Malam yang dingin ini, Taehyung dengan jas setelannya duduk di barstool dan memegang shot glass berisikan wine. Ia menenggaknya dalam sekali tarikan nafas. Kepala pening yang dideranya semakin parah belakangan ini.
Taeyong datang dan duduk di sebelahnya, lalu merebut gelas seloki itu dari genggaman tangan Taehyung.
"Lo mabuk berat Tae, udahan gih balik. Nanti dicariin Hyunsoo." Taeyong baru saja kembali dari lantai dansa yang semula ikut meliukkan seluruh tubuhnya di tengah hiruk-pikuk bar mewah tersebut.
"Ganggu aja lo. Ada pelayan dirumah." Taehyung menghela nafas kecewa dan kembali merebut gelas tersebut.
Taeyong menggeleng tidak percaya dengan Taehyung yang belakangan ini sering ke bar dan meminum alkohol. Bagaimana Taeyong tau? Karena dia juga paling sering ke tempat seperti ini. Semenjak Jis— emm orang yang dicintainya meninggalkan dirinya untuk waktu yang sangat-sangat lama, sebut saja selamanya, Taeyong banyak menghabiskan waktu dengan para wanita-wanita asing sembari berusaha melupakan rasa sakit hatinya.
Memang Taeyong salah karena bermain-main seperti ini. Dirinya juga tahu persis kelakuannya seperti apa. Taeyong menjalani harinya sendiri tanpa pasangan apalagi pernikahan. Taeyong hanya tau bermain-main dengan para wanita bayaran itu.
Berbeda dengan Taehyung, ia melupakan rasa sakit hatinya dengan bekerja keras terus menerus. Sebut saja Taehyung workaholic, mati-matian menekan dirinya untuk mementingkan pekerjaan dan tidak memikirkan hal lain.
"Yong, gue liat Jisoo." dengan setipis kesadaran yang tersisa, Taehyung menunjuk sudut bar. Seorang perempuan bersurai hitam sedikit kecoklatan itu berdiri disana dan tersenyum tulus pada Taehyung.
Taeyong melihat temannya dengan tatapan yang tidak bisa ia artikan. Ia melihat Taehyung berhalusinasi, tiap harinya mengatakan dirinya melihat Jisoo. Taeyong memang mencintai Jisoo, tapi Taehyung jauh lebih terpuruk saat Jisoo tiada.
"Gak ada siapa-siapa" jawab Taeyong seadanya.
"Liat deh, Jisoo jalan kesini." ucap Taehyung dengan mata berbinar-binar melihat kearah sudut kosong tanpa penampakan apapun.
"Tae, Jisoo udah gak ada dari 10 tahun yang lalu, jangan gila lo." Taeyong meneguk segelas wine dari shot glass milik Taehyung.
Suasana hatinya mendadak campur aduk, sedih karena Taehyung mengingatkan dirinya tentang Jisoo, senang karena Taehyung berkata ia melihat Jisoo, Taeyong juga ingin melihatnya walaupun hanya halusinasi semata, dan kecewa karena Jisoo memilih mengakhiri dengan cara yang salah, ia juga merasa bersalah tidak bisa melindungi Jisoo saat itu.
Taehyung tersenyum dengan pandangan kosong, kedua netranya benar-benar melihat Jisoo mendekatinya. Pandangan mata Taehyung tidak terlepas dari perempuan itu.
"Tae, aku kangen." Jisoo datang bagaikan mimpi manis untuk Taehyung.
"Jis.. Jisoo itu kamu?" Taehyung berusaha menyentuh tangan Jisoo, namun tangannya menembus tubuh mungil itu.
"Tae, udahan ya minumnya. Kita cari angin aja diluar gimana? Aku bosan." ucap Jisoo dengan senyum sumringahnya.
Nyatanya, Taehyung lah yang mengarang dan merancang skenario palsu itu, otaknya yang terus memikirkan Jisoo, hingga membuat dirinya menciptakan imajinasi itu sendiri.
"Kamu kok liatin aku gitu? Muka aku ada sesuatu?" Jisoo tampak meraba wajah dan rambutnya, "ih gak ada apa-apa kok!"
"Kamu cantik." Taehyung tersenyum dengan tatapan tulus yang di saat bersamaan pun tatapan itu hanyalah tatapan kosong.
"Dasar, udah tua masih aja gombal kamu." Taehyung tersenyum kala melihat Jisoo mempoutkan bibirnya.
Alangkah baiknya, jika Taehyung bisa memutar waktu, ia akan selalu berdiri disamping Jisoo dan memeluknya dengan hangat, membuat Jisoo merasa sangat dicintai olehnya. Andai. Andai Jisoo dan dirinya menikah, merawat Hyunsoo dan membesarkannya bersama, apa akan sebahagia ini?
"Tae, mari bertemu di kehidupan selanjutnya. Aku akan mencintaimu sebanyak dulu aku mencintaimu. Kau harus menungguku ya Tae."
Hilang. Setelah mengatakan itu Jisoo menghilang. Taehyung terpaku masih setia duduk dengan tatapan kosong, setetes airmata mengalir menyusuri rahang tegasnya.
"JISOO!" Taehyung terbangun dari tidur panjangnya dengan nafas memburu penuh peluh membasahi tubuhnya. Kepalanya pusing bukan main.
Taehyung bermimpi. Ia mimpi lagi soal Jisoo. Oh Tuhan, Taehyung merindukannya. Kapan dirinya akan dipertemukan lagi dengan Jisoonya?
"Udah bangun lo?" Taeyong tampak mengenakan kemeja putihnya dan mengancing sisa-sisa kancing yang belum terpasang.
Taehyung membelalak melihat Taeyong dengan santainya keluar dari kamar mandi sembari memakai kemeja, refleks melemparkan bantal kearah Taeyong, "LO APAIN GUE SEMALEM ANJING!?"
Taeyong menghela nafas panjang, capek dengan Taehyung yang tidak waras ini, maksudnya 'apain' itu apa?
"Apanya apain nyet?" Taeyong kembali melemparkan bantal pada Taehyung.
"Ngambil kesempatan dalam kesempitan ya lo yong, ngaku lo jancuk!" ocehan Taehyung seperti kicauan burung di pagi hari, bedanya suara Taehyung gak merdu.
Taeyong selesai mengancing kemejanya dan memutar kedua bola matanya lalu melihat kearah Taehyung yang baru bangun dari tidurnya dan meliriknya dari atas sampai bawah.
"Gue masih suka cewek ya nyet, gue jual juga lo ke tante girang et dah. Kemarin lo mabuk sampe pingsan, karena lo bau alkohol, gue bawa lo ke apartemen gue, gak mungkin ke rumah lo, ada Hyunsoo soalnya." perjelas Taeyong.
Taeyong menunjuk nakas di samping kasur, "Noh kunci mobil lo, gue mau berangkat ke kantor, jangan haluin aneh-aneh lagi." Taeyong membuka knop pintu dan keluar dari apartemen.
Taehyung jadi teringat perkataan Jisoo di dalam mimpinya. Kehidupan selanjutnya? Pertemuan kedua dengan Jisoo? Apa itu serius? Taehyung akan menunggunya, bahkan untuk waktu yang lama, Taehyung bersedia.
~•~
Maaf baru bikin bonchap, kelupaan akutu maap yak😭😭😭
oh iya, love is gone s2 kehidupan selanjutnya? Yes or No? 😏
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Gone ; VSOO [✓]
Fiksi PenggemarCinta itu tentang kehangatan bukan? Lalu bagaimana ada rasa cinta, jika perannya tidak menyukai kehangatan? Dingin seperti es, kaku, tatapan sinis, dan lidah yang setajam pisau. Hidupnya benar-benar abu. Satu kata untuk cinta, "Jijik." - Kim Jisoo S...