(Maaf jika kebanyakan skip (◞‸◟ㆀ)ᵐᵃᵃᶠ)
2 minggu kemudian, Mira datang ke kantor dengan sebuah amplop coklat yang dibawanya di dalam tasnya. Untuk saat ini adiknya tidak tahu soal kehamilannya karena waktu itu Marco masih mengikuti ujian kelulusannya dan hari ini adalah hari kelulusannya. Dia berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menemui Theo secara langsung. Catherine yang tahu soal itu juga berusaha mendukung keputusan Mira. Bagaimanapun Theo harus bertanggung jawab. Saat mereka sedang bekerja, datanglah seorang wanita yang terlihat asing di depan mata semua karyawan yang bekerja disana. Wanita tersebut langsung masuk ke ruang Theo tanpa mengetuk pintu sama sekali seakan akan dirinya itu bos di perusahaan tersebut. Tentu Mira dan Catherine tidak menyadarinya karena terlalu fokus permasalahan yang dihadapi Mira sendiri.
"Hai sayang, " sapa wanita tersebut.
Theo yang sedang fokus mengerjakan berkas langsung menatap wanita yang barusan datang menyapa dirinya itu lalu kembali fokus dengan pekerjaannya. Siapa lagi jika bukan tunangannya, Christina. Wanita yang selalu menghilang dan akan muncul jika dia sedang lelah atau semacamnya.
"Untuk apa kamu kesini? Biasanya kamu sibuk dengan pekerjaanmu itu? " tanya Theo dingin.
"Memang salah ya jika aku datang ke kantor kamu? Aku kan cuma rindu denganmu, " jawab Christina.
"Rindu denganku atau hartaku hmm? " tanya Theo tetap dingin dan fokus melihat berkas tersebut.
"Ih kenapa kamu berkata seperti itu? Tentu saja aku rindu denganmu, " jawab Christina sambil menghampiri Theo yang masih duduk di kursi kantornya.
"Lebih baik kamu duduk di sofa itu sambil memainkan ponselmu itu daripada kamu menganggu konsentrasiku, " kata Theo.
"Kenapa sikapmu seperti ini? Aku curiga atau jangan jangan ada wanita lain selama aku tidak ada? " tanya Christina curiga.
Theo yang mendengar hal itu berhenti mengerjakan berkas yang seharusnya dia selesaikan hari ini dan langsung menatap Christina.
"Seharusnya aku yang curiga dengan dirimu ini. Setiap kali aku mengajak kamu menikah, pasti ada aja alasannya. Aku tahu kita itu sudah bertunangan tapi mau sampai kapan status kita tetap seperti ini. Aku sudah capek menghadapi ayah yang selalu menanyakan kapan kita akan menikah. Aku juga tidak tahu mengapa kamu selalu menolak untuk menikah. Apa kurangnya diriku ini sehingga kamu selalu menolak menikah denganku? " jawab Theo.
Theo sudah lama pendam semua ini. Mungkin ini saatnya dia mengeluarkan apa yang dia rasakan selama ini. Tentu wanita yang berdiri dihadapannya diam dan tidak bisa berkata apa apa lagi.
Tanpa disadari oleh mereka berdua yang sedang berdebat di ruangan itu, ada seseorang yang tidak sengaja menguping pembicaraan mereka dari luar dengan sebuah amplop ditangannya. Orang itu ingin bertemu dengan Theo namun terhenti saat terjadi keributan di dalam sana.
"Jadi,... Alasan dia menolakku karena dia sudah bertunangan. Lebih baik aku menjauh dari kehidupannya daripada aku dianggap sebagai penghancur hubungan orang lain, " batin Mira sambil menahan tangisnya.
Dia merutuki dirinya dan juga tidak seharusnya waktu itu dia pergi ke acara tersebut sehingga terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Lalu, dia pergi ke tempat duduknya dan memasukkan kembali amplop tersebut ke tasnya.
"Mira, bagaimana? Apa kamu sudah memberitahu kepada Pak Theo? " tanya Catherine yang baru saja datang dari toilet.
"Tidak jadi cat. Pak Theo sedang ada tamu jadi aku tidak ingin menganggunya, " jawab Mira.
Catherine hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan Mira sendiri sedang memikirkan apa yang dia akan lakukan selanjutnya. Di satu sisi, dia ingin meminta pertanggungjawaban dari Theo. Namun disisi lain, Theo sudah memiliki tunangan dan mungkin akan menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan CEOku adalah Cinta Pertamaku
RandomApa jadinya seorang karyawan biasa jatuh cinta terhadap sang CEO? Itulah yang dialami seorang gadis cantik bernama Mira kepada Theo sang CEO. Tapi, Theo menolak cinta Mira bukan karena dia tidak menyukainya melainkan dia sudah bertunangan dengan kek...