chap 8. kehadiran

1.2K 174 17
                                    

Happy reading...

.

.

Kedua mata Mina mengerjap, perlahan terbuka. Yang ia lihat pertama kali adalah ayah dan ibunya yang berdiri di samping ranjangnya. Kesadaran Mina kembali, dia langsung meraba perutnya yang masih sedikit membuncit itu.

"Tenang saja, Dokter masih bisa menyelamatkan anakmu." Ucap ibu Mina mengusap lembut wajah putrinya. Mina menghembuskan nafasnya dengan lega.

"Dimana Chaeyoung?"

Pertanyaan dari Mina sukses menyulut emosi ayahnya, "Untuk apa kamu mencari idiot itu? Kamu nyaris kehilangan nyawa karena dia, Mina."

"Ayah! Udah aku bilang jangan sebut suamiku seperti itu!"

"Ayah sudahlah, Mina masih belum stabil dan jangan membuat keadaannya kembali menurun." Ucap ibu Mina menepuk bahu suaminya. Ayah Mina berdecak lalu membuang mukanya kearah lain.

"Aku tanya dimana Chaeyoung! Bu, dimana Chaeyoung?"

"Baiklah Mina, ibu panggilkan Chaeyoung dulu. Tenanglah, keadaanmu belum benar-benar pulih."

Ayah Mina mengerang kesal, dia langsung keluar dari ruang rawat putrinya begitu saja. Diikuti oleh istrinya di belakang.

Tadi nyawa Mina sungguh hampir tak tertolong, Chaeyoung yang tak tahu harus apa kian panik saat Mina menutup mata. Tiba-tiba dia kepikiran untuk meminta bantuan orang lain, Chaeyoung menggendong Mina keluar sambil berteriak meminta bantuan. Untung saja tetangga sebelah apartemen mereka ada yang mendengar permintaan tolong Chaeyoung.

Tetangga itu langsung membantu Chaeyoung untuk membawa Mina pergi ke rumah sakit. Syukurlah mereka tidak terlambat, jika terlambat maka nyawa Mina berserta bayinya mungkin tak bisa selamat. Lalu pihak resepsionis apartemen segera menghubungi keluarga Mina dan Chaeyoung menyampaikan berita itu.

Ayah Mina keluar dari ruangan, dia melirik tajam pada Chaeyoung yang langsung menunduk disamping mamanya yang sedari tadi menunggu di luar.

"Bagaimana keadaan Mina sekarang?" tanya Jeongyeon kepada besannya.

Ayah Mina tersenyum kecut, dia melenggang begitu saja tanpa menjawab pertanyaan dari besannya yang begitu khawatir dengan keadaan menantu cantik mereka.

Tak lama pintu kembali terbuka, kali ini ibu Mina memberikan senyuman pada mereka. Dia melihat punggung belakang suaminya yang sudah pergi menjauh, ada rasa tidak enak di hati ibu Mina dengan sikap suaminya yang seperti itu.

"Mina sudah sadar," ucap ibu Mina membuat mereka semua bernafas lega. "Ayo silahkan masuk, Mina ingin sekali bertemu dengan Chaeyoung."

Mama dan Papa Chaeyoung bergegas masuk, namun Chaeyoung masih diam ditempatnya sembari menunduk takut serta menggigit jari kuku tangannya.

"Ayo Kak, Bibi bilang kak Mina ingin melihatmu. Ayo.."

"Tidak mau!" balas Chaeyoung.

Ryujin menghela nafasnya, paham bila kakaknya pasti sekarang merasa ketakutan. "Ayo gak papa, kak Mina bakal sedih kalo Kakak gak mau ikut masuk. Ayolah." Ajak Ryujin menarik lengan kakaknya untuk segera ikut masuk.

Mina tersenyum lemah melihat suaminya akhirnya masuk ke dalam, tetapi senyum itu pudar begitu Chaeyoung mengangkat wajahnya. Pikiran Mina menerka apa yang telah terjadi, mengapa pipi suaminya lebam dengan begitu terlihat seperti itu.

"Chaeyoung, kamu kenapa!" Panik Mina mencoba meraih wajah suaminya, Chaeyoung meringis kecil saat jemari halus Mina membelai pipinya. "Kenapa ini?"

Semuanya diam dengan mulut tertutup rapat, tidak ingin Mina tahu apa yang terjadi.

So Bad - michaeng (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang