit rambut miliknya,akhirnya dia mengikhlaskan jepit rambut itu.
"Udah gak usah di cari lagi aku ikhlasin aja deh mungkin udah diambil orang" kata Nindy sedikit sedih.
"Yakin nih gak mau dicari lagi?" tanya Mika.
"Enggak usah biarin aja" jawab Nindy
"Ya udah sekarang kita ke kantin aja. Karena hari ini gue lagi baik gue traktir bakso Kang Mamat deh gimana" tawar Mika.
"SERIUSS?" Tanya Nindy dan Dea berbarengan sambil terteriak.
"Iyaaaa" jawab Mika lantang.
"Asik ditraktir" kata Nindy dan Dea sambil berjoget ala tiktokers.
"Jangan malu-maluin gue diliatin orang tuh" kata Mika sambil menunjuk ke arah orang-orang yang sedang duduk ditaman.
Dalam batin Mika "Gini amat punya temen yaallah" sambil mengelah nafas.
Akhirnya pelajaran terakhir sejarah di kelas Raka selesai. Sambil merengangkan tangannya dia menatap ke arah jam dinding kemudian bertanya kepada temannya.
"Lang jadi kita latihan sekarang?" tanya Raka.
"Yok lagasss" jawab Gilang yang sudah menenteng tas hitamnya.
.
.
.
Matahari mulai tenggelam tapi Raka dan temannya masih berada di sekolah.
"Latihan cukup sampai disini ya guys besok kita latihan lagi" kata Raka sang ketua basket.
"Oke makasi semuanya jangan lupa istirahat" kata Gilang.
Anggota basket lainnya sudah pergi satu per satu tersisa Gilang dan Raka.
"Rak nongki yok nanti di tempat biasa" tawar Gilang.
"Hayuk dah bosen juga dirumah sendiri bokap gue kayaknya lembur lagi" kata Raka.
"Oke mantap" jawab Gilang smabil mengacungkan ibu jarinya.
Setelah sampai rumah, Raka bergegas membersihkan diri. Saat akan menaruh kemeja seragamnya Raka meraba seperti ada sesuatu dikantong kemejanya, dan ternyata dia itu jepit rambut milik Nindy. Dia lupa mengembalikan jepit itu ke Nindy.
"Besok aja deh gue kembaliin" kata Raka sambil menaruh jepit itu di meja belajarnya.
Sampai disini dulu ya ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Nindy
Teen FictionMencintaimu dalam diam adalah hobiku Melihatmu bahagia adalah impianku - Anindya Ini pertama kalinya aku nulis cerita jadi maafin ya guys kalo masih amatir 🙏 Selamat membaca 😊