6

13.8K 1.1K 63
                                    

SLEEP WITH THE DEVIL

ORIGINAL STORY BY SANTHY AGATHA

*****

Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa lelaki memilih keluar untuk merokok, sedang Mark duduk diam di ujung sofa, mengamati Jeno yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Jeno bukanlah lelaki yang bisa membaur, lelaki ini penyendiri, dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya. Mark tidak akrab dengan Jeno, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Jeno cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing.

Mark ragu untuk menanyakan perihal Jaemin kepada Jeno. Rasanya terlalu aneh untuk membahas masalah itu di sini. Tetapi istrinya – Haechan yang cantik – telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya.

Mark berdehem, menarik perhatian Jeno dari berkas-berkas yang ditelusurinya dengan serius,

"Kami, aku dan istriku bertemu dengan kekasihmu semalam."

Kepala Jeno langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Mark dengan waspada,

"Oh ya?" Nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Jeno tidak bisa menipu Mark. Ada sesuatu di sini, batin Mark dalam hatinya. Ada sesuatu yang dirahasiakan Jeno...

"Yah, dia berkenalan dengan istriku kemarin, dan berbicara panjang lebar dengannya." Mark berusaha memancing Jeno dan sepertinya pancingannya kena karena mata Jeno menyipit dan menatapnya curiga.

"Apakah dia mengatakan sesuatu kepada istrimu?" Mark menatap Jeno lurus-lurus.

"Dia meminta tolong kepada istriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu."

Bibir Jeno mengetat membentuk garis tipis, lalu dia segera berdiri.

"Bilang pada istrimu untuk tidak melakukan apa-apa. Laki-laki itu milikku, dan siapapun tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku." Jeno menatap Mark lurus, menimbang-nimbang. "Aku menghormatimu Mark, kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati dan aku tidak ingin hubungan saling menghargai ini rusak. Maaf aku permisi dulu karena ada janji pertemuan dengan pihak lain setelah ini."

Setelah mengangguk kaku, Jeno melangkah pergi meninggalkan ruangan meeting besar itu.

Mark duduk diam dan menyesap kopinya, matanya masih menatap pintu di mana Jeno menghilang di baliknya. Tingkah Jeno mengingatkannya pada dirinya dulu. Senyum muncul di bibir Mark. Jeno mungkin akan mengalami hal yang sama seperti dirinya, kalau dia tidak hati-hati kepada Jaemin.

*****

Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Jaemin tidak menyangka kalau Jeno-lah yang masuk. Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikannya akhir-akhir ini. Jaemin bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari pemandangan ketika Jeno memasuki mobilnya di teras bawah yang kelihatan dari jendela lantai dua tempat Jaemin dikurung.

Dan seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Jaemin mengerutkan alisnya, kenapa lelaki itu tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis. Apakah lelaki itu tidak pernah merasakan bahagia sedikitpun di dalam hatinya? Tanpa basa basi, Jeno melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Jaemin tajam,

"Apa yang kau katakan kepada istri Mark?"

Jaemin langsung mengkerut takut. Haechan mungkin telah menyampaikan permintaan tolongnya kepada Mark, dan Mark mengatakannya kepada Jeno.

Sleep With The Devil || NOMIN 🔞Where stories live. Discover now