40. A Miracle

1K 67 3
                                    

Jihan telah bersiap sejak matahari mulai beranjak. Ia sangat bersemangat, bahkan sangat excited. Karena ini adalah momen jalan pertama mereka dengan status pacaran. Ya bisa dianggap dengan kencan gitulah.

Sementara Julian, cowok itu masih asik dengan bercengkerama dengan mimpinya. Terlihat nyenyak sekali.

Jihan yang tengah menyisir rambutnya di depan meja rias melirik suaminya itu lewat kaca. Tiba-tiba ia memikirkan ide jail untuk mengusili suaminya itu.

Tapi kalo Julian marah gimana ya? batinnya. Halah, paling kalo marah nggak akan keras-keras., kan ada Ayah Bunda di rumah.

Memang kedua mertuanya itu sedang berada di rumah dan sepertinya tak ada agenda untuk pergi. Lagian ini kan weekend, bisa saja mereka berpikir untuk lebih memilih istirahat saja di rumah dan quality time dengan keluarga.

Jihan beranjak dari duduknya. Ia langsung berjongkok tepat dihadapan Julian yang masih terlelap dalam tidurnya.

Gadis itu dengan menahan tawanya sambil meniup telinga Julian bagian kanan dengan pelan. Tentu saja cowok itu merasa terusik tapi tak membuat Julian terbangun dari tidurnya dan malah merubah posisinya menjadi miring ke kanan.

Jihan tak pantang menyerah, ia meniup telinga Julian lagi yang kiri. Kali ini usahanya berhasil, cowok itu langsung duduk dikepala ranjang dengan tatapan kesal menatapnya.

"Kamu kok gangguin aku tidur sih?! Ini hari libur," pekik cowok itu kesal.

Jihan berdiri sambil melipat tangannya di depan dada. Terlihat sekali gadis itu sudah berani untuk menegur Julian. "Ya kalo libur nggak boleh gitu bangun pagi, hm?"

"Tadi aku udah bangun subuh ya buat sholat."

"Tapi tidur lagi kan kamu," sahut Jihan yang langsung dibalas gumaman cowok itu.

"Itu namanya bukan bangun pagi, Julian," cibir gadis itu.

"Terserahmu ah." Julian menyibak selimutnya, setelah itu ia beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi meninggalkan keadaan kasur yang masih kacau balau.

Jihan menghela nafas beratnya. Akhirnya, dirinyalah yang harus membereskan kasur. Tapi bukankah itu memang tugasnya?

***

Setelah pasangan suami istri itu menghabiskan sarapannya, mereka langsung pamit untuk segera pergi. Seperti janji mereka semalam.

Jihan hanya mengenakan rok model overall selutut berwarna moka dengan kaus panjang warna putih sebagai dalamannya. Bahkan ia sama sekali tak memakai make up apapun, hanya bedak bayi dan pelembab bibir dengan rambut panjangnya yang ia gerai.

Penampilan mereka sepertinya tidak sengaja couple-an. Terbukti dari rasa terkejut Jihan yang melihat penampilan suaminya itu dengan warna outfit yang sama dengannya. Kemeja moka yang tidak dikancingkan sehingga memperlihatkan kaos putih oblong sebagai dalamannya dipadukan dengan celana jeans hitam dan sepatu putih-yang kebetulan juga samaan dengan Jihan juga-sebagai alas kakinya.

Bahkan saat mereka berpamitan dengan Jasmine, wanita paruh baya itu meledek mereka. Mengatakan jika mereka akan berkencan terbukti dari baju couple mereka.

Julian menggandeng tangan Jihan menuju garasi, dan membukakan pintu mobil untuk gadis itu sebelum dirinya. Setelah itu, cowok itu melajukan mobilnya meninggalkan kawasan rumah.

Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam. Julan fokus dengan jalanan sedangkan Jihan fokus dengan ponselnya, ntahlah apa yang sedang gadis itu lihat.

Julian Untuk Jihan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang