06 : mantab

16K 569 7
                                    

"Dadah daddyyyy! Mommmyy!"

Jayden melambaikan tangan ke arah yessa dan jeffrey. Katanya, jayden hendak bermalam satu hari lagi bersama oma nya. Awalnya yessa tidak rela, lantaran takut oma kerepotan namun jeffrey malah menelepon bundanya. Jadi lah, jayden tetap tinggal disana. Sebenernya yessa sendiri bukan takut oma kerepotan oleh jayden, melainkan dia tidak bisa membayangkan berduaan bersama jeffrey setelah apa yang mereka lakuin semalam.

Bahkan yessa sekarang masih ngerasa, bagian bawahnya sakit. Fck, fck, fck, jeffrey. Fck.

"Kak," yessa memanggil pria yang sedang mengendarai mobilnya itu. "Hm?"

tubuh yessa tiba-tiba menegang, suara dehaman jeffrey malah bikin memori dia kembali berputar kembali ke kejadian semalam. Dengan ragu yessa mengalihkan atensi ke samping, menatap jeffrey.

Yessa menelan saliva nya sendiri, gantengnya jeffrey emang sewot -- ganteng banget buset. Apalagi pria itu sekarang tengah fokus mengendarai mobil dengan satu tangannya, dengan lengan kirinya yang jeffrey pakai buat ngegenggam lengan yessa yang ada di atas pahanya.

"Saya laper, beli makan dulu ya."

"Yaudah."

Jeffrey sekilas mengalihkan atensinya pada yessa dan tersenyum memamerkan dimplesnya. Udahlah yessa mau salto aja.

"Hujan, dek."

Baru saja mobil jeffrey berhenti di tepi jalan tiba-tiba hujan turun, mana macet juga. "Kamu tunggu disini aja ya, biar saya yang turun."

Lagi-lagi yessa hanya menganggukkan kepala, jeffrey tersenyum gemas dibuatnya. Jeffrey pikir, yessa ini anak nya manut. Alias nurut aja.

Sebelum keluar jeffrey sempatnya mengelus pucuk kepala yessa dan mengecup kening perempuan itu. Ini kalo di dalam mobil seluas lapangan, yessa kepingin kopral sekarang juga. Beneran deh.

Netra yessa mengikuti kemana bahu lebar itu pergi, bahkan dari jauh sekalipun pria berusia tiga puluh dua tahun itu tetap ganteng. Heran.

Tidak lama kemudian jeffrey kembali dengan kedua kantong plastik hitam. Netra yessa masih terus mengikuti kemana arah pergerakan jeffrey.

"Kenapa sih?" Jeffrey yang heran bertanya, yessa hanya menggelengkan kepalanya. Tapi matanya masih terus menyorot jeffrey. Pria itu diam dari geraknya, tangannya bergerak kembali membuka seatbelt yang baru ia pasang lantas mengecup bibir yessa sejenak.

"Kenapa?"

Yessa hanya menggeleng untuk jawaban, tidak berani membuka mulut lantaran wajah pria itu hanya tersisa beberapa senti dari wajahhnya.

Jeffrey kembali mencium labium yessa, sedikit lama. tangan besar itu menjamah pinggang yessa. Sedikit memberikan elusan lembut. Jeffrey melepaskan tautan tersebut, lantas melepas seatbelt yessa.

"Kenapa?" Kini giliran yessa bertanya, namun jeffrey tidak memberi respon apapun. Selepas melepaskan seatbelt yessa, pria itu menggendong wanita itu, memindahkan tubuh mungil itu kepanggkuannya.

Jeffrey kembali meraup bibir yessa, melumatnya agresif dengan bibir tebalnya. Tangan yessa yang ada di dada pria itu menjalar perlahan menuju leher, membuat sensasi tersendiri untuk jeffrey.

"A-arghh! Fuck! Diem." Jeffrey mengintruksi yessa agar diam dipangkuannya,lantaran yessa sedang mencari posisi duduk yang nyaman malah berujung membuat jeffrey semakin menjadi. Jeffrey mengecup cuping telinga yessa.

Ciuman itu berlanjut menuju leher jenjang yessa, wanita itu meremat rambut jeffrey kala pria itu memberinya beberapa tanda di lehernya.

"Nghhh.." yessa menahan desahannya kala tangan jeffrey tiba-tiba meremat sebelah buah dadanya sedikit kencang.

Married With Single Dad | Jeong Jaehyun [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang