PLAAKKK....!!!Suara keras tersebut sempat mengalihkan beberapa perhatian orang yang sedang lalu lalang.
Tamparan cukup keras mendarat pada kulit pipinya, perih yang disebabkan tidak bisa dibandingkan dengan hatinya yang pedih. Rasa menyesal, bersalah, kecewa dan kacau bercampur jadi satu.
"KIM MYUNGSOO! " teriak sang ayah,
"...." menunduk bungkam, dirinya tak mampu mengangkat wajah.
"Appa tidak pernah mengajarkanmu menjadi orang yang buruk. Balapan liar? Apa kau pernah tahu saudaramu yang saat ini sedang berjuang didalam sana, mempunyai lemah jantung? Apa kau pernah bertanya bagaimana keadaannya? Apa kau pernah peduli? Kau... " Tidak mampu melanjutkan, Kim Dae Hyun terlampau kecewa dengan darah dagingnya, dirinya bukannya buta dengan semua kelakuan sang anak terhadap saudaranya, dan dirinya bukan tidak peduli dengan putra yang bukan dari darah dagingnya.
Kim Dae Hyun selama ini bersabar, mengamati dari belakang layar berharap suatu saat darah dagingnya tersebut berubah, namun kejadian malam ini membuktikan bahwa dirinya ternyata salah. Jika saja dirinya menjadi ayah yang cukup kompeten, jika saja dirinya meluangkan cukup waktu membagi kasih sayang bagi putranya, jika saja dirinya tidak membiarkan perlakuan semena-mena putranya, jika saja dirinya mencobs mencari jalan tengah bagi putra-putranya maka kejadian nahas malam ini mungkin bisa terelakkan. Frustasi, Kim Dae Hyun menghela nafas kasar, mengusap wajahnya, mendekat kearah pintu operasi yang sejak dua jam yang lalu belum terbuka. Putranya yang lain sedang berjuang didalam sana. 'maafkan Appa, Woohyun-ah' batinnya sedih.
Sedangkan Myungsoo diam tidak bergeming dengan kepala tertunduk.
Dirinya sudah mendapat penanganan begitu tiba dirumah sakit, luka-lukanys telah dibersihkan dan diobati, bersyukur tidak terjadi hal buruk pada bagian kepalanya, tidak ada luka serius yang mengharuskan dirinya dirawat, hanya perlu mengganti perban luka secara rutin hingga dirinya sembuh."Myungsoo-ya, Eomma tidak marah, hanya saja pernahkah sekali walau sekali kau perhitungkan usaha hyung mu dalam menyayangi mu, nak? Woohyun tidak bersalah, seharusnya semua kau lampiaskan pada Eomma, karena sudah berani masuk kedalam kehidupanmu. " tak dipungkiri nada sedih dan kecewa pada ucapan wanita dihadapannya.
"Eo..Eomma, aku benar-benar keterlaluan, aku bersalah, kumohon maafkan aku. " isaknya, tak ditahan air mata yang sejak tadi membasahi wajahnya.
Kim Young Mi menghela nafas, firasat buruknya sudah terjadi, putranya tengah berjuang didalam sana, entah bagaimana jadinya dirinya jika Woohyun memilih untuk menyerah.
Kim Dae Hyun menghampiri sang istri, memeluknya. Dirinya harus tetap kuat demi keluarganya.
"Young Mi-ah, Woohyun pasti bertahan, meski aku bukan ayah kandungnya, aku cukup tahu betapa keras kepalanya anak itu, aku yakin Woohyun bukan anak yang mudah menyerah, percaya padaku? "
Tidak ada jawaban, hati ibu mana yang tidak sedih melihat putranya berjuang diantara hidup dan mati.
Subuh menjelang, tidak ada yang bisa memejamkan mata beristirahat, ketiganya masih terus menunggu, sampai akhirnya pintu ruang operasi terbuka, menampilksn wajah lelah seorang dokter, disusul dengan beberapa perawat yang mendorong peralatan bekas operasi.
Myungsoo yang paling awal berdiri segera menghampiri sang dokter."Eui-sa nim, bagaimana keaadan hyung ku ?" mulai Myungsoo
"Wali dari Nam Woohyun-ssi? "
"kami semua anggota keluarganya dok. " jawab sang ayah.
Dokter dengan nametag Choi Joo Won tersebut menghela nafas lelah sebelum memulai penjelasan.