ㅤㅤFairy

188 39 1
                                    

Kali ini bakuuu! Semoga gak aneh sjskdjdjjfh

_

Bel berbunyi tanda kelas harus dimulai saat itu juga. Felix, peri cantik yang belajar di sekolah khusus. Sekolah yang mengajarkan teknik-teknik sihir yang begitu memukau di mata seluruh warga pepohonan negeri musim semi. Peri cantik itu berjalan menuju kelasnya yang terletak di ujung koridor.

Kini suasana di kelas sangat ramai. Banyak peri-peri yang sedang menunjukkan bakat sihirnya yang sudah berkembang maupun peri yang masih belum ada kemajuan untuk mempelajari sihir.

Felix menjadi salah satu siswa yang duduk manis ketika sampai di kelasnya. Guru akan masuk, kenapa aku harus repot-repot mengikuti ajang tunjuk bakat, begitu pikirnya.

Suara lembut muncul, terdapat peri yang wajahnya sedikit lebih dewasa dari peri-peri lain. Dia adalah guru di kelas itu, Peri Minho namanya. Minho merupakan peri panutan Felix sejak dulu karena pembawaannya yang sangat gemulai dan tidak ceroboh terhadap apapun. Sifat itulah yang membuat peri tampan dari negeri sebelah bernama Bang Chan, melamarnya. Oh tidak, jangan buat peri cantik kita iri. Felix pasti suatu hari akan merasakan apa yang dirasa oleh gurunya. Ya, pasti.

Semua murid yang tadi menunjukkan ajang bakatnya kembali ke tempat masing-masing. Ternyata bukan hanya Felix yang menjadikan Minho sebagai panutan, seluruh murid juga menjadikannya sebagai panutan untuk menjadi peri yang baik. Itu semua terbukti dari betapa singkatnya waktu yang diperlukan supaya seluruh murid diam dan hening tanpa disuruh oleh Minho.

Minho tersenyum. "Kelas hari ini dimulai. Minggu kemarin kita belajar sihir mengangkat sesuatu dari jarak jauh, bukan? Apakah sekarang ada yang bisa menunjukkan sihir itu di depan?"

Dengan itu, peri bernama Han Jisung mengangkat tangannya. Minho pun mengangguk.

Jisung terbang ke depan, padahal saat kelas dimulai, sangat tidak diperkenankan untuk terbang. Murid-murid hanya diperbolehkan untuk berjalan menggunakan kaki, bukan terbang menggunakan sayap mereka, tetapi berbeda dengan Minho. Guru satu ini memberikan keringanan untuk murid-muridnya dengan syarat tidak ada bantahan ketika Minho memberikan tugas atau apapun itu.

Ketika sampai di samping Minho, Jisung meletakkan sebuah daun di meja Felix yang berada di depan. Lalu ia mulai fokus pada sihirnya dan berhasil! Minho menunjukkan senyum bangganya.

"Bagus sekali, Peri Han Jisung. Kau hebat."

Lalu Jisung mengucapkan terima kasih kepada Minho dan kembali ke tempatnya tadi.

"Setelah Han, apakah ada lagi yang bisa menunjukkan bakat sihir itu kepadaku?" Minho mengedarkan pandangan ke seluruh isi kelas. Sebenarnya Minho tahu kalau murid-muridnya mau menunjuk diri, tetapi mereka malu. Tak lama, Felix mengangkat tangannya. "Aku, Peri."

"Baik, silakan ke depan."

Felix berjalan ke depan, ia menggunakan benda yang sama seperti Jisung, yaitu daun.

Setelah meletakkan daun di atas mejanya, Felix berjalan mundur beberapa langkah dan mulai menunjukkan sihirnya. Di awal, daun itu sudah terangkat sedikit, tetapi Felix tidak tahan lagi dan akhirnya gagal. Kegagalan itu tidak membuat Minho marah, Minho justru menyemangati Felix. Ah bahkan seluruh temannya pun ikut menyemangati dirinya. Felix merasa menjadi orang yang sangat beruntung di dunia peri ini.

Setelah kelas hari ini selesai. Felix pulang ke rumahnya. Rumah para peri berada di lubang pepohonan atau bisa saja mereka membuat rumah sendiri di bagian ranting-ranting pohon, tetapi sayang sekali opsi kedua hanya berlaku untuk peri yang sudah terlatih sihirnya. Membuat rumah di ranting pohon memerlukan beberapa barang dan harus menggunakan sihir supaya rumah yang didapatkan nyaman dan kuat. Felix termasuk peri yang tinggalnya di lubang pepohonan.

Ketika Felix merebahkan badannya di atas tempat tidur, tiba-tiba peri lain datang. Peri itu, Hwang Hyunjin. Salah satu sahabat Felix dari negeri sebelah. Mereka bertemu saat pergantian musim. Dan entah karena apa, keduanya memilih untuk berteman sampai sekarang.

"Felix, apakah kau sudah mendapatkan makan siangmu? Jika belum, mau kuambilkan?" tanya Hyunjin berturut-turut. Felix menjawab, "Tidak, Hyunjin. Aku tadi sudah makan bagianku. Lalu apakah kamu sudah?" Hyunjin menganggukkan kepalanya.

Hyunjin lalu terbang ke arah Felix dan ikut merebahkan diri, ia memeluk sahabatnya dari samping.

"Kau lelah? Mau ku pijat tidak?" Hyunjin bertanya sekali lagi.

"Uhm untuk yang satu itu boleh sekali! Aku mau dipijat olehmu, Hyunjin. Itu bisa mengurangi pegal di sekitar pundakku."

Setelahnya Hyunjin benar-benar memijat pundak Felix. Dan Felix bercerita tentang apa yang terjadi pada dirinya hari ini, termasuk perihal ia yang gagal menunjukkan sihir mengangkat benda dari jarak jauh saat kelas tadi.

"Tak apa, lain kali kau akan kuajarkan jika waktu kita sama-sama kosong, Felix."

Felix tak dapat menahan senyumnya. "Terima kasih, Hyunjinnie!"

"Eits, ada bayarannya, lho!" Hyunjin ikut senyum, dia menunjukkan senyum nakalnya. Tak lama Felix mengerucutkan bibirnya lucu. "Selalu begitu! Tiap kebaikan yang kau lakukan, pasti meminta bayaran! Dasar Hwang Hyunjin pamrih!"

Hyunjin tertawa lepas. Puas sekali menggoda teman cantiknya itu.

"Bayaran kali ini tidak susah kok, cukup menjadi temanku." Hyunjin berkata dengan sisa tawanya.

Felix memiringkan kepalanya, merasa bingung dengan apa yang sahabatnya ucap tadi. Mereka kan sudah berteman? Kenapa harus bilang lagi?

"Tapi kan kita memang teman?"

Hyunjin kali ini menggelengkan kepalanya. "Bukan teman itu yang aku inginkan, melainkan teman hidup, Felix. Maukah kau? Menjadi teman hidupku, selalu berada di sampingku, selalu menjadi objek yang pertama kulihat ketika aku bangun dari tidur."

Mata Felix membulat lucu. Pipinya bersemu merah. "Apakah kau serius? Ke-kenapa harus aku, Hyunjin? Aku tidak punya kelebihan apapun selain terbang menggunakan sayapku."

"Kau punya. Kau spesial untukku, kau sumber kebahagiaanku, sayapmu juga sangat indah, Felix. Semua yang kau miliki membuatku jatuh dalam pesonamu. Bersediakah kau? Aku sangat mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu."

Felix menatap mata Hyunjin, lalu mengelus rahang tegas itu. "Kalau begitu jadikanlah aku teman hidupmu. Aku pun sama cintanya padamu." Ini adalah akhir, ya akhirnya Peri Lee Felix bisa merasakan apa yang dirasakan gurunya. Dapat menemukan pasangan yang amat mencintai dirinya tanpa ada kata tapi. Berbahagialah kalian Hwang Hyunjin dan Lee Felix.

_

KSJXLSIDKDIFKEJFKEKC semoga gak aneh karena ini baku........ anw ini peri cantiknya

 anw ini peri cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dan ini peri ganteng

dan ini peri ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALL ABOUT HYUNLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang