Muza Yana
Hai," sapa Seokjin dengan ramah setelah kubukakan pintu. Aku melihat Seokjin langsung di depan mata. Ia benar-benar memiliki standar ketampanan pria Korea yang tak perlu kusebutkan lagi. Wajah tampannya juga menunjukkan bahwasanya ia adalah pria asli Korea. Pantas saja ia disebut sebagai visual di BTS. Pria inilah yang mewakili ketampanan seluruh anggota BTS.
Seokjin datang lebih awal dari member BTS lainnya. Ia datang dengan penampilan seolah bukan superstar, lebih tepatnya ia berpenampilan seperti pria muda pada umumnya. Ia hanya mengenakan celana cargo berwarna abu-abu dan sweater berwarna cokelat yang warnanya sedikit lusuh. Tadi, ketika aku membuka pintu aku langsung terdiam dan melongo karenanya. BTS memang kumpulan pria tampan, salah satunya Seokjin. Ia berhasil membuatku membeku seketika.
"Aduh!" rintihku. Ternyata V menjitak kepalaku pelan. Ia sepertinya tak suka melihatku telalu lama melongo memandangi Seokjin, ia menyadarkanku. Aku merintih menggosok kepalaku, rasanya sedikit sakit. Namun, yang paling sakit adalah hatiku, sedang memandangi Seokjin, V justru mengganggu.
"Anyeong, Hyung." sapa V. Setelahnya mereka bercakap-cakap dengan bahasa Korea.
Aku kembali ke dapur setelah V menyambut Seokjin. Aku mencoba mencuci daging sembari menunggu bumbu yang dibawakan Seokjin. Begitu kata V, Seokjin akan membawakan bumbu langsung dari Indonesia. Jika memang bumbu yang diinginkan tak ada, daging ini akan kumasak menjadi dendeng. Kurasa mereka juga akan menyukainya.
Sepertinya Seokjin memang benar-benar berniat memasak. Ia membawakan sekantong bahan makanan yang berisi bumbu rendang, santan, dan beberapa sayuran. Jika bersuamikan Seokjin rasanya tak perlu repot-repot masak, sebab ia yang akan memasak.
Seokjin tidak terlalu mahir berbahasa Inggris, ia hanya bercakap-cakap seadanya denganku. Namun, ia bisa menyebutkan peralatan memasak dengan bahasa Inggris seperti frying pan, spatula, spoon, plate, bowl, dan lain sebagainya. Ia juga hafal bahasa Inggris dari bumbu-bumbu dan sayuran. Ia memang menyukai memasak. Aku bisa membuktikan fakta-fakta di internet kalau dirinya memang suka memasak.
Setelah mencuci daging, aku melanjutkan langkah-langkah memasak rendang, tentu saja dibantu Seokjin dan V. V membantu menerjemahkan perkataanku untuk Seokjin dan sebaliknya.
Seokjin sibuk aku juga sibuk. Pergerakan kami cukup cepat hingga tak sengaja spatula jatuh oleh Seokjin. Aku berjongkok disusul Seokjin yang juga berjongkok. Tangan kami sama-sama menyentuh spatula. Mata kami juga saling tatap. Seokjin juga tampan, begitu jerit hatiku. Ketampanan sepertinya bukan hanya milik V, Seokjin juga memiliki ketampanan dengan ciri tersendiri.
Kami sama-sama berdiri pelan dengan mata saling tatap. Jelas saja aku tak bisa berkedip di saat seperti ini. Seokjin tidak bisa diremehkan, selain tampan, ia memiliki kelebihan yaitu bisa memasak. Jika ia mulai memasak ia terlihat sangat seksi.
"Ekhem." V berdeham setelah menutup buku dengan suara yang cukup keras. V sangat menggangu dan merusak momen. "Masakan kalian bisa hangus jika kalian saling bertatapan seperti itu!" sambungnya dengan wajah yang menyebalkan.
Aku tersadar dan menunduk. "Maaf V, maaf Seokjin-ssi." Aku memanggilnya Seokjin-ssi. Sebab aku segan memanggilnya Oppa. Aku ini pelayan rumah, rasanya tak cocok memanggilnya Oppa.
Setelah kami berdiri, aku mengambil spatula yang terletak diatas panci, ternyata Seokjin juga melakukan hal yang sama. Kami berdua kembali tak sengaja saling memegang tangan saat hendak mengaduk rendang. Mataku kembali menatap mata Seokjin. Aku menelan saliva. Ternyata benar, lelaki bisa memasak memang terlihat sangat seksi.
Tiba-tiba V mencolek lenganku. Aku menoleh padanya ia justru memintaku untuk menyingkir dengan wajahnya yang ia palingkan ke arah lain. Aku menuruti isyarat yang diberikan V. Namun, aku terlanjur malu. V selalu memergokiku mencuri-curi pandang pada Seokjin.
Aku mengikuti perintah V. Aku mencoba mencari kesibukan dengan mengelap meja dan menata piring. Sementara V, ia mengaduk-aduk rendang seperti instruksiku yaitu sampai kering, tetapi tidak gosong.
Beberapa jam kemudian, BTS datang bersama-sama bersama Jigoong dan beberapa asisten dari mereka. Mereka saling mengobrol dan tertawa hingga suasana menjadi berisik. Jimin datang dan mulai menggoda V dan sesekali melihatku. V memintaku menyambut mereka dengan menunduk dan menyapa mereka. Setelahnya mereka kembali saling ejek, aku tak tahu mereka berbicara apa. Mereka bercakap-cakap dengan bahasa Korea.
***
Kim Taehyung (V)Teman-temanku datang. Mereka memang suka mencari masalah. Baru sampai, mereka langsung mengejekku dan berbisik-bisik membicarakan Muza Yana. Mereka melihat Muza Yana lalu tertawa dan saling berbisik. Kurasa tidak ada yang aneh dari Yana. Aku tadi memintanya berpakaian lebih panjang dan sopan karena aku tak ingin teman-temanku saling berdeham dan canggung seperti saat pertama kali bertemu Yana.
Kurasa Yana tak mengerti pembicaraan kami. Ia tetap menjalankan pekerjaannya. Sementara kami mencicipi masakan Indonesia sambil mengobrol di meja makan.
"Aku dan gadis Indonesia itu yang memasaknya, enak bukan?" Seokjin membanggakan dirinya. Ia merasa bisa memasak makanan luar negeri dan rasanya memang enak.
"Benar, enak, Hyung," jawab Namjoon.
"Kurasa, makin hari kau menyukainya Taehyung-ah," komentar Suga.
"Dia cantik, dia juga memiliki bokong yang indah," timpal Jungkook.
"Kau selalu saja mengomentari bokong wanita!" semprot Jimin.
"Konon katanya, wanita yang punya bokong indah akan melahirkan anak yang banyak, V Hyung sepertinya ingin punya anak yang banyak," sambung Jungkook.
"Sudah-sudah, nikmati saja makanannya. Jangan mengomentari bokongnya," tukasku. Mata mereka memang selalu tertuju pada Yana. Aku sadar gadis itu memiliki bokong yang besar. Maksudku sesuai dengan ukuran tubuhnya.
Muza Yana datang membawakan makanan penutup dan menghidangkannya di atas meja makan. Mereka tetap membicarakan Yana karena mereka merasa Yana tak mengerti dengan apa yang kami bicarakan.
"Dia tak ingin kekasihnya kita bicarakan," komentar J-Hope.
"Dia bukan kekasihku, Hyung."
"Sekarang memang bukan, tapi belum tahu ke depannya," ujar J-Hope.
"Kurasa kau menyukai gadis itu Taehyung-ah. Sejak ia jadi asistenmu kau menjadi ingin cepat-cepat pulang. Biasanya kau paling lambat datang dan paling lambat pulang. Tetapi, tak apa, itu kemajuan untukmu. Kau menjadi cepat datang dan cepat pulang." Mendengar kata-kata Namjoon semua tertawa. Kecuali aku, hanya garuk-garuk kepala dan cemberut.
"Benar, aku juga yakin Taehyung-ah menyukainya. Sebab, tadi kami memasak Taehyung-ah sepertinya cemburu dan mengusir gadis itu. Akhirnya, aku sendiri yang memasak rendang ini. Untung gadis itu sempat mengajariku." Seokjin bercerita diiringi derai tawa yang lainnya.
"Sudah, lebih baik cepat-cepat kau resmikan hubungan kalian. Sebelum Jigoong yang mendahuluimu, Teehyung-ah," saran Suga.
"Mengapa aku dibawa-bawa, Hyung?" Jigoong angkat bicara. Ketika namanya disebut, ia menghentikan mengunyah makanan.
"Hahaha." Kami menanggapi kilah Jigoong dengan tawa. Jigoong sepertinya tak tahu arah pembicaraan kami. Ia terlalu menikmati makanan Indonesia ini hingga ia tak tahu kalau dirinya kami sebut-sebut. Ia hanya melongo tidak mengerti sambil menggaruk kepalanya.
Votenya teman-teman. Terima kasih sudah mampir moga rezekimu lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boss IS V BTS
FanficV menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Aku sudah pasti menganga, rabutnya basah dan terlihat makin menggemaskan. Ia memakai kaos oblong tipis dengan tulisan Celine dan celana hitam parasut sepanjang lututnya. Tak berdandan pun ia justru te...