.
.
Sore menjelang malam, Taehyung hanya berdiri dibalkon seorang diri. Taehyung hanya sedang berpikir, katanya sepupu ayahnya akan datang dengan anak kecilnya yang baru berusia delapan tahun, namanya Jeong Jungkook. Anak itu jika Taehyung ingat-ingat, saat berusia tiga Tahun dia perna datang saat ulang tahun Taehyung. Anak kecil yang Taehyung sebut 'Anak Setan' merupakan anak kecil dengan gerakan tambahan paling banyak yang pernah Taehyung temui.
Sekeliling rumah sudah dia kelilingi seperti kuda liar, berlari dengan liur masih menetes di marmer rumahnya. Anak itu bukan autis, memang liurnya masih netes tapi tidak sebanyak anak lain seusianya. Wajarlah, kalau kata Taehyung.
Sepupu dari ayahnya itu bernama Jeong Hoseok, memang sih tidak heran kalau itu anak Paman Hoseok, karena memang paman Hoseok juga sama aktifnya.
Siapa yang bisa bermain tarik tambang dengan anak kompleks saat dirinya seorang pria dewasa berusia 38 tahun dan lawannya berusia dibawah sepuluh tahun? Paman Hoseok jawabannya.
Karena sibuk kerja, Hoseok sering menitipkan Jungkook pada Taehyung dan Namjoon, alhasil anak itu hampir mati kekenyangan karena mengonsumsi pisang terlalu banyak. Aduh, Jungkook ada-ada saja sih.
"Taehyungie." si empu nama berbalik. Memangnya siapa lagi yag punya nama seperti dirinya?
"Ya hyung?"
"Bisa tolong lihat kakakmu dulu? Hyung harus kerumah sakit. Tolong berikan dia segelas air ya nanti. Hyung duluan." Taehyung mengangguk saja lalu Seokjin segera pergi dari sana.
.
"Bos hyung, sudah baikkan?" Namjoon menoleh, matanya yang menatap buku pun ia tolehkan ke arah Taehyung.
"Sudah baik kok, curut." Taehyung memutar matanya malas.
"Hellow, tampan begini dikatai curut?" Namjoon mengangguk.
"Mau kukatai curut atau idiot?" Taehyung berdecih. "Curut sajalah." Ia berjalan ke dalam kamar Namjoon lalu duduk disofa diujung ruangan.
"Jungkook mau—"
"Jangan bilang dia mau datang." tutur Namjoon. Kan! Taehyung juga khawatir, hyungnya saja khawatir begini!
"Kenapa memangnya?" Namjoon memghela nafas.
"Jungkook itu jahil, dia tidak seperti anak pada umumnya." Taehyung tergelak penuh tawa. Perutnya sampai sakit.
"Terakhir kali datang, dia meniup hampir setengah box kondom yang dibawa Seokjin hyung untuk uji ketahanan." Taehyung ingin pingsan, astaga sebegitu parahnya kah anak itu?
"Serius? Astaga."
"Duarius, pokoknya jauhkan barang yang bisa dia jangkau." ujar Namjoon lalu kembali membuka bukunya. Taehyung terkekeh. Ia menatap Namjoon, ada rasa iba didalam hatinya untuk sang kakak.
"Hyung," Namjoon mendongak.
"Apa lagi, curut." jawab Namjoon. Taehyung menghela mafasnya sejenak.
"Maaf karena bahkan Tae tidak ada disini saat hyung sedang terpuruk. Tae sudah tau semuanya."sejenak Namjoon terdiam. Ia menatap Taehyung. "Santai saja." ujarnya pelan.
Taehyung mengangguk. "Tapi tidakkah hyung penasaran? Saat aku kumat kemarin, hyung yang menggendongku hingga kamar, tapi hyung tidak kumatkan?" Namjoon mengangguk.
Sejenak ia ingat betul apa yang terjadi, bagaimana dengan panik ia mengangkat anak itu, bahkan ia orang pertama yang mengurut tengkuk Taehyung.
Tapi... kenapa tidak kambuh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier [Kim Brothers]
FanfictionTaehyung itu anak bungsu yang sangat dicintai oleh kedua orang tuanya, Seokjin hyung dan Si cuek Namjoon hyung. Anak itu memiliki watak yang sangat sangat ceria, daging yang tidak bisa tenang barang semenit saja. Anak itu juga sering membuat Cueknya...