•) Cafuné : Under the Starry Sky

493 61 5
                                    

Saya bikin ini tengah malam karena gak bisa tidur :"< Bismillah

»◇◆◇«

Mereka duduk di depan api unggun, saling berpelukan dan berbagi selimut yang sama. Di atasnya, langit malam berbintang-bintang seakan memberkahi. Gadis dengan syal merah itu akhirnya memulai.

"Apa kau... marah?"

"Untuk apa?" tanya pemuda yang memeluknya.

"Kalau aku menjawab dengan benar hari itu, kau tidak perlu melalui semua ini. Aku sungguh tidak keberatan jika kita lari asalkan bersamamu," akunya.

"Tidak," balas Eren singkat.

Jawaban itu menimbulkan keheningan sesaat.

"Aku..." Mikasa mencoba lagi. "Aku kebingungan saat kau menanyakannya. Keluarga... Karena bagiku itulah hal yang terpenting," dia mengeratkan pelukannya, "aku tidak tahu perasaanku padamu berbentuk seperti apa saat itu. Cinta terlalu sederhana. Itu... bukan sesuatu yang bisa aku jabarkan. Menghitung bintang saja rasanya lebih mudah." Mata kabutnya beralih pada bintang-bintang di atas kepalanya dengan langit gelap dan semburat awan nebula menjadi kanvasnya.

Eren terdiam, masih tidak menjawab. Tangannya terselip di rambut legam Mikasa sambil menciumi pucuk kepalanya.

"Dia tahu, ya?" tanya Mikasa.

"Siapa?"

"Sang Pendiri."

"Ya. Kecuali kau dan kapten, dia benar-benar bisa melihat semua yang keturunannya lakukan." Entah dari mana makhluk yang menjelma gadis kecil itu mengawasi tanpa siapapun sadari.

Dersik yang menusuk kulit tiba-tiba menyela. "Sudah waktunya," ujar Eren. Dia menggandeng Mikasa kembali ke kabin mereka. "Aku harap semua yang aku tinggalkan sudah cukup," mereka kembali ke tempat dan waktu pertama kali mimpi ini dimulai, "dan kumohon, carilah kebahagiaan dan bebaslah." Tubuh Eren mendadak lemas. "Mikasa..."

Gadis itu dengan lembut menopang dan mendudukkannya dengan benar. Lalu membungkuk dan dengan senyum tulus, ia menatapnya yang setengah tidur.

"Sampai nanti, Eren..."

Sentuhan semanis es krim vanilla yang pernah mereka bagi menyambut bibir Eren, bersamaan ketika ngilu luar biasa menyerang lehernya.

»◇◆◇«

"Dersik" itu padanan untuk desir angin.
Bahasa Indonesia juga punya banyak kata-kata indah, tapi jarang tahu karena selain tidak gaul, kesannya puitis dan jatuhnya jadi romantis. Saya masih belajar, kalau salah mohon dikoreksi.

Dan omong-omong... Kalau saya bikin cerita sendiri kalian mau bacakah? Heheee
Saya gak janji sih, karena "draft doang, dipublish kagak" adalah kalimat yang 'aku banget' :) 'Cafuné' saja draft nya numpuk ╥_╥ dan yang dipublish malah yang dibikin dadakan begini :v

👋

CafunéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang