Continuation from "Florist", also contains (a little bit) mature content
Seorang lelaki muda tampak terbangun dari tidurnya karena beker miliknya yang dia letakkan di meja samping tempat tidurnya berbunyi nyaring. Alih-alih merasa segar, raut wajahnya justru tampak kusut bak baju belum disetrika. Dengan malas dirinya bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Dia mencuci muka ala kadarnya dan menggosok giginya setelahnya.
Selesai dari urusannya di kamar mandi, lelaki tersebut berjalan menuju meja kerjanya, melihat kalender meja yang dia letakkan di sana. Dia melihat tanggal hari ini yang sudah dia tandai di sana. Baik di apartemennya maupun di rumah keluarganya ini, ada catatan yang sama. Takut lupa katanya saat ditanya kakak atau ibunya.
Hari ini yang sebenarnya ditunggu-tunggu olehnya, justru membuatnya bad mood. Karena rencananya tidak berjalan lancar. Berantakan malah iya.
Akhirnya dia memilih untuk pergi ke ruang makan, menunggu kakak dan ibunya menyiapkan makan pagi, dan dia setidaknya bisa memberi makan cacing yang ada di perutnya.
.
.
.
.
"Kok mukanya ditekuk gitu? Kenapa?" Yang ditanya, Jungsoo, menghela napasnya.
"Gapapa." Tak lama, belakang kepalanya dipukul oleh seseorang.
"Ditanya orang tua tuh jawabnya yang bener." Jungsoo melihat sang pemukul, yaitu kakaknya, dengan tatapan tajam. Ingin membalas, tapi takut kualat.
"Sudah, sudah. Adiknya lagi sedih begitu malah usil," lerai ibunya. Dan Jungsoo bersyukur karena dia sedang tidak ingin bertengkar.
"Kenapa memangnya kamu, Soo?"
"Heechul ikut seminar Ikebana.* Dan menginap di hotel dekat sana karena takut terlambat," jawabnya. Kepalanya kini dia sembunyikan di antara lipatan tangannya.
"Loh, bukannya kalian akan merayakan anniversary hari ini?" Jungsoo mendelik ke arah kakaknya. Rasanya dia masih emosi dengan kakaknya itu.
"Justru itu. Heechul sepertinya lupa karena aku memberitahunya jauh-jauh hari, dan dua hari lalu dia dengan gembiranya bilang akan ikut seminar hari ini dan besok. Mana tega aku bilang kalau sudah menyiapkan semuanya hari ini untuk perayaan anniv. Karena dia ingin sekali ikut seminar Ikebana, katanya, seminar itu susah sekali dapat slot kosongnya," jelasnya dengan suara teredam, namun masih dapat didengar kakak dan ibunya dengan baik.
"Udah nyiapin apa aja emangnya kamu, Soo?" Kini giliran kakaknya bertanya. Pun ikut duduk bergabung dengan adik dan ibunya di kursi makan. Jungsoo tiba-tiba saja langsung duduk dengan tegak. Wajahnya tampak seperti menanggung beban hidup yang berat.
"Semuanya, kak. Bahkan aku sampai cuti hari ini dan Senin minggu depan. Pesan hotel, tiket pesawat, tiket wisata juga ada yang sudah aku pesan. Semuanya aku batalkan. Cutiku tapi tidak bisa dibatalkan," gerutunya. Dia tidak kesal dengan Heechul. Dan tidak akan pernah merasa kesal dengan kekasihnya itu. Dia hanya menyayangkan kenapa seminar itu berlangsung bertepatan dengan anniversary mereka.
"Udah coba bilang ke Heechul kalau kamu udah nyiapin semuanya?" Jungsoo kembali menghela napasnya.
"Dibilang nggak tega, kak." Belakang kepalanya kembali dipukul oleh kakak tersayangnya itu, hanya kali ini, agak lebih pelan. Mungkin karena dia tidak tega dengan nasib Jungsoo.
"Coba jelasin sana! Siapa tau kamu bisa nyusul ke sana dan bisa pesan hotel yang sama dengan kekasihmu itu. Seminar kan enggak full 24 jam, Soo. Malamnya kalian bisa jalan-jalan berdua atau hanya peluk-peluk manja di kamar."
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [Teukchul Fanfic]
أدب الهواةTeukchul stories with a lot of different genres (perhaps 😆). Cerita ini hanya fiksi semata. Penggunaan nama seseorang sebagai tokoh hanya untuk keperluan cerita.