Episode 45

1.3K 145 25
                                    

Wanita dengan surai pirang pucat berjalan dengan menghentakkan kakinya pada ubin lorong, wajahnya memerah dengan dahinya yang berkerut kesal, sesekali ia menggerutu dengan pelan, langkah beratnya membawanya ke sebuah ruangan dengan tulisan perpustakaan, dengan tenaga yang sudah tak lagi terkontrol oleh nya ia membanting keras pintu perpustakaan itu sehingga menyebabkan suara yang sangat kencang dan orang-orang yang berada di dalam perpustakaan langsung menatap kearahnya dengan tatapan terkejut, matanya menatap kesekeliling perpustakaan itu, ia tidak peduli pada pengurus perpustakaan yang memperingati sikapnya, matanya terus mencari seseorang hingga saat orang yang ia di cari di temukan ia langsung berjalan ke arahnya tanpa memperdulikan pengurus perpustakaan yang masih memakinya.

Kaki menghentak dengan kencang ke arah pria dengan rambut raven yang sibuk membaca buku di tangannya, saat ia tiba di meja si raven, dengan kencang ia memukul meja di depannya dengan keras, dengan matanya yang tampak berkobar dan wajahnya yang memerah karena marah dia menatap garang pada sang raven yang menatapnya dingin.

"apa kamu tidak mengerti!?" Ino memekik kesal, "ibu mu ada di tempatku! aku memintamu untuk menjadi kekasih ku! kenapa kamu malah menjadi kekasih Namikaze!?" kesalnya pada Sasuke yang berada di depannya.

Sasuke hanya diam, lagi-lagi waktu belajar tenangnya di perpustakaan harus terganggu dengan makhluk tidak jelas ini, Sasuke menghela pelan, ia melepaskan kacamatanya dan memijit pelipisnya pelan, stress lama-lama jika dia tidak bisa belajar dengan tenang, "apalagi? apa kurang jelas? aku menolak mu" ujarnya santai

Ino menggeram marah, "apa maksud mu hah!? kau tak ingin bertemu dengan ibu mu?!" 

Sasuke terdiam lagi, "tak bisa kupungkiri bahwa aku ingin menemui ibu ku, tapi jika dia berada di tempat mu itu artinya ibu ku aman, itu cukup untuk ku, dia memiliki alasan mengapa ia meninggalkanku pada si brengsek tua bangka itu, aku berterima kasih karena telah membiarkan ibuku tinggal di tempat mu, namun aku minta maaf karena aku tidak mau menjadi kekasih mu" ujar Sasuke dengan tenang, "sekarang bisakah kau pergi dari sini? aku ingin belajar" ujarnya kembali seraya memasang kembali kacamatanya di wajah tampan nan cantiknya itu, dalam benak sebenarnya ia risih dengan kehadiran Ino dan sangat ingin menemui Naruto, namun apadaya, dia terlalu fokus pacaran akhir-akhir ini hingga nilainya sedikit menurun.

"apa yang bagus dari si brengsek Namikaze itu hah?! kenapa kau malah lebih memilih pria macam banci seperti itu dibandingkan wanita seperti ku?!" bentak Ino dengan kesal pada Sasuke

Sasuke menghela, "jaga ucapanmu" peringatnya dengan suara yang dingin

"apa dia membayarmu untuk menjadi kekasihnya?! aku yakin kau cuma jadi pelampiasannya karena ia baru diputusi oleh Uchiha-senpai! benar-benar menjijikan! apa yang bagus dari pria seperti itu?!" Ino masih memaki kesal, ucapan kasar mengenai Naruto tak berhenti ia ucapkan dari bibir dengan rona merah itu

Sasuke berdiri dari duduk nya, ia melepas kacamatanya dan menaruhnya di meja, tak ragu ia mengangkat tangannya keatas dan kemudian menampar pipi Ino hingga Ino terhuyung ke samping dan jatuh di lantai, "sudah sadar?" tanya Sasuke dengan tatapan dan suara yang dingin pada Ino

Tak ada satupun orang-orang di perpustakaan membantu Ino, mereka masih terkejut dengan apa yang baru saja mereka saksikan, bahkan pengurus perpustakaan yang hendak mengusir Ino dari ruangan saja mematung saking terkejutnya dia melihat peristiwa tersebut.

Tamparan Sasuke jelas pasti sangat menyakitkan, dia adalah seorang pria dengan pengalaman bertengkar dan bela diri, belum lagi dia selalu menang saat melawan Yahiko yang terkenal akan statusnya yang merupakan ketua geng tawuran, tak dapat dipungkiri pasti sangat menyakitkan jika tangan dengan pengalaman itu memukul seseorang

Pipi Ino memerah, pipinya terasa mati rasa dan sepertinya ia merasakan darah di dalam mulutnya, saat ia memuntahkan isi mulutnya ia dapat melihat sebuah gigi jatuh dari sana, wajahnya memucat pasi saat melihat itu, ia kemudian menatap ke arah Sasuke yang menatapnya dari atas.

Dwarf in Love (SasuNaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang