"Wah gila gila gila. Rose udah gila."
Itulah ucapan Jungkook sambil menyendok mangkuk berisi sup hangatnya. Sedangkan Rose disana hanya terkekeh sembari mengaduk kaldu di dalam panci. Rose baru saja memasak sup ayam, hanya sup ayam biasa dengan potongan wortel, kentang dan ayam dengan taburan bawang goreng dan daun bawang di atasnya. Namun siapa sangka Jungkook akan sebegitu menyukai masakannya?
"Apaan sih lo, cuma masak sup gini doang mah gampang. Di tahun gue, sup ginian udah mainstream banget," ucapnya. "Wah gila-gila, tahun 2020 pasti tahun terindah. Makanannya serba ena. Ntar lo balik ke tahun 2020, angkut gue juga yak," Jungkook berucap. Rose hanya menggeleng kecil lalu mematikan kompor. Dokyeom dan Lisa pun berjalan mendekati dapur, mereka masih sibuk mencari cara untuk memperbaiki jam dunia yang rusak itu.
"Widiw lahap banget makan lo Kook," ucap Dokyeom sambil menepuk bahu temannya yang sedang sibuk menggerogoti tulang ayam. "Sepanjang gue masak, gapernah dah lo selahap ini. Keren juga Rose," kekeh Dokyeom, lalu ia pun ikut makan dengan temannya itu. "Kami nemuin kesamaan bentuk dan komponen dari mesin waktu lo dan bagian jam dunia yang rusak itu." Jelas Lisa sembari duduk di kursi meja makan.
Rose menatap gadis itu, "jadi.. kalian perlu sesuatu dari mesin waktuku?" Tanya Rose ragu, dan Lisa mengangguk. "Kita ga bakal ambil tanpa izin lo kok. Lagian kami juga cuma punya persentase keberhasilan 5─"
"Ambil aja." Ucap Rose, memotong ucapan Lisa. "Lagian, kayaknya gue gabakal bisa balik ke tahun 2020," kata Rose dengan putus asa. "Ga, lo harus balik ke tahun lo. Lo gabisa tinggal disini, semesta bakal kacau kalau satu hal tidak pada tempatnya. Lo ga mikir betapa gilanya orangtua lo nyariin lo ditahun 2020?" Ucap Lisa tegas.
Rose terdiam, tidak tahu ingin membalas apa. Ia sudah nyaman di sini. Ia merasa dihargai disini, ia lebih bahagia dengan kebebasan yang ada di tahun 2065. Namun ia juga merindukan orangtuanya, sangat. Ia juga merindukan hari-hari kuliahnya yang membosankan, ia juga rindu sahabatnya, Jihyo. Tapi.. ah! Semuanya jadi semakin runyam. Rose seolah ingin hidup di dua tahun yang berbeda dengan satu jiwa yang sama.
"Kita Cuma perlu bongkar sedikit komponen dari mesin waktu lo kok. Setelah dapet barang yang kami perlu, kami bakal buat duplikatnya. Lalu kami kembalikan seperti semula." Jelas Dokyeom. Rose mengangguk. Terserah pada mereka, ia bahkan tak mengerti apa yang temannya kerjakan.
"Kyeom, beli air dong. Udah tinggal dikit nih," ucap Jungkook yang sedang berdiri di depan kulkas. Dokyeom pun mengangguk lalu meletakkan portalnya dan hilang dari ruangan itu, pergi menuju supermarket. Lalu tak lama ia pun kembali dengan sekotak penuh bulatan-bulatan air disana. Langsung saja Dokyeom membuka kardusnya dan Jungkook menunggu di sana. Namun acara unboxing kardus air Dokyeom terpaksa batal karena Jaehyun baru saja datang dengan portalnya dan tidak sengaja langkahnya terhalang punggung Dokyeom sehingga akhirnya laki-laki itu tertimpa badan besar Jaehyun.
"Anj─ LO HARUS BANGET YA KE RESPAWN DI SINI?!" ujar Dokyeom kesal. Jaehyun di sana hanya menggaruk kepalanya sambil tersenyum canggung, "hehe, maap ga sengaja," cengirnya. Lalu ia pun melihat kearah Jungkook yang sedang meraup bulatan-bulatan berisi air minum itu. Lalu mulutnya pun menyebut namanya, "Kook. Ikut gue yuk," ucapnya. Jungkook yang ingin minum pun membatalkan niatnya, lalu langkah kakinya pun mengikuti perintah temannya itu, Jaehyun.
Mereka masuk ke ruangan laboratorium, tempat dimana mereka melakukan banyak percobaan dan menciptakan banyak hal. Mereka akan melakukan sesi konseling, seperti psikiater dan pasiennya. Namun tidak se-formal itu, Jaehyun hanya akan mengajak Jungkook bercerita seperti layaknya sahabat karib.
"Sini gue bantu," ucap Rose sambil memindahkan bulatan air yang baru saja Dokyeom beli tadi. Ia pun menaruhnya di kulkas dengan rapi sekaligus merapikan dapur setelah acara masak-memasaknya selesai. Baru saja Dokyeom sampai di markas, tak lama ia mendapat panggilan telepon. Setelah acara angkat teleponnya, ekspresi Dokyeom pun berubah jadi sedikit muram. "Gue pergi dulu ya?" Ujar Dokyeom. Lisa pun berujar, "idih tumben ninggalin markas. Ada apa?"
Benar juga, Dokyeom adalah satu-satunya orang yang hampir tidak pernah meninggalkan markas setelah Rose-tentu saja, karena Rose tak punya siapapun dan apapun di tahun 2065 selain temannya ini.- Dokyeom pun meraih jaketnya, "kembaran gue katanya sakit, dia perlu gue. Gue pergi ya, secepetnya gue balik dan kita selesaiin proyek jam dunia kita." Ucap Dokyeom dengan nada cepat dan tergesa-gesa. Ia pun tak lama hilang, lenyap dengan semburat terang dari portal yang sudah menghilang cahaya nya.
"Dia yatim piatu." Ujar Lisa. Rose pun langsung menoleh, "hah?" Lisa pun mengangkat bahu acuh, "barangkali lo penasaran sama kami. Jaehyun cuma punya ayahnya, yaitu profesor setengah gila. Jungkook, anak dari orangtua pemerintah yang ga ada otak. Dokyeom cuma punya kembarannya di dunia ini, orangtua nya miskin, sekaligus gapunya hati. Malah pengen bunuh diri sekaligus bunuh Dokyeom dan saudaranya. Untungnya mereka selamat dan hidup sampai saat ini meskipun orangtuanya meninggal." Jelas Lisa.
Rose terdiam, tidak tahu harus berucap apa. "..dan lo?" tanya nya. Lisa kini yang bungkam. "Gue.. gue cuma anak haram dari kelakuan bangsat pasangan gatau diri. Dan lucunya gue kuat dan selamat dari segala macem obat aborsi yang diminum cewek itu." ucapnya sambil tersenyum skeptis. 'Cewek itu' yang Lisa sebutkan adalah ibunya. Ia enggan menyebutnya dengan panggilan ibu karena menurutnya perempuan itu tidak pantas untuk mendapat panggilan itu.
"Keren kan? Kami yang serba kehilangan ini bisa jadi temen. Emang bener ya, karena senasib, orang-orang mulai bersatu dan berusaha bertahan bersama." Ucap Lisa, lalu ia pun meneguk jus hingga habis lalu tanpa menunggu perkataan dari Rose, ia pun masuk ke ruang laboratorium lain, tempat ia melakukan proyek dengan Dokyeom. Rose duduk disana, sendirian. Merenung betapa beruntungnya ia hidup dengan keluarga lengkap yang baik hati. Dengan keadaan yang baik, dengan keadaan ekonomi yang memadai. Setelah mendengar cerita dari Lisa, Rose pun mengucapkan rasa bersyukur pada Tuhan yang Maha Esa tanpa henti di sana.
***
"Gimana keadaan lo udah enakan kan?" Tanya Jaehyun kepada Jungkook. Mereka keluar dari ruang laboratorium, selesai melakukan sesi konseling. Rose pun beranjak dari duduknya, lalu menghadap mereka berdua. "Gue, gue mau instal ilmu juga."
"Hah?"
"Apa??"
Ucap dua pria itu bersamaan. Mereka terlalu kaget karena ucapan Rose yang tiba-tiba seperti ini. "Iya, aku mau instal ilmu kayak kalian. Aku mau jadi berguna untuk kalian. Aku cape duduk terus dengerin omongan kalian yang ga aku pahami." Ucapnya dengan nada serius. "Wowowow, kalem neng," ucap Jungkook. "Lo harus dalam kondisi fisik dan mental terbaik untuk ngeinstall ilmu. Kalo enggak, bakal ada efek sampingnya. Apa lo yakin, lo ada di kondisi yang sehat sepenuhnya??" Tanya Jaehyun.
Rose mengangguk yakin setelah beberapa detik. "Lo udah kepikiran mau instal apa?" Tanya Jungkook, kali ini Rose menggeleng pelan. Mereka hanya menghela nafas saja. Jaehyun pun ingin angkaat bicara, namun lagi dan lagi terpotong karena kedatangan Dokyeom yang super berantakan sambil menggendong erat kembarannya di punggung. Kembaran bahkan jauh lebih kacau dibanding Dokyeom.
Jaehyun dan Jungkook langsung membantu Dokyeom membaringkan saudaranya itu. Tubuhnya benar-benar sangat kacau, dengan banyak goresan luka terbuka yang mengeluarkan darah serta urat-urat yang menonjol, dan kesadaran Mingyu-saudara kembar Dokyeom-sudah hilang entah sejak kapan.
-T.B.C-
Haii, nambah satu lagi pemeran baru kita yaitu Mingyuuu~
Next, bakal kedatengan rombongan WKWKWKWK, TIME HUNTER bakal rameEEE bangeeett, dan berhubung aku lagi mood ngetik, mungkin aku bakal update lebih cepet hehe >.< jadi tunggu anak baru di episode berikutnya, see ya~
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME HUNTER | 97l ✔
Fanfic[ Collaboration story with @mcnusic ] [ Proses Revisi ] Ketika ekspetasi tentang masa depan indah yang ada dalam pikiran justru berbanding balik dengan realita yang mengerikan. Selamat datang dimasa depan. Lebih tepatnya ... tahun 2065. Check it ou...