Chp 6 : Feeling 21+

2.5K 27 2
                                    

Don't forget to voment

Happy Reading
<3

.

.

.

.

.

Koran Britania tak lagi membahas banquet Duke Goyle. Berita tentang Vine–pelayan dapur Duke Goyle yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup menjadi epilog tragis dari kasus itu.

Mungkin bagi kebanyakan bangsawan itu adalah sebuah happy ending terbaik, dimana penjahat mendapatkan balasan atas tindakan tak tercelanya. Tapi bagi Noir, ini tidak adil dan memalukan. Fakta bahwa detektif kerajaan lebih bodoh dari kelompok rahasia Lucas membuat Noir meragukan kemakmuran negara ini. Kasus ini jelas belum selesai, kalau pun Noir masuk ke pers dan mengumumkan tentang kenyataannya pun tak akan menyelesaikan masalah.

Apa alasan Tuan Lorcan melakukan itu? Untuk bersenang-senang? Atau ia mengincar sesuatu? Pemuda itu jelas mencurigakan sejak pertama kali mata mereka bertemu.

"Masih memikirkan kasus itu?" Tanya Lucas yang baru saja memasuki ruang makan dengan troli berisi cemilan siang Noir. Pria itu memindahkan beberapa rak kecil berisi desert khas inggris ke meja Noir sembari menunggu wanita itu membuka bibirnya.

"Aku tidak puas." Dengus Noir sambil melipat koran paginya.

Pemilik iris abu terang hanya terkekeh kecil mendengar pernyataan Noir. Tangan tanggapnya bergerak gesit menyiapkan cangkir untuk diisinya dengan chamomile tea yang akhir-akhir ini menjadi kesukaan nonanya. Ketika tugasnya sudah selesai, Lucas menjauhkan troli kosong itu dan menarik kursi di samping Noir untuk ia duduki.

"Sejak kapan Noir Smith mudah puas? Aku tidak ingat ada hal seperti itu di kamus." Lucas menyeringai lebar sembari menatap Noir yang berdecih.

Tak ingin memberikan kesempatan Lucas untuk mengejeknya lebih jauh, Noir pun memilih untuk mencicipi tehnya. Hidungnya mencium aroma menenangkan chamomile tea buatan Lucas yang sukses merilekskan otot-otot tegangnya. Tanpa sadar, Noir mendesah pelan merasakan ketenangan pada tiap titik tubuhnya. Rasa menyenangkan itu semakin bertambah ketika sensasi hangat nan manis menyapa lidahnya sebelum mengalir melewati kerongkongannya.

"Jadi, apa yang membuat nona kesayangan ku ini tidak puas?" Tanya Lucas lagi.

Mau tak mau, Noir membuka matanya yang entah sejak kapan tertutup untuk memandang pria tampan di hadapannya.

Pergumulan Noir hanya akan membuat pria itu tertawa keras di depan wajahnya. Bagi Lucas hal seperti ini adalah hal sepele yang membuang-buang waktu. Lucas tak pernah mau memikirkan kenapa, yang ia perlu tau adalah siapa. Kecuali hal-hal tertentu yang menyangkut Noir. Sangat berbeda dengan Noir yang suka bertanya kenapa dan bagaimana. Hal ini membuatnya ragu, kenapa mereka bisa saling dekat di saat prinsip mereka pun jauh berbeda?

"Lorcan Stefanus Goyle. Apa yang muncul di pikiranmu saat nama itu disebut?"

Noir melirik pria yang kini tengah sibuk menuang teh pada cangkir lain. "Rubah licik." Jawab Noir tanpa pikir panjang.

"Ubah sudut pandang mu ke bangsawan lain." Lucas menuntun Noir dengan sabar dan tenang.

"Anak angkat?" Lucas pun mengangguk puas. Jemarinya meraih cangkir untuk menegak habis teh di dalamnya.

Unstoppable [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang