Selamat datang kembali!
04. Club?
;
Jam kelas kosong, kelas sangat ramai dari beberapa saat yang lalu. Sudah menyaingi pasar rasanya, Jake hanya membaca buku fisikanya bersama Heeseung, setelah itu mendengarkan lagu seperti biasa. Sedangkan Sunghoon tidak tau kemana, dan Jay sedang kencan pagi seperti biasa.Ya, semua siswa yang berpacaran memiliki waktu luang yang baik saat jam kosong. Seperti sudah menjadi kegiatan tambahan.
"Malam ini guebada acara sama yang lain." Ucap Jay terdengar dari belakang, mulai jengah dengan sikap pacarnya.
"Akhir - akhir ini kamu lupa sama aku, Jay. Aku pacar kamu loh. Sebenarnya kalau kamu udah bosan kita bisa putus kok, aku bakal relain kamu." Ancam cewek itu yang mulai kesal juga, oh bukan mengancam lebih tepatnya membuat drama.
"Gue mau kalau soal itu sih, tapi gimana sama lo? Ancaman lo itu bukan buat gue tapi untuk lo sendiri." Jay tersenyum miring dengan melempar tatapan tajam pada pacarnya, "Denger, kita udah putus dulu. Tapi lo terus ngejar gue kan? Gue udah baik loh nerima lo lagi cuma karena lo mau populer juga dengan jadi pacar gue." Tambahnya, membuat gadis bernama Zoa itu terkejut beberapa kali. Terdengar biasa kalimat itu, namun berhasil membuat hatinya mencelos begitu saja.
Sebenarnya, selain ingin menjadi populer Zoa juga sudah terlanjur menyukai Jay. Hubungan mereka sudah berjalan hampir 8 bulan, dengan Jay yang hanya menerima Zoa tanpa alasan. Masalahnya, dulu gadis itu selalu mengejar dan mengikuti Jay.
Apalagi nekat meneror nomor ponselnya.
Jadi, Jay tak ambil pusing menerima Zoa ketika gadis itu tiba-tiba mengatakan perasaannya, didepan banyak orang.
"Bayangin, lo nggak populer dan nggak punya temen lagi. Gue nggak akan tolong nasib lo lain kali," Ucap Jay tenang sambil menyulut rokoknya, "Ck ck ck, gue tawarin satu hal, ikut sama gue malam ini. Kita bakal main ke tempat yang bagus."
Lagi-lagi tawaran seperti itu, dan juga yang diucapkan Jay ada benarnya meskipun sedikit membuat Zoa tidak suka, dia merampas rokok Jay lalu mendengus pelan, "Ya ya ya, aku akan ikut sama kamu. Tapi, jemput aku, oke?."
Jay hanya berdeham sebagai jawaban, menatap punggung kecil Zoa yang mulai pergi dari kelas.
"Hah, masih aja sama tuh cewek. Cari yang baru dong di club nanti," Ucap Heeseung, kembali menggoda Jay. Terkadang laki-laki bernama Jay itu terlihat menyedihkan dipikiran Heeseung.
"Dasar Heeseung gila," Teriak Jay lalu membuang putung rokoknya keluar jendela kelas.
"Dia kasih saran baik baik, dan gue rasa dia emang manfaatin lo doang, aneh banget lo nggak putusin si Zoa yang cuma numpang nama." Sunghoon memasuki kelas bersamaan dengan bel masuk.
Bel pulang berbunyi, semua siswa bergegas keluar kelas dan segera pulang. Seperti biasa, Jake menunggu Ni-ki keluar dari kelas karena mereka pulang dengan bus yang sama. Saat melewati gerbang, Sunghoon dan teman-temannya menghalangi jalan mereka berdua.
Sunghoon menatap adik tirinya malas lalu beralih menatap Jake, "Jake! Mau ikut kita ke club? Heeseung ngadain pesta disana."
Jake tidak suka club, tidak suka keramaian apalagi musik yang terdengar keras, "Kalian juga ajak Ni-ki?."
Jay menghela, frustasi rasanya jika mendengar nama adik kelasnya itu, "Ck, ya nggak lah. Dia payah kalau soal minum."
"Ni-ki, lo nggak mau ikut?" Tanya Jake.
Ni-ki menggeleng cepat lalu pergi meninggalkan Jake dengan teman sekelasnya, mengingat pertama kali dia ikut Sunghoon, mana tau ditipu dengan diberi minuman banyak. Itu pertama dan terakhir kalinya dia minum.
"Kenapa Jake? Lo nggak ikut juga?" Tanya Sunghoon sambil menahan Jake yang hendak pergi juga.
"Akan gue pikirin, nanti gue telfon lagi." Jawab Jake, dia sedikit menjauh kemudian segera pergi menyusul Ni-ki yang mulai memasuki bus.
"Hey, Ni-ki. Lo beneran nggak ikut? Kenapa?"
"Nggak usah ikut mereka, Jake. Mereka bahaya."
;
Hari ini Jake dirumah sendirian, Taehyung masih ada urusan dengan kliennya. Setelah membuat susu hangat, dia segera pergi ke kamar untuk mengerjakan latihan soal seleksi penerimaan siswa untuk mengikuti olimpiade.
Dia akan bosan jika terus menerus menonton TV, bermain ponsel atau mendengarkan lagu.
Selang beberapa waktu, ponselnya bergetar. Panggilan masuk dari Sunghoon.
"Ya, Sunghoon?"
"Ikut nggak? Kalau ikut akan gue jemput."
"Ya, gue ikut. Jemput di halte nomor tiga." Jake memutuskan panggilan, pergi bersiap setelah itu menghabiskan susu hangatnya.
Memakai kaos hitam biasa lalu mengambil jaket kulit berwarna hitam, mencari nomor sang papah dan segera mengirimkan pesan kalau dia akan pergi sebentar.
Sesampainya di club, suara musik begitu menggelegar, membuat telinga Jake sedikit terganggu.
"Wah lihat, jenius ini mau ikut pesta juga ternyata. Gue kira bener polos!"
Baru datang sudah disambut oleh Jay dengan keadaan mabuk, apalagi masih memakai seragam sekolahnya.
"Lo terlalu ... banyak minum Jay!"
"Heh, kenapa? Lo mau? Lihat, lihat banyak botol bagus disini. Lo pilih yang mana, hah? Atau pilih cewek cantik disana?" Ucapan Jay ngelantur, sepertinya dia benar tidak waras. Jake sedikit terkejut begitu Jay merangkul pundaknya, Jay sangat berat! Bisa-bisanya bersender sambil merangkul pundaknya.
Jake tau kalau Jay masih setengah sadar, namun mungkin sudah gila karena melihat banyak gadis di club itu.
"Aduh, maaf maaf." Ujar gadis yang tak sengaja menabrak Jay barusan, "Eh, lo Jay bukan?" Tanyanya memandangi wajah Jay.
"Ya, ya, Jay Park." Sahut Jay pelan, gadis itu membantu membawa Jay ke sofa agar tidak menyusahkan Jake.
"Gue Minjeong. Kalian sekolah di Seoul Highschool kan?" Minjeong memandangi teman-teman Jay bergantian.
"Lo sekolah disana?" Tanya Sunghoon lalu mengambil satu batang rokok dari sakunya.
"Ah, nggak. Gue berhenti sekolah dari bulan yang lalu. Gue kerja disini buat cari uang."
"Kerja apa? Jadi cewek simpa—
Minjeong membulatkan mata mendengar pertanyaan Jay, dia memukul kepala Jay kuat-kuat hingga laki-laki itu meringis kesakitan, "Bodoh! Ya nggak lah, najis! tepatnya jadi pelayan disini."
"Gue nggak tau kalau lo kerja di club ayah gue." Sahut Heeseung sambil menaruh satu botol wine dimeja.
"Mungkin karena gue masih baru." Jawab Minjeong dengan memberi senyuman sedikit canggung.
"Hey, mau jadi pacar gue nggak?" Ucapan Jay berhasil membuat semuanya diam, mematung. Memandangi laki-laki yang sedang mabuk itu.
Jay tidak tau malu menurut Heeseung.
"Hah?" Minjeong terperangah, tidak tau harus bilang apa. Masalahnya, apa Jay serius? Dia kan sedang mabuk, "Gu—gue mau ke toilet dulu."
Minjeong mencuci tangannya lalu membasuh muka, menatap dirinya dicermin. Jantungnya masih berdegup kencang karena ulah Jay. Dia menutup mata, mulai mengatur nafas perlahan.
"Ingin terima tawaran gue?"
Suara itu mengagetkan Minjeong, dia membuka matanya dan menatap sosok itu dari cermin. Yang baru saja dia temui. "Lo?."
!! : Cerita ini tidak mengandung ship apapun ya, tapi aku cuma mau memudahkan kalian untuk bagian visualisasi perempuan. Terimakasih^^
Tbc
Connect; 040721
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔
FanfictionSeorang anak laki-laki yang menjadi siswa baru disekolah elit Seoul, menjadi perbincangan banyak siswa lainnya. Berniat untuk melakukan hal bagi beberapa siswa, hal yang tidak terduga pun terjadi dan berkahir dalam pesta yang menakjubkan. "Ingin me...