Pagi itu semua berjalan seperti biasanya. Hansol terbangun dari tidurnya, melakukan rutinitasnya, lalu membuat kopi untuk menemani waktu santainya. Ia memang sedang tidak ada pekerjaan hari itu.
Tiba-tiba terbesit sebuah ide di kepalanya. Haruskah ia mengunjungi studio Yewon? Karena akhir-akhir ini mereka jarang sekali bertemu karena kegiatan keduanya yang sangat padat.
Hansol meraih ponselnya yang sejak dari tadi belum ia sentuh, berniat untuk menghubungi Yewon terlebih dulu agar tidak mengganggu pekerjaannya. Namun ternyata Yewon sudah menghubunginya duluan. Hansol membuka satu pesan yang belum terbaca dari kekasihnya tersebut.
Selamat pagi Hansol, maaf kalau aku mengganggu waktu istirahatmu. Pertama aku ingin mengungkapkan kalau aku merasa beruntung pernah memilikimu dalam hidupku. Mungkin terdengar sedikit cheesy tapi aku benar-benar jatuh hati padamu dan perasaan itu masih ada sampai sekarang. Namun keadaan saat ini sudah tidak sama lagi seperti dulu.
Seperti kata pepatah, setiap pertemuan pasti akan berujung perpisahan. Aku tidak menyesali dengan apa yang sudah terjadi, aku bersyukur kamu sempat hadir dalam kehidupanku. Terima kasih sudah menemaniku selama enam tahun yang indah. Maaf aku harus mengakhirinya lewat pesan.
Maaf kita harus putus.Hansol terdiam seribu bahasa. Baru saja ia mendapat pesan panjang dari Yewon mengenai hubungan mereka yang sudah berjalan selama enam tahun. Seperti biasa kalimat-kalimat Yewon selalu terasa hangat, namun kali ini sedikit berbeda. Pesan diakhiri dengan kata putus.
Padahal baru semalam mereka masih melakukan video call, saling melepas rindu satu sama lain. Keduanya juga sangat jarang berselisih, mereka sebisa mungkin menghormati keputusan masing masing. Namun saat ini rasanya sangat berat bagi Hansol untuk menyingkirkan egonya. Rasanya mustahil mengahiri hubungan dangan Yewon. Semua terasa baik-baik saja, rasa sayangnya pada Yewon tak pernah pudar, Hansol yakin hubungannya akan bertahan lama. Namun ternyata semuanya tidak berjalan sesuai keinginannya.
Berbagai pertanyaan memenuhi kepala Hansol. Entah bagaimana hidupnya tanpa Yewon nanti. Ia tidak pernah membayangkan enam tahun akan berlalu secepat ini. Seketika waktu terasa seperti berhenti, kemudian Hansol merasa hampa.
.
.
end.
note :
mungkin udah ada yg pernah baca tulisan ini karena pernah aku up ke base tapi kayaknya ga ada sih haha tbh aku nulis ini kek menggambarkan reaksi speachless aku setelah denger kabar tanggal 18 mei lalu yg sangat mendadak, padahal baru banget umji vlive malamnya dan paginya..
'gfriend' is officially end tapi 'mereka' belum berakhir meskipun udah ga bisa pake nama itu lagi aku memilih believe in ot6 dan tetep dukung mereka berenam
dan ini adalah chapter terakhir dari book ini, makasih buat kalian yg udah nyempetin waktunya untuk baca book ini
Sekian buku ini aku tulis dan verji akan selalu jadi kapal fiktif favoritku hehe bye bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Cotton Candy 一 verji [✔]
FanficAnother book of VerJi ⚠memuat berbagai konten imajinasi penulis tentang verji⚠ © J, 2018