NATA || Delapan

26 2 8
                                    

Ini masih terlalu pagi untuk ayam berkokok. Masih terlalu pagi juga untuk manusia memulai aktivitas. Tapi tidak terlalu pagi bagi Velo yang sudah biasa bangun pagi untuk sekedar mempelajari pelajaran kimia kesukaannya. Saat ini pukul 04.00. Bahkan adzan subuh pun belum berkumandang. Velo bangun dari tempat tidurnya dan langsung menuju ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi, Velo pun membuka buku kimianya itu.

"Sekarang apa yang mau di ajarin sama bu Zaphyr ya?" Gumam Velo.
Velo pun membulak-balikan halaman buku guna mencari materi apa yang akan di sampaikan oleh Bu Zaphyr pagi ini.

Allahuakbar Allahuakbar

Terdengar kumandangan adzan subuh.

"Mending gue sholat dulu deh ah." Putus Velo yang pusing memikirkan materi apa yang akan di sampaikan Bu Zaphyr pagi ini. Velo pun mengambil wudhu dan langsung mengerjakan kewajibannya itu. Selesai sholat, Velo pun membereskan mukenanya dan kembali ke meja belajarnya.

Tring...Tring...Tring

Suara telepon yang berasal dari handphone Velo.

"Siapa sih yang nelpon subuh-subuh gini? Gue kan mau belajar!" Kesal Velo. Velo pun mengangkat telponnya.

"Ciao! Morning Velo," ujar seseorang dari telpon.

"Ciao? Ciao apaan dah? Mungkin selamat pagi dalam bahasa swiss." Batin Velo yang tak tahu apa arti dari 'Ciao' itu.

"Selamat pagi. Siapa?" Tanya Velo.

"Ini Clell Vel. Lagi sibuk gak?"

"Iya gue lagi sibuk dan gak bisa di ganggu, terima kasih!" Kesal Velo dan langsung mematikan telponnya sekaligus mematikan handphonenya agar tak ada yang mengganggunya. Velo pun mulai membuka bukunya lagi dan...

"Thalla!!!!! Thalla Velora!! Bangun! Abang ganteng pengen masuk!" Ujar seseorang dari luar. Ya kelakuan siapa lagi jika bukan Renno Veroqa sang perusuh di rumah keluarga Vhanderson.

"Astaga! Susah amat gue belajar!" Lagi-lagi Velo berujar dengan kesal. Velo pun beranjak dari duduknya dan berjalan dengan menghentakkan kakinya untuk membuka pintu yang di gedor oleh kakaknya yang ahlaknya sangat minus.

"Apa sih, kak ah! Gue lagi belajar!"

"Kakak mau temenin adek belajar!"

"Gak! Gak mau! Ntar, Thalla makin gak fokus!"

"Ayo lah dek, ya? Ya?" Paksa Vero sambil memasang puppy eyes. Velo pun masuk kembali ke kamarnya dan langsung duduk di kursi belajarnya. Vero? Dia ikut masuk dan langsung menuturkan dirinya di kasur Velo yang sudah sempat di beres kan oleh Velo tadi. Velo pun hanya mengalihkan matanya melihat tingkah laku kakak laki-lakinya yang benar-benar minus ahlak.

"Renno!" Panggil Aurora dari bawah.

"Iya ma, kenapa?" Jawab Vero.

"Sarapan cepet! Habis itu ke kampus sekalian anterin adiknya ke sekolah!"

"Aarrrgghh!! Gue mau belajar aja susah banget!" Geram Velo.

"Ntar kakak ajarin, kalo kakak ada waktu luang." Ujar Vero dengan senyum yang sangat-sangat menyebalkan.

"Serah!"

Velo pun membereskan barang-barang yang akan di bawa ke sekolahnya. Setelah siap ia langsung ke bawah dan ke meja makan untuk sarapan.

"Morning, Thalla." Sapa Vhanderson.

"Iya, morning juga Pah,"

"Kok pagi-pagi udah cemberut?"

"Tanya kak Renno."

"Kenapa sih Ren? Jangan di ganggu dong adiknya."

"Engga ganggu Pah, Renno cuma numpang rebahan di kasur adek. Adek aja yang merasa terganggu. Tapi Renno gak ngerasa ngeganggu tuh."

"Ckckck, pagi-pagi udah berantem aja. Pusing Mama," ucap Aurora sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya udah, Thalla berangkat duluan gak usah di anter sama kak Renno." Ucap Velo

"Kok gitu dek?" Tanya Vero

"Mau naik angkot aja!"

Velo pun lekas berpamitan dan langsung berjalan ke depan komplek untuk mencari angkot. Velo pun nyampai di depan komplek dan Velo celingak-celinguk mencari angkot. Saat sedang mencari angkot, tiba-tiba ada motor yang menghampirinya dan berhenti di samping ia berdiri. Velo pun melihat siapa pengendaranya dan pengendaranya adalah Nallar. Nallar tersenyum dan menyuruh Velo naik ke motornya hanya dengan lirikan matanya.

"Daripada telat, mending gue nebeng aja. Toh angkotnya juga gak dateng-dateng." Batin Velo.

Velo pun menaiki motor Nallar dan berpegangan pada pundak Nallar. Nallar mulai mengendarai motornya itu dan setelah 15 menit di perjalanan akhirnya mereka sampai di sekolah mereka. Velo turun dari motor Nallar dan memberikan helm nya kepada Nallar.

"Makasih." Ujar Velo dan langsung membalikkan badannya untuk berjalan tapi, tangan Velo di tahan oleh tangan kekar Nallar. Velo pun menatap mata Nallar seakan menanyakan 'Kenapa?'

"Bareng." Ujar Nallar.

Velo pun menghembuskan nafasnya dan menunggu Nallar. Setelah Nallar selesai merapikan seragamnya, Nallar pun menggandeng tangan Velo. Velo tidak menolak karna ia sudah tau jika Nallar adalah anak yang keras kepala. Saat sudah sampai di lapangan bola tiba-tiba Nallar menarik pinggang Velo dengan agresif. Velo yang kaget langsung menatap keadaan sekitar.

"Pelan-pelan, Hervin! Kena dia tamat riwayat hidup lo!" Ucap Nallar masih dengan tangannya yang berada di pinggang Velo. Ya, tadi ada bola sepak yang di tendang terlalu kencang oleh Hervin.

"Iya maaf Lar, tangan lo lepas! Itu Velo risih!"

Nallar melihat ke arah Velo dan bukannya melepaskan tangannya, Nallar malah makin mendekatkan Velo ke sebelah badannya.

"Dah, gue mau masuk dulu." Ujar Nallar dingin.

Nallar pun melanjutkan jalannya dengan Velo di sampingnya. Dan akhirnya sampai lah mereka berdua di kelas Velo.

"Udah lepas, gue mau masuk ke kelas." Ujar Velo dingin. Nallar mendekatkan wajahnya ke telinga Velo dan membisikkan,

"Kalo jalan lain kali hati-hati. Nanti istirahat gue kesini lagi." Ucap Nallar dengan nada yang tak kalah dingin.

"Ngapain?"

"Ngajak lo ke kantin."

"Serah! Ya udah gue mau masuk dulu."

"Iya, sana masuk. Belajar yang bener." Ucap Nallar sambil mengacak rambut Velo. Velo pun masuk ke kelas dan ia di sambut oleh tatapan tidak suka oleh teman-temannya.

"Dih caper!" Ucap salah satu temannya. Bukan teman sih, karna Velo hanya memiliki satu teman. Ya Rachel.

"Udah jangan di denger Vel, mereka iri aja sama kamu." Ucap Rachel yang menyamperi Velo dari belakang.

"Ya." Jawab Velo.
Velo pun berjalan ke arah mejanya dan mendudukan diri nya di bangku. Ia pun membuka kembali buku kimia yang tadi sempat ia buka di rumah. Lima menit kemudian, Bu Zaphyr masuk.

"Aarrrgghh!" Gak belajar kan gue!" Geram Velo.

TBC

•••
Hai guys!! Gimana kabarnya? Baik-baik aja? Alhamdulillah kalo baik-baik aja. Gue kembali nih setelah sekitar sebulan cerita ini hiatus. Tapi ini gue up karna ada waktu luang aja untuk lanjutin dan gue juga kasian sama yang nungguin cerita gue. Ada yang kangen ga sama cerita ini? Gue masih nge hiatus in cerita ini. Maaf banget ya. Gue masih fokus buat bikin antologi cerpen yang mau langsung di terbitin. Doain ya guys! Mau nanya nih gue, sejauh ini, menurut kalian gimana cerita NATA ini? Kalian paling suka sama siapa? Dan kalian dukung Velo sama Clell, atau Velo sama Nallar? Komen y!! Eh btw gue lupa! Minal aidzin walfaidzin. Mohon maap lahir dan batin. Walau agak telat tapi gapapa lah ya, wkwk. Ya udah segitu dulu. Jangan lupa Vote, komen and share!! Bye!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NATA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang