Baekhyun hanya menatap wajah sang anak datar, hingga dengan tak sadar sang bayi menangis karena pelukan Baekhyun mengerat.
oeekk oooeekkk
“Baek!”
chanyeol mengambil alih anaknya, lalu menenangkan sang anak yang tengah menangis. tak perduli akan darah sang anak yang mengenai bajunya.
Baekhyun terdiam, wajahnya benar-benar terlihat dingin.
Jika sosok ibu lain mendengar anaknya menangis akan dengan cepat berusaha untuk menenangkan, tapi tidak dengan Baekhyun yang seolah acuh.
“Sshh tenanglah nak”
Cukup waktu akhirnya sang anak tak lagi menangis, Chanyeol pun memberikan pada petugas untuk dibersihkan.
“Apa yang kau lakukan baekhyun! kau gila? kenapa kau menyakiti anakmu sendiri?”
Baekhyun hanya diam tak menjawab.
“Dia anakmu sendiri baek! dia darah dagingmu!”
“apa alasanmu seperti ini? karena ketakutanmu? tapi anakmu tidak tau apa-apa!”
“karena aku membencimu” kata Baekhyun membuat Chanyeol terdiam.
“Lalu apa hubunganya dengan anak kita?”
“Karena dia memiliki wajah yang persis sepertimu”
“hanya karena itu?”
Baekhyun terdiam, ia membisu
“Kau boleh membenciku tapi tidak dengan anak kita! dia tidak tau apa-apa Baek!”
“apa kau akan terus seperti ini? anak kita butuh kasih sayang darimu! apa kau akan menyakitinya?”
“pergi” kata baekhyun singkat.
“Katakan padaku apa kau akan-”
“PERGI CHANYEOL!” teriak Baekhyun.
Chanyeol terdiam, lalu tatapanya menjadi datar. pergi dari sana dengan menutup pintu dengan keras.
Baekhyun terdiam, tiba-tiba air matanya turun begitu saja.
***
Lima hari yang lalu Baekhyun juga anaknya sudah pulang dari rumah sakit.
Baekhyun benar-benar acuh, ia lebih memilih mengurung diri dikamar dari pada mengurusi anaknya yang baru lahir beberapa hari yang lalu.
tok tok
Seseorang itu masuk, Sooya masuk dengan bayi digendonganya yang terlihat tengah menangis.
“Baek anakmu sedari tadi menangis, sudah ku beri susu tapi dia tak mau berhenti”
“lalu?” tanya Baekhyun singkat.
sooya menghela nafas kasar.
“Bisakah kau menyusuinya? berikan dia asimu. dia masih bayi dia membutuhkan asimu Baek” kata sooya memohon.
“Kumohon baek ku mohon” mohon sooya
“Kemarikan”
Sooya tersenyum, lalu dengan segera meletakan Bayi itu kegendongan sang ibu.
Baekhyun membuka tiga kancing teratasnya, lalu mengeluarkan payudaranya dan ia arahkan pada mulut sang anak yang terbuka karena masih menangis.
Hingga tangisnya berhenti saat sang anak dengan semangat menyesap asi ibunya.
Sooya yang melihat dengan tak sadar meneteskan air matanya, karena selama lima hari ini Baekhyun tak akan pernah mau memberikan susu asinya pada anaknya.
Bahkan melihat saja tidak.
“Dia kuat sekali menyesap putingku” kata Baekhyun yang menatap sang anak lekat.
“itu karena dia menyukai asi ibunya” kata sooya tersenyum.
“benarkah?”
“hm, benar baek dia suka”
“tapi aku tak suka, kenapa laki-laki itu tak menyuruh jalangnya saja”
“Baek! kau gila? kau ibunya bukan orang lain”
“Lalu kenapa kau yang mengendong anak ini? dimana laki-laki itu?”
“D-dia a-ada di-”
“ahh baby faster” suara dari kamar lain.
Baekhyun yang mendegar langsung terdiam, tatapanya menjadi dingin, hingga ia melepas paksa putingnya. sooya yang melihat pun langsung mengambil alih.
Anak Baekhyun kembali menangis.
“Baek…”
“Bawah dia pergi dari hadapanku”
Baekhyun menidurkan tubuhnya dan menutupi dengan selimut hingga ujung kepala, menyembunyikan wajahnya yang sudah meneteskan air mata. dia merasa sangat sakit.
Bukan lagi rasa takut, tapi rasa sakit yang menusuk hatinya dengan belati besar.