Resah
8 May
Kesekian kalinya pagi datang, membelah satu persatu puing yang bulan tinggalkan. Bukan aku pekerja astronomis ataupun pujangga sulam, aku yang senyap hanya bertumpu pada pena yang tegak lurus melintang. Sungguh hebat ekosistem ini yang mengkilap bagaikan dewa perangkum bintang, sedang yang kusam bertata hati mengharapkan lintang pulang ke kendang sesaat angan tlah hilang bak belalang malang. Orang orang dibalik kaca sungguh hebat ! mereka yang punya seisi jagat, menjentikan jari untuk mendatangkan hujan lebat serta menunjuk kearah sesuatu yang entah mereka bisa rawat.
Teman temanku maha agung, saat mereka diudara seraya melambaikan keperkasaan mereka atas materi diatas panggung
Teman temanku maha mulia ! saat datang mendung mereka datang ketempatku dengan termenung menutupi kesaktian yang terbendung.
Teruntuk penghuni populasi yang kini aku tatap, apakah kerancuan terhadap materi sudah mengeser posisi pencipta ?, pasti tidak !. tapi aku mengerti kemana arah matamu berkelana, kemana mulutmu kau bawa, kemana nafsumu kau cerna dan kemana langkahmu mengembara. Oh sungguh nikmat sekali bersajak a a a a !.
Bajingan kalian semua ! kau, kalian, mereka, temanmu, saudaramu yang menggigil pada penurunan saldo bank, merengkuh sembari kehilangan keperkasaan dalam layar, mengemis atas sorotan yang cepat berkobar dan cepat padam. Bajingan, bajingan, kalian, semua. Juga aku
Bajingan aku.
Dimana titik klimaksmu ? saat seluruh penguasa belahan dunia berkata "oh manis sekali anak ini, rakyatku tak satupun sebanding denganya" begitukah ? atau hingga saat matahari pun engan menampakan diri ?, otak udang. Dimasa itu berakhir juga sudah riwayatmu.
Hai manusia yang tamak, baca ini dengan lantang "bajingan kalian semua"
Hai manusia sombong, baca ini dengan suara fals terkerasmu "pergilah temui malik"
Warnamu sungguh asing bagi keibaan ku, sungguh aku tak tau kau, kalian makhluk macam apa.
