coffee (Revisi)

9 1 0
                                    

Keisengan devan sepertinya akan berbuntut panjang.

Niat hati ingin sedikit menjahili gadis yang menarik perhatiannya beberapa hari lalu.
Akhirnya diluar ekspektasinya.

Menjadikan pemimpin upacara sebenarnya tidak serius. Ia berpikir pada saat latihan jika zefa tidak bisa. Ia akan mencari cowo untuk dijadikan pemimpin upacara di kelas zefa.

Tetapi pada akhirnya. Semua mata memandang pada gadis berkaki jenjang semampai yang berdiri ditengah lapangan.

Siapa sangka dibalik wajah cantiknya ia bisa berteriak lantang selayaknya pemimpin upacara.

Surai panjang yang semula berwarna hitam sekarang berwarna coklat terang itu ia ikat ekor kuda. Memperlihatkan leher indahnya.

" bro!! Gue ga pernah liat tuh cewek, bangsat cantik banget!"

" anak baru ya!! Asik bintang baru "

" ish siapa sih cewe itu, masih cantikan gue kali"

" whou... meski cewe, hebat juga ya dia!, gue aja dulu ga berani saat ditunjuk "

Decak kagum maupun iri terdengar dari para siswa dan siswi.

**

" hebat zef lo tadi!, ga sia-sia latihan kita ya!" Celetuk ara disela-sela mengipasi dirinya.

Selesai upacara kelas zefa diberi sedikit waktu untuk istirahat.

" gila panas banget hari ini! Gue aja yang cuma jadi paduan suara aja sampai ngos-ngosan, pa lagi lo zef ditengah lapangan " timpal gita

" yuk cari minum, mau sekarat nih gue " ajak gita

Sebuah botol air mineral tiba-tiba ada didepan wajah berkulit tan manis itu.
gita mendongak guna melihat siapa yang menyodorkan botol air mineral itu.

" kak fano "

" nih kamu haus kan " menyodorkan lebih dekat kearah gita.

" makasih kak"

" iya sama-sama bee, emm suara lo tadi bagus, paling terdengar diantara lainya "

Gita merasakan wajahnya sedikit memanas, ia hanya menjawab dengan senyuman tersipu.

" aku cabut dulu ya, hubungi aku nanti waktu pulang sekolah "

" anjirr lo bikin gue serasa sad girl deh " celetuk ara seusai fano berlalu.

" makannya cari pacar sana, jangan kaya zefa. Cita-cita aja jadi jomblo abadi kaya pengidap gangguan mental "

" loh kok bawa-bawa gue git, enak aja gue masih waras ya "

" bukannya gitu zef, coba gue tanya saat lo dekat sama orang apa lo pernah mengalami deg-degan?
sebelum kata sarkas lo muncul!
Lalu saat lo merasa ada cowo mau deket sama lo, sebagai contoh daren! apa lo pernah jatuh cinta sama dia?,
gue ga percaya hubungan sahabatan cowo cewe itu tanpa ada rasa suka!.
Gue dan ara aja bisa melihat dari tatapan daren bahwa dia juga ada perasaan sama lo!!
Atau lo yang merasa takut jatuh cinta?" kalimat panjang dari gita membuat zefa bungkam.

Membuat kedua sahabatnya ini semakin penasaran. Apa benar sahabat mereka satu ini pengidap philophobia.

**
Suara riuh terdengar dikelas 2 Ips 1.
Jam terus berputar tetapi guru belum juga datang ke kelas, hal itu dimanfaatkan penghuni diselas itu untuk saling bercengkrama.

" gila! Yang jadi pemimpin tadi bening banget, ada yang tahu namanya, gue gebet aja " cengir jean kepada teman - temanya.

" enak aja lo je!, inceran gue tuh, hahaha "
Bara ikut menimpali.

I'm Not a Philophobia ( dalam Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang