Step 1

7 4 0
                                    

'Hujan lagi...Akhir akhir ini kenapa cuaca sering hujan, ya?...Apa mungkin karena aku sedang hancur dan putus asa makanya hujan turun. tidak! Tidak mungkin hujan mengikuti jalan hatiku... Ini cuma kebetulan hujan'

Step 1 : Nishimoto Sao
--------------------------------
Cerahnya pagi hari ini, mentari tampak tersenyum indah pada makhluk makhluk bumi. Namun tidak bagi seorang gadis yang bernama Nishimoto Sao.

Gadis ini sering sekali sengsara karena ayahnya dan istri barunya yang sering sekali memerintah Sao layaknya seorang babu, bahkan Sao sendiri tidak bisa membantah atau marah terhadap keduanya.

"Hoy jelek, bawakan aku manisan. CEPAT!!!" teriak istri baru dari ayahnya atau ibu tirinya itu kepada Sao yang sebenarnya dia sudah mau berangkat sekolah.

'Tapi, aku mau berangkat sekolah'

"Kau tidak ingin membuatku naik darah kan, jelek" Ucap Ibu tirinya kepada Sao.

Menggeleng dan senyum, lalu pergi kedapur dan mengambil manisan dan diberikan kepada ibu tirinya.

"Aku berangkat dulu, oka-san" Dan tersenyum dengan indahnya lalu pergi begitu saja.

Melihat kepergian Sao wanita paruh baya itu hanya berdecih dan pergi ke ruang menonton

Sungguh? Apakah gadis itu tidak bisa merasakan liburan bersama keluarganya sesekali saja dalam hidupnya? Tidak. Tidak bisa karena ibu tirinya sudah memengaruhi ayah kandungnya agar tidak memanjakan atau menuruti gadis itu.

'Kenapa harus begini, oto-san?'

Singkat saja, gadis itu mengira dia sudah tidak dibutuhkan oleh siapapun. Tapi gadis itu juga merasa bersyukur karena masih hidup walaupun yang dia makan selalu saja sisa atau makanan berjamur.

Jalan demi jalan sudah dilangkahi oleh gadis itu, dan akhirnya sampailah dia di sekolah SMA nya yang bernama Toorika school academy. Lalu setelahnya gadis itu mengambil langkah keyakinannya dan masuk kedalam sekolah, jujur dia agak takut karena teman temannya sangat membencinya.

Sesampainya di kelas gadis itu tersenyum tipis dan mengatakan "Ohayou". Nihil tak ada respon dari teman temannya, dan mereka hanya melirik gadis itu dan menganggapnya angin lalu melanjutkan perjalanan menuju dunia mereka.

'Aku tidak tau kenapa harus seperti ini...'

Sekarang dia menuju meja yang ada di pojok dekat jendela dan duduk, selagi masih ada jam pagi gadis ini mengambil buku novel pemberian ibu kandungnya alias dari kado ulang tahunnya. Mulai membaca dan sibuk dengan dunianya.

Malang nasibnya yang hanya bisa diketahui oleh tuhannya, orang lain benar benar tidak mengurisi dirinya.

Jam pelajaran akhirnya datang, guru guru juga sudah memasuki kelas yang akan mereka ajarkan. Keadaan juga seperti biasa, masih sama dan tidak berubah sama sekali.

Waktu demi waktu juga berjalan dan pada akhirnya jam istirahat juga datang. Saat jam istirahat datang para siswa siswi bagaikan ayam yang berbondong bondong menuju makanan yang sudah diberikan oleh sang pemilik.

Sepertinya hanya gadis ini yang tidak memasuki kantin, ataupun istirahat. Dia juga tidak membawa makanan dan minuman.

Namun itu bukan penghalang bagi gadis tersebut. Baginya, membaca novel itu sudah seperti memakan mie instan porsi 5.

Sebenarnya bagi orang orang membaca buku itu mungkin hanya membuang buang kesempatan untuk bersenang senang kan?

'Cinta? Apa itu?'

Berat untuk dijelaskan sih, yang ku tau hanyalah hubungan yang baik, itu setauku sih.

Tidak kaget jika gadis ini tidak tau arti cinta, yahhh dikarenakan orang orang bahkan tidak memberikan cinta pada gadis ini, termasuk ayahnya.
Memang cinta itu adalah anugerah, tapi banyak pula yang berpikir bahwa cinta itu hanyalah kebetulan dan ada juga yang berpikir bahwa cinta itu hanyalah hal yang hanya bisa membuang buang perasaan.

_End_

Maap saya asal ngetik kalo jelek maap, tapi kalo kalian suka syukurlah

Okelah
Sampai sini dulu:D

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang