08. Rion Mati

47 6 1
                                    

Bagian 8

Virga menuruni tangga sesegera mungkin dengan memegang kunci motor kesayangannya.

"Mau kemana lagi malam-malam? Di luar hujan!" Sahut ayah Virga menghentikannya.

Virga menoleh dan menatap sang ayah dengan raut yang sedikit pucat. Ia sudah hapal betul bagaimana ayahnya akan marah saat tahu bahwa dia mengurus urusan yang tidak penting.

"Anu- ayah..."
"Hal tidak penting apalagi yang harus kau ikut campuri?" Tanyanya dengan tatapan selidik

Virga ketakutan dan badannya terasa gugup melihat sang ayah mengeluarkan ekspresi andalannya.

"Ayah, ini adalah tugas dari kampus." Jawabnya dengan menahan rasa takut.

"Tugas apalagi yang lebih penting daripada misi yang ayah berikan padamu, ha?! Kau mampu menyelesaikan seribu tugas yang diberikan orang lain, tapi kau, sama sekali belum menyelesaikan tugas dari ayah, padahal ini tugas ini sudah ayah berikan sejak bertahun-tahun lalu"

Virga menunduk dan tak berani menatap sang ayah.
"Maaf, tapi Virga tidak melupakan tugas dari ayah. Virga akan cari dimana salah satu peti emas kita."

Ayah Virga mendekatinya dengan tatapan tajam. Ayahnya juga mengulurkan tangannya seraya menatapnya serius.
"Mana hasilnya?"

Virga mendongakkan kepalanya dan menelan salivanya berkali-kali.
"Virga akan.."

Belum sempat Virga menyelesaikan ucapannya, ayahnya langsung mencengkeram kuat kerah jaketnya.

"Ayah tidak butuh janji dan ucapan dustamu itu. Ayah butuh bukti! Jika kau sayang pada ayahmu ini, maka temukan peti itu secepat mungkin. Ayah tidak mau tahu bagaimana caranya. Karena apa yang dimiliki keluarga kita, akan selamanya seperti itu."

Virga mengangguk mengiyakan ucapan ayahnya dengan rasa gugup yang tersisa.

"Tugas apa yang diberikan dosen untukmu?" Tanya ayahnya yang mulai melembut.

Virga mengatur rasa gugupnya untuk berbicara normal pada ayahnya yang sudah mulai mereda.

"Akhir-akhir ini, setelah penerimaan mahasiswa baru, terjadi pembunuhan. Dan belum lama ini, teman sekelas Virga, namanya Ferdi, dibunuh secara sadis dan misterius. Polisi belum juga menemukan bukti tentang pelakunya, tapi hari ini, teman suruhan Virga berhasil menemukan hal yang mencurigakan. Virga harus segera kesana untuk mengambil bukti itu ayah" jelasnya

Nampaknya, ayahnya mengerti akan tugas yang sedamg Virga jalani. Ayahnya pun menyentuh pundak Virga dengan tersenyum.

"Lakukan tugasmu itu dengan baik, dan jangan kecewakan dosen serta ayahmu ini. Kau adalah putra Malik, raja bisnis, jangan membuat malu."

Virga membalas senyuman ayahnya dan memeluknya sekilas.
"Terimakasih, ayah."

Adhera yang datang ke kediaman Virga secara diam-diam, setelah meminta alamatnya pada Axy. Mata Adhera seketika membulat dengan sempurna, dan beberapa barang terjatuh dari genggamannya saat ia mendengar tentang bukti pembunuhan Ferdi.

'Virga menemukan bukti pelaku pembunuhan Ferdi?'

Keringat dingin pun mengucur dari keningnya, menandakan bahwa dia sangat ketakutan. Padahal, niat awal Adhera datang kesana untuk menyelinap ke dalam kamar Virga dan meletakkan surat yang ia tulis secara langsung di kamar Virga. Semua rencananya seketika gagal saat dia mendengar dan melihat sendiri, Virga akan pergi untuk mengambil sebuah bukti.

"Tidak, Virga tidak boleh mendapatkan bukti apapun. Kasus ini sudah sangat lama, kenapa Virga tetap saja menyelidiki nya. Ya Tuhan, bagaimana ini, aku belum siap untuk dibenci oleh Virga. Tolonglah aku, kan ini juga bukan keinginan ku" gumamnya seorang diri.

Terlarang: Cinta Sedarah - KTH✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang