05

1.2K 272 21
                                    

Selamat datang kembali!

05. Murid baru?

;

"Jay! Jay, kamu nggak jemput aku kemarin malam. Aku bingung tau jadi pergi atau nggak, kenapa sekarang kamu yang marah?" Zoa mengikuti pacarnya sedari tadi mereka bertengkar hebat di kantin. Dengan Jay yang mulai beranjak pergi karena merasa tidak pantas menjadi pusat perhatian.

Jujur saja, dia sudah sangat muak dengan sikap Zoa yang terlalu membesarkan masalah kecil. Apalagi dengan sifatnya yang kekanakan.

"Lepas! Lepas, Zoa!" Jay meninggikan suara, membentak Zoa yang menggandeng tangannya lebih erat.

"Jangan marah dulu!" Gadis itu mulai cemberut, memasang wajah manja sambil menyenderkan kepalanya di pundak Jay.

Jay menghembuskan nafas kasar, "Iya! Sekarang, lepas!" Dia menatap Zoa bosan, "Lo balik ke kelas aja sekarang, kita bisa bicara nanti." Suruhnya.

Gadis itu menggeleng cepat, "Kita ke kantin, ya? Ya?."

Jay berpikir bahwa pacarnya tidak tau malu, setelah apa yang dia lakukan di kantin tadi sekarang malah mengajaknya pergi kesana lagi.

Ya ampun, Jay tidak tahan, sungguh. Tapi anehnya, dia sendiri tidak  memutuskan hubungan mereka. Malah pergi mencari gadis lain.

"Aduh!" Tak sengaja mundur beberapa langkah, Jay menabrak seseorang dibelakangnya. Dia sontak menoleh, mengamati gadis itu.

"Lo? Minjeong? lo disini sekolah lagi?" Tanyanya.

"Astaga, Jay! Ya iyalah buat sekolah, nggak lihat seragamnya nih? Harus banget ya bertengkar di tengah jalan?" Minjeong, gadis yang dia temui semalam di sebuah club tetlihat kesal sekarang.

"Kalau tau ada yang bertengkar kenapa nggak nyari jalan lain?" Tanya Jay lagi sambil melipat tangannya di depan dada.

"Ck, terserah lo bilang apa. Bisa antar gue ke ruang Kepala Sekolah? Mau, ya?" Minjeong memohon dengan wajah memelas.

"Jangan ganjen sama pacar orang!" Sahut Zoa dengan ketusnya, tidak lupa melotot ke arah Minjeong.

"Oh, sorry! By the way, Jay. Gue terima tawaran— oh, yang lo maksud tadi malam." Ucapnya lalu pergi dengan senyuman lebar.

Zoa tidak suka melihat ada orang lain yang sok akrab dengan pacarnya, seperti sikap Minjeong tadi. Dia langsung tak suka kehadiran gadis itu disekolah ini, "Maksud apa yang dia omongin? Jay, jawab!"

"Sialan,  gue nggak tau. Lo diam dan kembali ke kelas, atau ucapan gue bisa jadi akhir lo disini," Sahut Jay, Zoa ingin mengatakan sesuatu lagi tapi pacarnya sudah pergi lebih dulu.

Zoa memutar bola matanya malas, merutuki gadis yang bernama Minjeong itu sepanjang jalan ke kelasnya.

;

Minjeong melihat beberapa ruangan, dia melewati itu semua. Tidak ada ruangan yang tertuliskan milik Kepala Sekolah. Di sekolah besar seperti ini bagaimana harus mencari ruangan itu sendirian, dia sudah lupa jalannya apalagi harus mencari ruangan Kepala Sekolah.

Dari kejauhan dia melihat salah satu siswa yang dia kenal, laki-laki yang sedang sibuk membawa beberapa buku tebal dan berkacamata. "Hey, Jake!!" Panggilnya.

Jake menoleh, melihat Minjeong berlari kearahnya, "Iya? Perlu bantuan?"

"Beda banget sih." Sahut Minjeong membuat Jake mengernyit, "Bisa antar gue ke ruangan Kepala Sekolah?"

"Nggak. Gue dipanggil guru ke perpustakaan." Jake melihat seseorang yang berjalan mendekati mereka, "Jay bisa antar lo." Ucapnya kemudian pergi tanpa mengucap sepatah kata lagi.

❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang