Biasakan vote sebelum membaca.
------
Setelah mendapat kain, (name) pun mulai membuatkan pakaian untuk Sukuna di ruang tamu.
Sukuna menopang dagunya menggunakan satu tangan, lalu memperhatikan (name) yang tengah menjahit. Entah kenapa ia senang melihat hal itu.
(Name) melirik Sukuna diam-diam, lalu terfokus pada tubuhnya yang bisa dibilang...
Cukup menggoda bagi para kaum hawa./Uhuk! Uhuk!.
Tanpa sadar, jari (name) tertusuk jarum. Lalu mengeluarkan darah.
"Aw!" (Name) meringis, Sukuna yang melihat hal itu pun panik. Ia pun bergegas mendekat ke arah (name).
"Oi, ada apa?" Tanya Sukuna khawatir. (Name) memegang jari telunjuknya yang berdarah, Sukuna yang melihat hal itu pun langsung mengambil jari telunjuk (name) lalu menghisap, dan menjilatnya.
"Sshh pelan-pelan Sukuna," ucap (name) pelan.
HEH JAN AMBIGU! (☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞
Sukuna sedikit terkejut mendengar ucapan dari (name). Entahlah, ia seperti...
menegang(?)
Sukuna mengeluarkan jari (name) dari mulutnya, lalu bergegas mengambil obat P3K dan plester.
"Kemarikan jarimu," ucap Sukuna.
(Name) menyerahkan jarinya pada Sukuna, lalu Sukuna memakannya.
Gak gak, maksudnya itu, Sukuna meneteskan obat merah pada jari (name)👍🏻.
Sukuna meratakan obat merah di luka (name), lalu menempelkan plester di atas luka tersebut.
"Nah, sudah selesai," ucap Sukuna. (Name) tersenyum, lalu mengelus kepala Sukuna. "Terima kasih"
Wajah Sukuna seketika memerah, jantungnya lagi-lagi berdegup kencang. Sukuna mengalihkan wajahnya. "Jangan asal elus kepalaku, bodoh. Aku ini lebih tua darimu!" Protes Sukuna.
(Name) terkejut, lalu dengan segera berhenti mengelus kepala Sukuna dan menjauhkan tangannya. "Ma-maaf, aku tidak sengaja.."
Sukuna menghela nafas pelan, lalu mengambil tangan (name) dan menaruhnya kembali di atas kepalanya.
"Bercanda. Ayo lakukan lagi. Aku menyukainya, tanganmu lembut."
Wajah (name) memerah tipis, ia pun tersenyum kecil dan kembali mengelus kepala Sukuna.