i

788 118 22
                                    

###





"Jongseong nanti malam live music lagi kan?"

Yang disebut namanya menoleh, menghentikan aktivitasnya dari membersihkan gelas yang ada di tangannya dan mengangguk.

"Iya. Ini hari selasa."

"Oke. Jangan lupa diberesin ya, shift kamu habis ini selesai kan?"

Kembali mengangguk, Jongseong melanjutkan aktivitas yang tadi ia tunda setelah yang menanyainya pergi.

Rutinitasnya setiap hari memang seperti ini. Menjadi pelayan dari pagi hingga sorenya, berlanjut di hari selasa dan weekend malam dia akan tampil di kafe bar tempat ia bekerja.

Malam hari selasa itu pun begitu. Setelah kembali dari apartemen kecilnya dan mempersiapkan apapun yang perlu, ia kembali.

Jongseong bermain gitar sedari kecil; ayahnya selalu memainkannya dan itu diturunkan padanya. Tapi jika kalian tanya apakah ia senang ketika memainkannya, jawabannya adalah;


Tidak.


Terlalu banyak luka yang ia dapat dari ayahnya. Hal menyenangkan yang tersisa hanyalah gitar, itupun saat ini sudah terasa hambar untuknya.

Jadi ia hanya memainkannya karena ia mahir, bukan karena benar-benar ingin.




🎵trying to hide emotions,
your pride won't let it show
and find myself wanting you more
you're so afraid of falling,
back to where we started
can't deny what we were before




"Boleh duduk disini?"

Itu hanya waktu istirahat sesi pertamanya dan selalu saja seperti ini. Didekati orang ketika terduduk di salah satu meja dekat panggung, dengan berbagai macam minat—namun selalu berakhir pada satu tujuan.

Jongseong hanya mengangguk, "silakan."

Setelah gadis itu duduk di hadapannya, kalimat pertama yang ia ucapkan adalah,

"I heard that you accept money so we could sleep together."

Sial.

Mendengar hal seperti itu membuat Jongseong sedikit kehilangan moodnya. Itu melukai harga dirinya, tentu saja. Tapi memang pada kenyataannya ia begitu.

Awalnya juga ia bukan sama sekali merencanakan. Hanya ada seorang gadis mendekatinya, said she'd do anything if he would do that thing with her since he look tasty. Jadi dia memberi rekening miliknya. She sends money, and they did it.

Apapun yang bisa menghasilkan uang, he's in.

Jadi siapapun yang menggodanya, ia tidak akan dengan mudah berkata iya. Mereka harus willing to pay him.

"Siapa yang bilang?"

"Kate? She's my friend. Ingat dia?"

Malah kekehan yang saat ini terdengar dari bibir Jongseong. "Your friend slept with me. Tapi kamu masih mau coba tidur sama saya?"

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya, "she said that you're tasty. And i would like to try."

Kening Jongseong sedikit berdenyut, ia tidak ada mood dan memang merasa tidak begitu sehat sejak siang tadi, jadi untuk pertama kalinya,

"No, i am sorry. Saya masih harus tampil."

Menolak uang yang begitu ia puja, menyudahi kegiatan bincang-berbincang mereka untuk kembali naik ke panggung.

notes n words • jayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang