"After this all, I still love you. After this all, do you still love me?"
~♥~
Taehyung.
Jeongguk masih disini, meletakkan keningnya dipunggung tangan Taehyung ya tengah bersatu dengan tangan mungilnya. Si pemilik tangan mungil itu tengah tertidur pulas pada posisi tidur yang tidak dianjurkan. Sudah berkali-kali Jeongguk tidur dalam posisi begini, dan Taera juga telah berkali-kali mengingatkannya dengan alasan punggung Jeongguk bisa sakit karena tidur dengan posisi itu ber jam-jam.
Jika diamati, kegiatan Jeongguk hanya seputar makan-mandi-mengobrol dengan Taehyung yang sedang tertidur nyenyak-tidur. Tapi Jeongguk tidak bosan, tidak akan bosan sampai Taehyung bangun.
"sampe kapan, Kak?" suara Taera terdengar lirih ditelinga Mingyu.
Mata Mingyu melirik Taera yang tengah duduk bersamanya di sofa, menatap Jeongguk yang tampak nyaman bersama Taehyung yang ada diranjang. "soon."
Taera menghela nafas pelan, Dokter memang mengatakan bahwa kondisi Taehyung dari hari ke hari semakin membaik, tapi Taehyung tidak memberikan tanda-tanda akan segera bangun dari tidurnya. Air matanya menitik, Mingyu mendekap Taera erat.
"ssst, jangan nangis nanti Kak Taehyung denger dia jadi ikut sedih." kata Mingyu seraya mengelus rambut Taera sayang. Terdengar isakan pilu yang entah kenapa hari ini tak dapat Taera tahan. "aku nggak mau kehilangan Kak Taehyung, Kak."
"you will not, Taera." ucap Mingyu.
Pelukan mereka mengerat seerat genggaman Jeongguk ditangan Taehyung. Jeongguk sudah bangun dari tadi, rasa bersalah makin menggorogotinya tatkala ia sadar bukan hanya perasaannya saja yang ikut terkorbankan, tapi hampir semua orang disisinya dan disisi Taehyung.
Pelan dan tanpa diketahui, Jeongguk mengusap air matanya yang turun.
"Kak, Kak Jeongguk."
Bahu Jeongguk ditepuk pelan oleh Taera, suara halus Taera terdengar. Jeongguk pura-pura baru bangun. Mengangkat keningnya dari kulit punggung tangan Taehyung, menatap Taera yang matanya sama sembab juga dengan matanya.
"ayo makan malem, Kak."
Mata Jeongguk kembali menatap Taehyung yang masih nyaman dengan posisinya. "ditemenin Mingyu ya, Kak. Taera udah makan malem soalnya."
Jeongguk tetap diam. Taera mengajak Jeongguk untuk berdiri "ayo, Kak. Kak Jeongguk nanti kalau sakit, Kak Taehyung bakal marahin aku sama Mingyu soalnya nggak jaga Kak Jeongguknya baik-baik."
Mengingat Taehyung akan melakukan itu saja, hati Jeongguk menghangat. Meskipun Jeongguk tidak tahu, saat Taehyung bangun nanti apakah rasa Taehyung masih sama sebelum Jeongguk membuatnya terluka sebegini parahnya, tidak hanya luka fisik, tapi juga luka dalam yang hanya Taehyung bisa rasakan. Masihkah?
"ayo, Gguk." ajak Mingyu menambah Jeongguk tak enak hati untuk menolak.
Jeongguk mengangguk, menatap Taehyung sebelum benar-benar pergi menguntit dibelakang Mingyu.
💜
"does he still love me?"
Mingyu yang sedang fokus pada nasi goreng dihadapannya mengangkat pandangannya, menatap Jeongguk yang menatap kosong kedepan dengan wajah sendu yang siapapun melihatnya mampu ikut merasa pilu.
"what do you mean?"
"does he still love me? After this all? I already messed up everything."
"you didn't."
"I did."
"Gguk--"
"kalau iya.. Kalau iya dia bakalan tetep cinta sama gue setelah dia bangun nanti.. apa gue masih pantes?"
Mingyu menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa omongan Jeongguk makin ngelantur. Meletakkan sendoknya, menggenggam jemari Jeongguk erat; menyalurkan rasa kuat yang selama ini selalu ia bagikan pada Taera dan juga Jeongguk tentunya.
"we all do know Kak Taehyung kayak gimana, bahkan setelah sebelumnya, dia masih ada buat lo, memperbaiki semuanya. Kalau seandainya nanti ada yang berubah, even though gue nggak yakin Kak Taehyung nggak cinta lo lagi, lo kan masih bisa memperbaiki. Semuanya terjadi buat jadi pelajaran, lo ambil hikmahnya. Mungkin abis ini waktunya lo yang berjuang buat memperbaiki hubungan kalian, karena Kak Taehyung kan udah sebelumnya."
"kalau gue nggak sanggup?" mata bambi itu berair, menunjukkan rasa sedih tapi juga harapan yang penuh.
"lo sanggup. Inget Gguk, semua yang terjadi sama lo, asalnya dari pikiran lo. Kalau dari awal udah mikir negatif, yang kejadian juga negatif. Ngerti?" Urai Mingyu penuh ketelatenan.
Jeongguk memberikan siratan senyuman kecil, "Ming.."
"hm?"
"kalau seandainya gue percaya Kak Taehyung masih cinta gue, apa itu yang nanti akan terjadi?"
Mingyu terdiam sebentar, menatap wajah Jeongguk yang memang Mingyu akui sangat cantik dengan porsi bibir, hidung, mata dan lain-lainnya yang sempurna.
"gue bukan Tuhan yang bisa tau kedepannya, tapi gue percaya apa yang terjadi adalah apa yang kita pikirkan...."
"...so it's a yes, Gguk."
💜
Jeongguk dan Mingyu berjalan di lorong sepi rumah sakit beriringan. Sedari tadi, Mingyu tidak lepas dari ponselnya, sepertinya tengah mengobrol dengan Taera lewat aplikasi chatting.
Iya, Jeongguk tau hubungan keduanya bukan sekedar pertemanan tidak sengaja. Lebih, dan Jeongguk senang mengetahui hal ini. Meskipun Taera dapat dikatakan belia, tapi dari tutur dan caranya merespon atas sesuatu hal, jauh lebih baik darinya, Jeongguk rasa.
Tidak heran kalau Taera merupakan adik dari Taehyung. Sama-sama mempesona, baik dan lemah lembut.
Drrt drrt
Getar ponsel Mingyu terasa nyaring, Jeongguk ikut menoleh; memperhatikan ponsel Mingyu. Mingyu menerima panggilan dari Taera, entah kenapa Jeongguk bergetar tiba-tiba. Apa yang terjadi?
Jeongguk menunggu informasi dari Mingyu, namun tiba-tiba Mingyu menarik lengan Jeongguk dan mengajak berjalan lebih cepat.
"kenapa?" tanya Jeongguk sedikit terengah akibat lari dan juga debuman dari jantung tak karuan.
Mingyu tetap menatap lurus dengan senyuman kecil.
"Kak Taehyung siuman."
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [KTH&JJK]
Random[taekook] Jeon Jeongguk itu suka cewek. Agak kesel kalau temen-temennya ngegodain dia tentang Kim Taehyung; si kating ganteng idaman penjuru kampus yang 'katanya' naksir dia. Mau itu gosip atau bukan, Jeongguk tetap nggak suka. Mau Taehyung seganten...