14. Omah Opah

2.6K 238 51
                                    

Selama di perjalanan keduanya hanya diam, baik Jani mau pun Alvino tidak berniat membuka obrolan. Namun Alvino yang merasa Jani masih kesal pun akhirnya mencoba bertanya.

"Jan." Panggil Alvino

"Hm?" Tanya Jani tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.

"Masih kesel?" Tanya Alvino

"Pikir aja." Jawab Jani

"Yaudah mungkin mereka tadinya mau bikin prank buat kita." Ucap Alvino

"Hm."

"Yaudah saya juga minta maaf."

"Hm."

Mendengar jawaban Jani yang seperti menghiraukan dirinya membuat Alvino kesal sendiri.

"Saya lagi bicara loh ini." Ucap Alvino

"Hm." Respon Jani

"Kamu mau nya gimana?" Tanya Alvino namun Jani tidak menjawabnya.

"Coba bilang kamu kesal nya karena apa?" Ucap Alvino yang sudah kesal, nada bicara nya juga berubah.

"Saya udah minta maaf loh, udah coba bujuk juga, tapi malah kayak di sepelein gini." Ucap Alvino, Jani masih tetap diam dan sibuk dengan handphone nya.

"Denger enggak?"

"Ya." Jawab Jani

"Jan, ini baru hari pertama loh, belum lagi hari hari berikutnya, kamu mau terus begini? Gak mau berubah? Kamu itu udah punya suami sekarang." Ucap Alvino mencoba lebih sabar lagi, tetapi raut wajahnya tidak bisa berbohong.

"Coba buang kebiasaan buruk kamu yang dulu, belajar jadi istri yang baik, kamu kayak gini itu seperti tidak menghargai saya sebagai suami. Cukup tadi pagi aja kita berantem gara gara baju, coba lah hargai saya."

Jani langsung menoleh kearah Alvino dengan tatapan tajam.
"Gue bukannya gak mau menghargai lo sebagai suami, lo juga harusnya tahu kondisi mood gue, gue mati matian nahan diri supaya gak marah marah, itu juga termasuk ke dalam perubahan diri gue, biasanya gue kalau kesel atau badmood suka marah marah, sekarang juga gue lagi belajar agar gue bisa nahan amarah, bukan cuma belajar itu, tapi gue juga belajar buat jadi istri yang baik."

Alvino menatap Jani sebentar sebelum kembali fokus menyetir.
"Saya ngerti, saya juga kan tadi mencoba untuk bujuk kamu, tapi kamu nya gimana? Malah kayak gak menghargai saya, saya udah nanya baik baik tapi respon kamu malah-"

"Iya udah gue yang salah, maaf. Udah lah jangan di perpanjang." Potong Jani. Dia menatap ke arah luar jendela kemudian menurunkan kaca mobil, dia menghirup udara dari luar sembari memejamkan matanya mencoba untuk menahan amarah yang sudah memuncak.

Alvino akhirnya mendiamkan Jani, suasana hatinya juga ikut memanas, dia juga tidak mungkin memarahi Jani, karena dia juga salah, tadi pagi memarahi Jani. Namun karena tak tahan dengan situasi sekarang akhirnya Alvino menghentikan mobilnya di tempat yang lumayan sepi.

Dia menoleh ke arah Jani yang masih setia memejamkan matanya. Alvino bergerak menyentuh lengan Jani kemudian menggenggam jemari itu, dan pergerakannya membuat Jani langsung membuka matanya dan menoleh ke arah Alvino.

My Possessive CEO ✔️ (REVISI!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang