Tentang Ikhlas itu Kekuatan (2)

7 0 0
                                    

Keikhlasan akan mendapatkan ganjaran berupa kebaikan dunia dan akhirat. Seorang mukhlis akan mengikhlaskan hidup untuk ibadah kepada Allah. Godaan setan terhadap hawa nafsu akan dapat diatasi dengan izin Allah.

Penyakit-penyakit hati seperti: ujub, riya', sum'ah, takabur, hasad, tamak, amarah/angkara murka/dendam, dan munafik akan dihapuskan oleh ikhlas.

Doa yang bisa dipanjatkan:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ نَفْسًا بِكَ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ، وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ

Allahumma inni as-aluka nafsan bika muthma-innah, tu'minu biliqo-ika wa tardho bi qodho-ika wataqna'u bi 'atho-ika.

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang kepada-Mu, yang yakin akan bertemu dengan-Mu, yang rida dengan ketetapan-Mu, dan yang merasa cukup dengan pemberian-Mu."

Ikhlas sesungguhnya bisa kita lakukan dengan menghadap wajah Allah. Allah Maha Adil serta Maha Bijaksana, sehingga segala perbuatan Allah adalah baik.

Doa-doa yang dipanjatkan untuk meminta pertolongan Allah:

Doa Ketika Mengalami Kesulitan

Abu Bakroh radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

"Doa orang yang dirundung duka: Allahumma rahmataka arjuu fa laa takilnii ilaa nafsii thorfata 'ainin wa ash-lihlii sya'nii kullahu laa ilaha illa anta (artinya: Ya Allah, dengan rahmat-Mu, aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau)." (HR. Abu Daud no. 5090, Ahmad 5: 42. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan karena mengingat adanya penguat).

Keterangan:
Dari radhiallallahu anhu, bahwa Nabi bersabda: Doa ketika kepepet: (doa di atas).

Makna "jangan Engkau serahkan urusanku kepada diriku": jangan Engkau biarkan aku, tidak diberi petunjuk, tidak diperhatikan, tidak direspons doa dan aduhannya.

Doa Diselamatkan dari Bencana dan Kehinaan

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ جَهْدِ الْبَلَاءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ الْقَضَاءِ، وَشَـمـَاتَةِ الْأَعْدَاءِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari susahnya bala' (bencana), (tertimpa) hinanya kesengsaraan, keburukan qadha' (takdir), dan kegembiraan para musuh. (HR. Al-Bukhari no. 6347, 6616 dan Muslim no. 2707) dengan lafazh:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ

"Rasulullah صلى الله عليه وسلم berlindung dari kepayahan bala', hinanya kesengsaraan, keburukan qadha', dan kegembiraan para musuh."

Doa Bertawakkal kepada Allah

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۖ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali".

(QS. Al-Mumtahanah [60]: 4)

Dzikir Pagi Sore

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda pada Fatimah (puterinya), "Apa yang menghalangimu untuk mendengar wasiatku atau yang kuingatkan padamu setiap pagi dan petang yaitu ucapkanlah:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

"Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya'nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata 'ainin abadan" (artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya)." (HR. Ibnu As Sunni dalam 'Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro 381: 570, Al Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227).

Doa di atas adalah doa yang luar biasa yang di dalamnya berisi tahqiqul 'ubudiyah yaitu perealisasian penghambaan pada Allah. Di dalamnya juga terdapat bentuk tawasul pada Allah lewat nama dan sifat-Nya.

Diawali TawassulHamba sangat menggantungkan diri, berharap pertolongan selamanya pada Allah yang berdiri sendiri dan tidak bergantung pada makhluk-Nya. Dalam doa itu berisi permintaan tolong dari suatu musibah dengan tawassul pada sifat rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu. Yang diharap adalah kebahagiaan dunia dan akhirat.

Diperbaiki Segala UrusanLalu setelah tawasul seperti itu, di dalamnya berisi permintaan untuk diperbaiki segala urusan. Segala urusan tersebut mencakup urusan di rumah, problema rumah tangga, urusan dengan tetangga dan sahabat, urudan dalam pekerjaan dan studi. Termasuk di dalamnya pula diperbaiki keadaan diri, diperbaiki hati dan kesehatan serta segala yang berkaitan dengan diri kita. Yang kita minta pada Allah adalah perbaikan dan keselamatan.

Kemudahan dari AllahSemua kemudahan itu adalah karunia Allah, bukan usaha dan kerja keras hamba, bukan pula karena kedudukan hamba yang mulia. Karenanya di akhir do'a ditutup dengan bentuk pasrah dan butuh pada Allah yang sempurna dengan ucapan "wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata 'ainin", janganlah sandarkan urusan tersebut pada diriku walau sekejap mata. Maksudnya adalah janganlah urusan tersebut disandarkan pada diri yang lemah ini walau sekejap mata. Berilah terus keselamatan selamanya, begitu pula berilah pertolongan dengan kekuatan dari Allah. Karena siapa yang bertawakkal pada Allah, maka Dia akan memudahkan urusannya. Siapa yang meminta tolong pada Allah, Dia akan beri pertolongan. Setiap hamba pasti selalu butuh pada Allah, tidak bisa lepas dari-Nya walau sekejap mata.

Al Munawi berkata untuk penjelasan hadits doa ketika dirundung duka, "Siapa yang mentauhidkan Allah dan pasrah pada-Nya, maka ia akan dihilangkan berbagai kesulitan di dunia dan akan meraih rahmat serta akan ditinggikan derajat di akhirat." (Faidul Qadir, 3: 526).

Ringkasnya, doa yang kami sebutkan dalam dua versi di atas adalah bagian dari dzikir pagi petang dan bisa mengangkat berbagai kesedihan dan kesulitan orang yang dirundung duka.

Referensi:

1. https://rumaysho.com/10415-doa-ketika-dirundung-duka.html
2. https://risalahmuslim.id/doa-ketika-mengalami-kesulitan-2
3. https://doandzikir.wordpress.com/2012/05/29/doa-diselamatkan-dari-bencana-dan-kehinaan

99 Catatan IlmaWhere stories live. Discover now