3. Aku dan Rasykal (1)

33.9K 1.9K 52
                                    

Copyright2015ⓒAnita_ Pardais

****

Rasykal, orang yang mengendarai Honda Civic hitam keluaran terbaru itu menghampiriku.

Seketika darahku berdesir melihat senyum tipis yang menghiasi wajah tampannya.

Penampilannya sekarang kasual. Dengan celana khaki dan kaos putih tangan panjang.

Penampilannya memang sempurna, bahkan kaos yang sedikit longgar itu tetap memperlihatkan betapa indah tubuh yang ditutupinya.

Aku segera membuang tatapanku ke arah lain, karena bila lebih lama menatapnya bisa-bisa air liurku menetes tak terkendali. Aku tidak berlebihan mengatakan ini karena Raskal memang mempesona.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku melirik Rasykal sebentar,bersikap pura-pura acuh. "Menurut loh," kataku ketus. Aku memang begini bila bicara dengan Rasykal, acuh dan ketus.

"Menunggu jemputan? Pacar ya?!" tanyanya lagi tak memperdulikan sikap ketusku. Sudah imun pada keketusanku mungkin.

Aku mendengus. "Bukan urusanmu!"

"Ck!" Tiba-tiba Rasykal berdacak kesal. "Ayo!" Di detik itu juga Rasykal menarik tanganku, membuatku terkejut karena genggaman Rasykal yang tiba-tiba juga karena adanya sengatan listrik yang seakan mengaliri tanganku. Refleks aku menyentak tanganku dan genggamannya terlepas.

"Apa sih!" pelototku padanya.

"Ayo ikut aku. Aku ada urusan denganmu."

"Kita nggak pernah ada urusan. Kau pergi saja. Di sini dilarang parkir. Nggak liat tuh rambu - rambu segede itu!" kataku sambil menunjuk tanda dilarang parkir tak jauh dari tempat kami berdiri.

"Makanya cepat kau masuk mobil, agar kita cepat pergi dari sini. Bilang pada pacarmu, kau ada perlu dengan teman lamamu," katanya tetap memaksaku.

"Aku nggak mau! Siapa kau seenaknya memerintahku. Kalo kau nggak mau pergi paling - paling kena tilang."

"Kalau mobilku ditilang, kau harus tanggung jawab!"

"Kenapa aku?! Mobil situ, masalah gue?" kataku sambil menunjuk ke arah dadanya lalu ke dadaku sendiri.

"Karena ini gara-gara kau. Kau yang memperlambat semuanya. Coba kau cepat masuk, mobilku nggak akan ditilang dan aku nggak akan berurusan dengan polisi. Jadi ini gara-gara kau. Sekarang kau cepat masuk atau kau yang akan aku bawa ke pos polisi."

Aku masih bingung dengan perkataannya ketika dia mengamit tanganku dan membawaku kepintu mobil untuk penumpang, membuka pintunya dan mendorongku masuk dengan tangan kanan sementara tangan kirinya memegang puncak kepalaku, seakan takut kepalaku akan terbentur pinggiran pintu mobil.

Jika aku tidak sedang kesal dengannya yang seenaknya memanfaatkan kondisiku yang sedang bingung tentu aku akan sangat tersanjung dengan perlakuan manisnya ini.

Setelah dia duduk di kursi kemudi, lagi-lagi aku harus sport jantung karena Rasykal memasangkan seat belt ku. Ya Tuhan semoga dia tak mendengar detak jantungku yang menggila karena tubuhnya yang nyaris menempel padaku.

Lalu Rasykal memasang seat belt nya sendiri, kemudian mobilpun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota sore ini.

Rasykal menyentuh layar tauch screen di tengah dashboard mobilnya. Tak lama suara merdu Adele menyanyikan Someone like you memenuhi mobil ini.

"Sekarang kau telfonlah pacarmu. Bilang saja kau pergi dengan teman lamamu. Itu benarkan, kita kan teman lama yang baru bertemu lagi," kata Rasykal padaku dengan mata tetap lurus ke arah jalanan di depan.

Fine,I Love U (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang