CHAPTER VIII

934 158 29
                                    

08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08

Jangan lupa beri vote kalian ya, chuuu ~











Decit suara ban yang bergesekan dengan tanah terdengar pelan ketika mobil yang dikendarai Mew sampai di depan rentetan anak tangga yang tersusun cukup tinggi.

Masih di dalam mobil, Mew memandang heran pada lingkungan tempatnya berada, sebuah pemukiman padat dengan kumpulan rumah atap yang sederhana. "Yang mana rumahmu?"

"Disana." Kana mengarahkan jarinya, menunjuk kearah teratas anak tangga. "Rumah atap, paling atas."

"Kak Mew cukup antar sampai sini aja, makasih kak." Kana turun dari mobil, namun sebelum pintu benar-benar ia tutup, Kana kembali menyembulkan kepalanya. "Ingat, jangan bilang Joong, yaaa!?"



Mew hanya melirik, masih tak menjawab.

"Kak Mew!"

"Berisik."

"Awas aja pokoknya." Peringatnya dan langsung menutup pintu mobil hingga menimbulkan suara dentuman yang cukup kencang.



Mew hanya terkekeh pelan, ia kemudian tetap diam di dalam mobilnya seraya memperhatikan Kana yang mulai melangkah menaiki anak tangga.

Mew mengernyit ketika melihat langkah laki-laki manis itu yang tampak tak seimbang, terlebih Kana terlihat menggenggam pegangan tangga cukup erat. Dan benar saja, detik berikutnya Kana salah memijak anak tangga, membuat dirinya sedikit tergelincir hingga terduduk.



"Ck, baru naik dua langkah sudah jatuh." Decak Mew yang dengan cekatan langsung keluar dari mobilnya.

"Saya tau kamu tidak minum obatnya, ada di kantung celanamu."

Mendengar itu, tubuh Kana mematung di tempat. Ia mendongak melihat wajah Mew yang ternyata sudah berdiri menjulang didekatnya. "Sudah pulang aja sana, aku bisa."

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang