3

149 18 18
                                    

Tangerang Balaraja, 04 Juli 2021

Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an

____

Karena kejadian kemarin aku pergi begitu saja saat ingin di interview, sahabatku yang paling bawel ini tak henti-hentinya memarahiku. Dia tidak tahu apa kalau CEO itu mesum?! Ah menyebalkan.

Aku tidak tahu ini bercerita atau meng-ghibah, intinya aku sangat butuh masukan dari orang lain dan mau tidak mau aku harus menceritakan semuanya pada Maira agar dia berhenti mengomeliku.

Kalau ini ghibah maafkan aku ya Allah,....

Satu menit,....

Sepuluh menit,....

Dua puluh menit,....

"Jadi gitu ceritanya, menurut kamu gimana?" tanyaku saat sudah selesai bercerita.

"Haduh astagfirullah, ya Allah Zhifaaaa," teriak Maira merasa frustasi setelah mendengar ceritaku.

"Apaansih? Kenapasih?" tanyaku masih tidak mengerti.

"Bisa nggak pikiran kamu itu positif dikit? Emang kamu nggak bisa mikir kalo mereka itu suami istri? Hah?!" katanya semakin frustasi.

Bagai terkena tombak, hatiku ngilu mendengar itu. Astagfirullah, yang dikatakan Maira ada benarnya juga. Gimana kalau mereka memang suami istri? Aduh Zhifa kenapa kamu bolot banget sih jadi cewek!

"Aaaa terus gimana dong?" rengekku merasa sangat amat menyesal.

"Ya kamu aneh-aneh aja Zhifa astagfirullah, yang kamu lakuin itu udah fatal banget!" katanya menggebu-gebu.

"Terus gimana dong? Bantu aku please Ra," mohonku padanya.

"Kalo urusannya kayak gini kamu ngerepotin aku Fa," responnya, dan aku langsung menunjukkan senyumku paling manis untuknya.

"Iya oke, kamu yang sabar dulu nanti sampai rumah aku tanyain abi rekan bisnisnya udah dapet sekretaris baru atau belum." Jawaban Maira sedikit membuatku tenang, setidaknya ada kesempatan buatku bekerja, biarlah kesannya aku tidak tahu malu yang terpenting aku bisa bekerja dan membiayai rumah sakit nenek.

***

Keesokan harinya Maira mengabariku kalau perusahaan itu sudah mendapatkan sekretaris baru. Aku kecewa, sungguh. Lebih tepatnya kecewa pada diriku sendiri. Aku menyesal telah melakukan itu, sangat amat menyesal. Terus aku harus bagaimana sekarang? Mencari pekerjaan di zaman sekarang tidak mudah. Aku memang bodoh, menyia-nyiakan kesempatan emas.

Aku butuh uang sekarang. Keadaan nenek semakin hari semakin memburuk, obat itu harus aku beli secepatnya sebelum lambung nenek semakin memburuk bahkan ini pun sudah memburuk karena obat peredanya belum aku beli.

Barusan aku melihat uang di ATM hanya tersisa tiga ratus ribu. Aku tidak tahu itu cukup atau tidak untuk makan seminggu ke depan. Belum lagi kalau Farhan memalakku, ah aku pusing ya Allah.

Baru saja aku memikirkan pria itu, tiba-tiba raganya ada di depanku sambil memasang wajah preman.

"Minta duit," katanya dengan tidak tahu diri.

What's Wrong My Boss? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang