25. Yang Terbaik

5.8K 706 141
                                    

Acara ulang tahun Alexandra berlangsung meriah. Jennie dan Taeyong merencanakannya dengan tidak tanggung-tanggung.

Lobi hotel yang disulap menjadi taman bermain berkonsep kerajaan sukses membuat anak-anak betah sampai tidak mau pulang.

Jangan tanyakan soal makanan. Mulai dari yang manis, asin, asam, hingga rasa yang tidak pernah terbayangkan semuanya ada.

Meski pun demikian, sepulang dari acara pesta ulang tahun Alexandra, Jaehyun masih mengajak Chaeyoung untuk makan sushi di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Gangnam.

Memang, selama acara tadi Jaehyun sama sekali tidak makan apapun.

Katanya tidak selera.

Jadi, di sinilah mereka sekarang. Di sebuah restoran sushi yang katanya menjadi langganan Jaehyun sejak jaman kuliah dulu.

"Kamu mau nambah lagi, nggak?" Jaehyun bertanya kepada Chaeyoung sembari mengambil piring kecil—berisi dua sushi tuna—yang lewat di hadapannya.

"Rion mau!" Bukannya Chaeyoung yang menjawab, malah Rion.

Bocah itu mengangkat tinggi-tinggi tangan kanannya seperti murid yang ingin menjawab soal dari guru.

"Nih, Papa kasih." Jaehyun menyumpit satu sushi yang tadi diambilnya ke piring Rion.

Karena restoran ini tidak menyediakan sumpit untuk anak kecil jadi, Rion mengambil gulungan nasi dan potongan ikan tuna mentah itu ke dalam mulut dengan tangan.

"Enak nggak?"

Rion mengangguk dengan pipi yang menggembung.

"Hari ini Rion makan banyak banget. Lihat, nih, perutnya sampai buncit." Chaeyoung mengelus perut Rion yang hanya terlapisi kaos berwarna putih dengan gambar topeng iron man.

Kemeja, suspender, dan dasi kupu-kupu yang semula ia kenakan sudah ditanggalkan sesaat setelah acara ulang tahun Alexandra selesai.

"Nggak apa-apa, biar sehat ya Rion. Makan yang banyak," ucap Jaehyun sambil menyuap sushinya. "Mau lagi nggak? Itu piring yang jalan di deket Rion isinya sushi bayi gurita."

"Yang itu, Pa" Rion menunjuk piring yang dimaksud.

"Iya, kalau Rion mau ambil aja."

"Mauuuu!"

"Udah, jangan nambah lagi." Chaeyoung menahan tangan Rion yang sudah siap-siap mengambil piring yang diincarnya saat lewat. "Nanti Rion kekenyangan. Kalau kekenyangan nanti Rion muntah. Kalau Rion muntah artiya Rion sakit. Dan kalau Rion sakit nanti yang susah itu Mama."

"Tapi Rion mau, Ma."

"Udah ya. Mama tahu Rion cuma penasaran. Bukannya lapar."

Wajah Rion seketika tertekuk.

"Papa, Rion mau itu." Rion menoleh ke arah Jaehyun untuk meminta pembelaan.

Tapi, jangankan Rion, Jaehyun saja tidak berani membantah omongan Chaeyoung kalau itu sudah menyangkut kebaikan Rion.

Percaya tidak percaya, omongan Chaeyoung pada akhirnya akan terbukti benar.

"Kalau Mama bilang nggak boleh, berarti nggak boleh. Ingat, Mama is the boss."

Rion ngambek dan langsung menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya yang ada di atas meja.

Tidak lama kemudian, suara isakan tangis mulai terdengar.

Sorot mata Chaeyoung dan Jaehyun bertemu. Mereka secara tidak langsung sedang saling lempar tanggung jawab untuk meredakan emosi Rion.

Kalau diartikan, pandangan Chaeyoung seakan-akan berucap.

My Valentines ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang