Bertahan
>> - - - - - - - - - - «» - - - - - - - - - - <<
Memar dan beberapa luka mengeluarkan darah dari tubuh Ron. Talisa mengernyit, seakan merasakan sakit yang Ron alami. Untung Ron pingsan sehingga tak perlu merasakan kesakitan itu, setidaknya untuk sementara.Talisa duduk di samping Ron, mengarahkan tongkatnya dan mengucap beberapa mantra yang ia ketahui. Ia cukup mengetahui mantra penghilang rasa sakit sementara, itu menyelamatkan hidupnya di masa penyiksaan.
Talisa melepas rompinya, membasahinya dengan mantra aguamenti. Ia mengelap sebisanya luka Ron. Sembari berharap itu tak akan menimbulkan infeksi.
"Itulah hasil dari kebodohanmu." Talisa menyalahkan kebodohan Ron. Ia memang tak tahu catur, tapi banyak langkah untuk menang. Di antara itu ia yakin ada kondisi dimana kita tak harus mengorbankan diri.
"Kau menyebalkan dan bodoh." Lanjut Talisa dengan masih mengelap apa yang bisa ia bersihkan. "Menyedihkan, kemana rasa percaya dirimu saat menghinaku di belakang? Oh, anggap saja kita impas dengan ini." Talisa masih menggerutu.
Tiba tiba Hermione muncul dihadapan Talisa.
"Talisa, bagaimana kau bisa ada di sini?" Ia tampak heran dengan keberadaan Talisa.
"Hmm.. aku melihat kalian dan aku mengikutinya."
"Melihat kami?" Hermione tampak lebih heran lagi. Tak mungkin bagi Talisa melihat mereka yang menggunakan jubah tak terlihat. Tak seorang pun mengetahui jubah itu.
Talisa merasa aneh, apa seharusnya ia tak menggunakan kata melihat. Setelah memahami keadaan, Talisa mencoba menerka apa yang terjadi. Sepertinya mereka bertiga melakukannya dengan sembunyi sembunyi, mari pilih kata lain.
"Ah, maksudku jejak. Jejak langkah kalian. Aku kira akan menemukan sesuatu yang menarik."
Tatapan curiga masih belum hilang dari Hermione, tapi itu sedikit berkurang. "Apa kau berniat untuk melaporkan kami agar kehilangan poin lagi?" Tanya Hermione sekali lagi.
"Untuk apa aku lakukan itu, itu merugikan ku juga. Kemarin pun Draco memaksaku untuk ikut." Jelas Talisa. "Aku tak begitu peduli kau percaya atau tidak. Setidaknya aku sudah mencoba menjelaskan." Lanjut Talisa.
Wajah curiga Hermione berubah menjadi wajah bersalah. Ia merasa bersalah menuduh Talisa tanpa bukti yang meyakinkan. "Aku percaya, maafkan aku." Ucap Hermione.
"Syukurlah, aku juga minta maaf padamu." Mereka berdua tersenyum. Jarak yang pernah tercipta karena kesalahpahaman menghilang.
"Ah, kita harus segera membawa Ron ke atas dan mencari bantuan." Kata Hermione mengigat apa yang harus ia lakukan.
"Bantuan?" Talisa berusaha menyembunyikan apa yang ia tahu.
"Ya, Harry sedang menyusul profesor Snape yang ingin mencuri sesuatu di balik sana. Harry dalam bahaya." Jelas Hermione.
Kenapa malah nama profesor Snape yang muncul. Tetapi memang ia adalah orang yang cocok di curigai. Talisa tertawa pelan mendengarnya. Profesor yang malang.
"Kau kembalilah bersama Ron, aku akan menyusul Harry." Usul Talisa.
"Hah, itu berbahaya. Kau bi..."
"Bukankah lebih bahaya untuk membiarkan Harry sendiri. Kau bawa Ron dengan sapu yang ada di ruang kunci. Akan aku selesaikan ini."
"Tapi..."
"Hermione, percayakan pada aku dan kemampuanku. Pengetahuanku lebih banyak darimu kalau tentang sihir. Jadi jangan kawatir."
Hermione tampak berat hati, tapi ia mengangguk. "Ya, aku percaya dengan mu. Kalau begitu hati hati, aku akan segera mencari bantuan." Talisa mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatum - Harry Potter Fanfict
FanfictionBagaimana jika saudara kembar Harry Potter yang dianggap telah mati bersama insiden itu masih hidup? Talisa Lily Potter yang hidup dalam kegelapan. Hingga ia bahkan tak bisa mengharapkan cahaya. Yang membuatnya hidup dalam bayangan. Apa yang akan te...