3. Randelle - Dibully lagi❄

104 56 168
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

WARNING⚠ CERITA INI HANYA IMAJINASI PENULIS⚠⚠

WARNING⚠ CERITA INI HANYA IMAJINASI PENULIS⚠⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❄❄❄

Keesokan harinya, Afka kembali pergi ke sekolah dengan diantar oleh mamihnya. Afka memasuki sekolahnya ketika ia sudah sampai di depan gerbang dengan mengeratkan pegangannya pada kedua tali tasnya.

Semenjak Randelle memberitahu kalau dia adalah pelindungnya, Afka sedikit kurang percaya. Apa saat ini dia sedang berada di dunia dongeng? Zaman sekarang mana ada peri? Apalagi pelindung. Pikirnya.

Entahlah, Afka malas jika harus berpikir keras di pagi hari.

Saat sampai di koridor, Afka menolehkan kepalanya ke kanan, kiri, depan, dan belakang. Takut jika sewaktu-waktu ada-

"Eh, culun."

Nah kan baru juga diomongin, orangnya sudah datang duluan. Afka sangat hapal dengan sifat Andre. Laki-laki itu tidak mungkin melepaskannya begitu saja setelah insiden kemarin. Andre menghampirinya pasti karena ada apa-apanya.

Andre merangkul bahu Afka berlagak bersikap baik padanya. "Gimana, sehat?" tanyanya dengan memasang wajah tersenyum. Namun Afka tidak bodoh, ia tau kalau itu adalah senyum palsu.

Afka mengangguk dengan gugup.
"B-baik, Ndre." Afka berusaha untuk melepaskan tangan Andre yang bertengger di bahunya. "Permisi Ndre, saya duluan."

Saat Afka ingin melangkah maju, Andre kembali menarik tasnya, membuat ia bergerak mundur dan tidak bisa pergi ke mana-mana.

"Mau ke mana, hm?"

"M-mau k-ke kelas, Ndre."

"Ke kelas? Hmm ... jam masuk kelas masih lama kali. Gimana kalo kita ngobrol-ngobrol dulu?" Tanpa menunggu jawaban dari Afka, Andre langsung merangkul Afka dan menariknya pergi ke belakang sekolah bersama dengan teman-temannya.

***

Bugh!

"Ini buat lo yang gak kasih gue contekan waktu ulangan kemarin."

Bugh!

"Ini buat lo yang udah bikin nilai gue anjlok."

Bugh!

"Dan ini buat lo yang berani-beraninya ngadu ke guru."

Ukhuk-ukhuk

"A-ampun, Ndre." Afka terbatuk-batuk sambil meringis kesakitan saat mendapat tiga pukulan di perutnya dari Andre.

Karena sudah tidak bisa lagi menopang tubuhnya, Afka berlutut dengan kedua tangan yang masih dipegang oleh Ino dan Adnan.

Andre melangkah mendekati Afka dan sedikit membungkukkan badannya, lalu dengan kasarnya dia menarik dagu Afka agar menatap dirinya.

"Denger ya, ini belum seberapa. Kalo lo masih aja ngelunjak dan ngelawan kata-kata gue," Andre melepaskan tangannya dengan menghempaskan dagu Afka dengan kasar.

"Gue gak akan segan-segan bunuh lo!" sambungnya lagi dengan sarkas. Setelah itu Andre bergegas pergi dari sana disusul oleh teman-temannya.

Tinggallah Afka sendiri. Rasanya Afka ingin menangis. Bukan menangis karena perutnya yang kesakitan akibat dipukul oleh Andre. Iyaa sih karena itu juga. Tapi ada yang lebih. Afka menangis karena kasihan pada dirinya sendiri.

Dirinya memang benar-benar pengecut, tidak bisa melawan Andre saat dia ditindas dan dibully oleh laki-laki itu. Dia terlalu lemah.

"Afka gak boleh nangis. Afka laki-laki, Afka gak boleh lemah!" teguhnya pada diri sendiri. Lalu Afka mencoba untuk berdiri dengan perlahan.

"Afka."

Afka menoleh ketika seseorang yang akhir-akhir ini selalu mengikutinya tiba-tiba memanggilnya. Yang pernah bilang bahwa dia adalah pelindungnya.

Afka tertawa miris mengingat kata-kata itu. Pelindung? Pelindung apanya? Lihat saja, saat dirinya dibully habis-habisan oleh Andre, perempuan itu tidak datang dan tidak menolongnya sama sekali.

Afka tak memperdulikan panggilan itu. Ia terus berjalan dengan langkah tertatih. Tujuannya sekarang adalah UKS.

***

"Kalian liat Afka gak?"

"Enggak tau tuh."

"Ohh gitu, makasih, ya."

"Hmm permisi. Kalian liat Afka gak?" Perempuan berambut kuncir kuda dengan memakai kacamata itu bertanya pada murid yang lain.

"Tadi gue liat dia diseret sama Andre," jawab seorang murid laki-laki dengan nametag bernama Wahyu.

Perempuan itu sontak membulatkan matanya sembari membenarkan letak kacamatanya. "Dibawa ke mana?"

"Enggak tau tuh kalo itu," balas Wahyu.

"Ohh gitu, ya. Makasih, ya infonya." Wahyu mengangguk merespon ucapan Rere. Yaps perempuan itu adalah Rere. Teman dekat Afka. Rere sama seperti Afka. Kutu buku, pakai kacamata, dan ... culun.

Saat Rere ingin kembali mencari Afka, pandangannya tiba-tiba tak sengaja melihat Andre dan teman-temannya. Di pikirannya saat ini, Andre ada di sana, berarti Afka?

Rere langsung membalikkan badannya ketika dia tau harus mencari Afka di mana. Tentu saja di UKS.

Note:Hai, hari ini Randelle double up (part 3 dan 4) spesial karena hari ini adalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note:
Hai, hari ini Randelle double up (part 3 dan 4) spesial karena hari ini adalah ... my birthday, yeayyyy❤❤❤

Ucapin sesuatu yuk buat aku😔😊

Thank you

Senin, 05 Juli 2021

Randelle✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang