Karena aku lagi baik hati, aku up deh
Yaaah meskipun followers gak nambah2 juga :(Buat sider, reader, voter, terkhusus followersku tersayang..makasih buanyak udah ngasih perhatian ke book ini :)
Saranghae#
Hari ini dimana fashion week dimulai. Jangan tanyakan bagaimana sibuknya Park Jimin. Namja mungil itu sangat sibuk menyiapkan diri. Iya, menyiapkan bagaimana dia bisa membius pengunjung event.
Kalau untuk busana-busana yang akan ditampilkan sudah siap semua. Model juga telah ready di back stage.
Di ruangan pribadi, Jimin terlihat beberapa kali melihat ke cermin. Memastikan tatanan rambut dan outfit masih sempurna.
Jimin masih memiliki waktu 30 menit untuk mengecek model-modelnya di ruangan sebelah.Jungkook yang siap di ruangan bersama Jimin itu melihat setiap pergerakan sang majikan.
"Aku akan melihat para model,"
Jungkook mengangguk dan mengikuti dari belakang. Dia harus memastikan majikannya baik-baik saja.
Setelah melakukannya, Jimin kembali ke ruangan untuk menghubungi Namjoon. Pasalnya, pria itu berjanji akan datang ke event hari ini.
Tiba-tiba,
"Tunggu tuan..!" Jungkook berteriak sambil meraih tubuh sang tuan. Jimin terpeleset karena menginjak entah cairan apa di lantai.
Nafas keduanya ngos-ngosan. Jimin karena terkejut, dan Jungkook harus berlari dan sigap menangkap tubuh mungil bosnya itu.
Kedua hezel saling bersirobok. Saling menyelami dalam beberapa detik.
"Ah, maaf," ucap Jungkook sadar saat Jimin bergerak.
"Terima kasih," ucap Jimin gugup. Dia lalu berdiri tegak dan berniat kembali ke ruangan.
"T-tuan tidak kenapa-napa kan?"
Jimin tersenyum. Jungkook mengangguk.
"Saya bersihkan lantainya dulu,"
Jimin lalu masuk ke ruangannya meninggalkan bodyguardnya sibuk mencari tissue.
Sementara di dalam ruangan.
Jimin tersenyum sambil menyentuh dadanya.
"Rasanya..." gumamnya pelan. Jimin menggigit bibirnya, merasakan sesuatu yang kini melingkupi dalam dadanya. Debaran yang tak biasa. Dia sudah cukup dewasa untuk tahu apa yang ia rasakan. Tapi, tidak cukup yakin. Karena, Jimin masih menginginkan Kim Namjoon untuk menemaninya, selamanya.
Ya, kakaknya itu sangat berarti dalam hidupnya. Tanpa Namjoon, mungkin Jimin hanyalah anak desa yang dekil dengan pekerjaan yang tak menentu. Tak melanjutkan sekolah, mungkin hidup saja dia tidak mampu. Ingat, Jimin tidak memiliki siapa-siapa setelah kedua orang tuanya pergi.
"Ah, hyung!" Jimin sadar dari lamunannya saat ponsel di meja rias berdering. Dari orang yang paling penting saat ini, Kim Namjoon.
"Hyung, lama sekali kau menghubungiku! Aku sudah menunggumu, show seben--" Jimin memotong kalimatnya dan mendengarkan si lawan bicara.
"Jinja? Kau tak bohong kan, hyung? Aku tunggu di belakang panggung. Oh tunggu, aku akan menyuruh bodyguardku menjemputmu di depan!" Jimin sangat antusias, dia sangat rindu.
"Jungkook-ah..!" panggilnya tidak sabaran.
Jungkook langsung masuk dan berdiri siap menjalankan perintah.
"Kakakku datang. Dia ada di depan, tolong jemput dia dan bawa kemari," titahnya.
"B-baik,"
"Kau sudah mengenali wajahnya bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshoot / Cerita Pendek Kookmin
FanficJungkook seme Jimin uke ⚠️ BxB (Yaoi) ⚠️ Kookmin Area ⚠️ Slow Update ⚠️ Mature ⚠️ Belum cukup umur JANGAN BACA (nekat, jangan salahin lapak gue 😒) 📝 Apr 2021 Bahasa baku / non baku / tergantung mood 🐣