"Haah, sepertinya aku harus keluar untuk mencari tahu. Sebelum itu aku harus berganti baju dulu." -batin Sila.Sila mulai berjalan mendekati lemari untuk mencari gaun yang akan ia pakai untuk keluar. Namun betapa terkejutnya ia ketika membuka isi lemarinya.
"Apa?! Apa baju-baju ini milikku? Di lihat dari mana pun ini seperti baju pengemis! Apa kediaman Duke ini sangat miskin?!"
Sila kembali membongkar isi lemari untuk mencari gaun yang benar-benar layak, namun siapa sangka di antara banyak gaun itu terdapat satu gaun berwarna biru gelap, namun hanya gaun itu yang terlihat masih layak di pakai.
"Ayolah, apa mereka bercanda? Hanya satu gaun yang kondisinya baik-baik saja, yang lain sudah seperti kain untuk mengelap dapur."
Tanpa banyak berpikir, Sila langsung memakai gaun biru itu dan berjalan kembali ke meja rias. Lagi-lagi dirinya di buat terdiam dengan pemandangan meja riasnya.
"Astaga, meja ini sudah berapa tahun tidak di ganti? Meja belajar ku bahkan lebih bagus dari ini. Dan lagi, riasan ini bukankah sudah sangat lama? Apa wajah ku akan baik-baik saja jika memakainya?"
Sila benar-benar tak habis pikir dengan semuanya, bukankah wanita yang ia rasuki tubuhnya ini adalah seorang Duchess? Lalu mengapa ia menerima perlakuan buruk dari para pelayan? Lalu mengapa kehidupannya seperti ini?
"Haah, sepertinya aku harus mendisiplinkan pelayan-pelayan di sini, pertama-tama aku akan meminjam riasan yang mereka pakai." -batin Sila.
Sila pun mulai berjalan ke arah pintu untuk memanggil para pelayannya, dan beruntungnya ia, saat dirinya membuka pintu, ada pelayan yang tengah bersiap masuk ke kamarnya.
"Hey kau?!" Panggil Sila.
"Ah?!" Kaget pelayan itu. "D-Duchess ada apa? A-apa ada sesuatu?"
"Aku baru pertama kali melihatnya., Hmm., Apa dia khawatir padaku?" -batin Sila.
Sila mulai mengalihkan tatapannya ke sekeliling untuk memastikan keadaan aman, lalu ia pun langsung menarik pelayan itu masuk ke kamarnya.
"Kyaa! Duchess ada apa?"
"Shhhh., Hey? Aku ingin meminta tolong padamu." Bisik Sila.
Pelayan itu menatap bingung pada Sila.
"Apa kau punya riasan? Aku ingin meminjamnya, aku akan keluar sebentar, tapi semua barang ku seperti sampah, bahkan gaun-gaun ku seperti kain untuk mengelap lantai." Ujar Sila.
Pelayan itu masih menatap bingung pada Sila. Sila yang melihat itu tampak heran dengan pelayan di depannya.
"Apa dia tuli? Hmm..." -batin Sila.
"Hey? Apa kau tuli?" Tanya Sila sambil memperagakan bahasa isyarat dengan tangan.
Hal itu semakin membuat pelayan di depannya menatap bingung ke arahnya, lagi-lagi Sila di buat angkat tangan dengan semua keadaan.
"Apa dia tidak mengerti bahasa isyarat?" -batin Sila.
Sila menghela nafasnya panjang lalu memijat keningnya, mengapa dirinya benar-benar sial?
"D-Duchess?" Panggilnya.
"Diam kau dasar tuli." -batin Sila kesal.
"D-Duchess a-apa anda baru saja meminta saya untuk meminjamkan riasan yang saya punya pada anda?" Tanya pelayan itu.
"Wahh? Ternyata dia tidak tuli?" -batin Sila.
Sila mengangguk sambil menatap pelayan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permintaan Perceraian, DUCHESS || TERBIT
ФэнтезиSila adalah Duchess yang terkenal bodoh serta memiliki wajah buruk rupa, dia selalu diabaikan oleh Duke(suaminya) setelah kesalahan satu malam dimalam pertama, dimana Sila dengan bodohnya memberikan perangsang pada Duke demi mendapatkan cinta sang s...