Huff setelah sekian lama kita bertemu lagee ...
Setelah kejadian disekolah tadi, dia sangat lelah.
......................
Sepulang sekolah Nara terduduk disebuah kursi panjang ditengah-tengah taman. Hari sudah mulai petang mengakibatkan orang-orang sudah pulang kerumahnya.
Nara menatap keatas, mungkin jika ada Mamanya dia tidak akan pulang selarut ini.
Nara menatap nanar rumah bergerbang itu, siapa sangka air matanya lolos begitu saja. "Apaan si. Kok lemah."
Tanpa malas beroverthingking masalah besok apa yang akan dia perbuat, segeralah dia masuk kedalam rumahnya itu.
"Dari mana aja kamu hah?!" Ucapan seorang laki-laki itu membuat Nara terperanjat kaget.
Nara bersedekap dada, "apa urusan anda?"
Nara melihat Papanya itu berdiri dari sofa dengan tangan memegang kayu panjang yang dipukul-pukul dengan tangan satunya.
"Gladis!"
"Stop! Jan panggil saya dengan sebutan itu, tuan Wijaya Antarkusuma."
"Saya Papa kamu anak sialan!" Papanya memukul dengan kayu panjang dibahu Nara saat ini.
Nara menatap Papanya sebentar dengan tatapan tajamnya, dan beralih berlari kencang menuju kamarnya.
Ah sungguh ... Nara tidak ingin tinggal disini lagi.
Terduduk lemas disamping kasur tempat tidurnya, memegang kakinya dan menenggelamkan wajahnya diantara kakinya itu.
Nara tidak menangis, dia hanya meratapi nasibnya saat ini.
Mengeluarkan benda tajam yang selalu ia bawa kemana-mana, lalu melihat dan membolak-balikkannya dalam diamnya.
"Sialan! Gue pingin mati!" Nara berteriak, sebelum itu membesarkan volume musik yang ada dikamarnya, agar papanya tidak mendengar teriakan dia. Tetapi mendengar saja pun pastinya dia berbodoamat.
Memelankan volume musik lalu menoleh kesamping, karena suara dering ponselnya. Nara mengambil ponselnya lalu mengernyitkan dahi. Kenapa Rachel menelponnya, malam-malam ini?
Mematikan tanda merah yang ada disamping tanda hijau. Perlu digaris bawahi Nara tidak suka berbincang-bincang dengan suara, tetapi kalau masalah mendesak ... bisa dibacakan.
Beralih mengechat Rachel.
Racheliya.
?
Gk punya spn sntun Lo!
Hah?!Apasih?
Read
Mengernyitkan dahi ketika Rachel hanya membacanya.
Emang anak ...(kasih sendiri dia anak apa)(;
Tling.
Airaa.
P.
P.
P.
P ...
Tok.
Tok
Bar?
Nar*Anjrit!
Apaan?Sini keclub ...🙊
Anak apa kau?!
Anak monyet?
Sejarah kapan Lo ngeclub?!Diajak SAHABAT.
sekali-kali gapapa ye kan ...Emang anak monyet.
🐵Mon maap, gue gak like.
Naraanyettt!
Sini buru!
GK sah minum.Nara hanya membacanya, malas sekali membalasnya.
Menguap seketika. Menatap keatas gentingnya, masih bingung kenapa hidupnya begini.
Menggoreskan benda tajam yang selalu ia bawa itu kelantai, dengan menuliskan kata-kata yang bertulis, 'Gladys?'
Tertawa dalam hati dan mulutnya tersenyum miring. Dia benci panggilan itu.
•••••••••
Jam mulai menunjukkan 4 pagi, bangkit dari duduknya. Ya! asal kalian tahu semalaman Nara tidak tidur sedikitpun ... Kegiatannya hanya melamun dan tersenyum tiba-tiba, anggap saja dia gila. Tapi nyata dia masih waras.
Kekamar mandi untuk wudhu ... Kalian pasti kaget seorang Nara sholat? Ya memang dia menjalankan kewajibannya seorang muslim.
Nara keluar dengan rambut dicepol lalu mengambilnya mukena yang berwarna pink dusty itu lalu memakainya.
Dan menjalankan sholatnya.
Setelah itu.
Nara rebahan sejenak di kasurnya. Dia semalaman belum beranjak dari duduknya. Dia sangat kangen dengan kasurnya ini.
Membuka hpnya karena sudah ratusan pesan yang ada di grup dan sisanya pesan pribadi.
Nama Bryan ada ditertinggi saat ini. Nara memencet pesan Bryan.
Bryannn.
Woi!
Nebeng gue gak?Nara berpikir sejenak. Kalau nebeng dia tidak susah-susah menghabiskan bensinnya untuk pergi sekolah.
Y.
Nara membalasnya dengan singkat, lalu beralih ke Instragram. Lupakan saja orang mengechat Nara. Nara saja tidak ambil pusing.
Mengkepoi sekolahnya itu. Dan menemukan foto seorang yang Nara benci saat ini. Sang seorang ketua OSIS dengan gayanya yang sombong. Seenak jidatnya mengatur hidupnya kali ini.
"Sialan!"
|\|\|\|\|\|\||\|\\|\|\
Setelah dirasa Nara sudah rapi tetapi mungkin bagi semua orang yang melihatnya, pasti berpikir tidak ada niat-niat ya ia sekolah. Ini hidupnya. Itu prinsip Nara.
Ketika menuruni tangga sempat terlonjak kaget, tetapi Nara menormalkan mimik wajahnya saat ini menjadi dingin, "siapa Lo?!" ucapnya dengan menghampiri seorang wanita paruh baya yang sedang ada di dapurnya.
"Dia pacar Papa Glad!" Bukan wanita itu yang menjawab tetapi papanya yang tiba-tiba berada dibelakangnya saat ini.
Nara menghembuskan nafasnya kasar. "Tolong jangan mengotori rumah saya. Kalau mau pacaran silakan, tapi jangan dirumah yang ada kenangan ini." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Nara pergi dari sana.
Nara menghampiri mobil berwarna merah yang ia kenali sudah ada didepan rumahnya.
Langsung naik ke mobil dengan bagian belakang karena dia tahu didepan sana sudah ada Rachel yang mengisi.
Ah sungguh dia sangat lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS Vs PEMBULLY✓
JugendliteraturMenceritakan seorang laki-laki ketua OSIS bernama Devilen Bintang Regano yang tak segan-segan memberi hukuman kepada seorang Pembully, bernama Anara Bulan Gladisiya, mungkin sangat berat dan sama-sama bersekolah di Mandala high school. "Ngapain si...