Dibenci

78 16 6
                                    

Keesokan harinya🌥️🌥️
Naina sudah agak membaik, namun kakinya belum bisa berjalan dengan normal dan dia masih menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan...

"Naina, hari ini kau jangan kerja dulu. Biarkan kakimu sembuh total.." -Karan

"Iya, aku sudah izin.." -Naina

"Aku pergi dulu, jangan lupa minum obat dan istirahat..." -Karan

"Mm" -Naina

Walaupun Karan tidak mencintai Naina tapi kesehatan Naina sangat penting, orang memang mengenalnya sebagai pria dingin, tapi siapa sangka dibalik sikapnya yg dingin dia adalah yang baik, dia sangat menghormati orang² di sekitarnya...

"Karan.. kenapa kau tidak bersama Naina ?." -Sandhya
Langkah Karan terhenti saat mendengar perkataan ibu.nya..

"Kakinya belum sembuh, jadi dia harus minum obat dan banyak istirahat.." -Karan

"Jangan terlalu memanjakannya,itu hanya luka kecil biasa,." -Sandhya

"Ibu, jika sesuatu yang kecil dibiarkan begitu saja maka akibatnya akan buruk. Aku pergi dulu bu.." -Karan

••••

"Naina,, ini sarapannya. Tuan Karan bilang kalau kau harus makan yang banyak.." ujar seorang wanita,
dia adalah pembantu di rumah keluarga Chauhan, namanya Meera.. Naina memanggilnya Kak Meera karena dia lebih tua dari Naina.. dan Meera sendiri memanggil Naina hanya namanya saja, karena itu keinginan Naina..

"Terimakasih kak Meera.." -Naina

"Meera sedang apa kau disini ?" -Sandhya
Meera dan Naina tiba² terkejut dengan kedatangan Sandhya..

"Meera baru saja mengantarkan sarapan untuk Naina, permisi nyonya.." Meera pun kembali ke dapur untuk pekerjaan yang lain..

"Dengar Naina,, jangan bersikap manja seperti anak kecil. Kau harus tau diri.." ujar Sandhya ketus

"Ibu, bukannya aku manja tapi saat ini aku benar² tidak bisa berjalan dengan normal. Kakiku masih sakit.." -Naina

"Mungkin kau bisa mengelabui orang² di rumah ini dengan kepolosanmu itu, tapi tidak denganku.." -Sandhya
Sandhya pun langsung pergi dari hadapan Naina dengan menutup keras pintu kamar Naina..

"Kenapa ibu selalu menyalahkan aku.. hikks" Naina pun menangis dalam kamarnya, rasanya ia ingin teriak dan meluapkan semua rasa sakitnya.. sakit di kakinya tidak sebanding dengan sakit hati dan batin yang Naina alami, ia menikah tanpa adanya ikatan cinta, ditambah ia dibenci oleh ibu mertuanya. Padahal ia tidak mengerti apapun yg dikatakan oleh ibu mertuanya...

•••••
"Khyati.. apa kau sudah menunggu lama nak?" Ujar Sandhya yang terkejut dengan kedatangan Khyati

"Tidak ibu, aku baru saja datang.." -Khyati

"Bagaimana bisnis butikmu ?" -Sandhya

"Aman terkendali ibu. Oh iya aku punya voucher belanja aku ingin mengajak ibu, apa ibu mau ??.." -Khyati

"Oouhh sayang,, tentu ibu mau." -Sandhya

"Ayok bu, supirku sudah menunggu diluar.." -Khyati

Khyati adalah anak dari teman Sandhya, putri dari Roopa dan Araav Choudary seorang konglomerat, Khyati hanya tinggal berdua dengan pembantunya karena ayah dan ibu.nya masih berada di London, dia mempunyai bisnis butik yang megah dan barang²nya branded..

•••

Disisi lain Karan sedang mencari rumah yang akan ia tinggali bersama Naina.. meski ia mencarinya sendiri ia selalu mengabari kepada Naina dan meminta persetujuannya..

Seadanya AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang