TRUTH OR ...

549 107 21
                                    

cw // Toxic Relationship ; Harsh words ; random talk


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...................................................

"Eh, Le... ujan nih."

Suara Jibran membuat Leo yang sedang menyandarkan tubuhnya di sofa segera duduk tegak, ikut melongok ke luar jendela.

"Ah iya anjir..." Leo mengumpat kesal. Ia sudah berencana akan pulang dari rumah Jibran namun sepertinya langit tidak menyetujui rencananya.

Jibran menggigit bibirnya, ragu akan menyuarakan pikirannya atau tidak.

"Yaudah lo nginep aja," Jibran akhirnya bersuara.

Leo melirik Jibran. Atmosfer ruangan menjadi luar biasa canggung.

Lelaki bermata tajam itu berdeham, mendadak ia merasa haus, "Gue pesen ojol aja deh," jawab Leo sambil meraih ponsel di depannya. Masih pukul 6, masih ada harapan untuk pulang.

Leo mengusap layar ponselnya, mencari aplikasi ojek online yang tak pernah ia gunakan. Sial, jika tau begini keadaannya, ia tadi akan datang ke rumah Jibran dengan mobil. 

Padahal seharian ini mentari bersinar terlampau terang. Cuaca memang tidak bisa ditebak, seperti nasib.

Sepuluh menit yang lalu Leo baru saja datang. Bunda menyuruhnya untuk mengantar kue ke rumah Jibran, mantan kekasihnya. Beginilah apesnya jika pernah berpacaran dengan anak dari teman bundanya, akan ada satu waktu dimana ia—mau tak mau—harus bertemu dengan Jibran.

Sudah setahun semenjak Leo terakhir kali melihat Jibran. Sudah setahun nama mereka tidak saling muncul di pop up notifikasi satu sama lain.

Sial untuk Leo, tiba-tiba gelap menelusuri seluruh ruangan.

Leo terperanjat, "Kenapa nih?"

"Mati listrik." Jibran berjalan menuju saklar lampu. Menyalakan lampu emergency. Ruangan yang sebelumnya gelap kini menjadi lebih terang.

Leo kembali berkutat pada ponselnya, hingga ia menyadari sesuatu, daritadi ia menggunakan wifi rumah Jibran. Oh jadi keluarga ini bahkan tidak mengganti password wifi-nya?

"HP gue nggak ada paketan." Leo menatap Jibran, berharap lelaki di depannya bisa memberi solusi.

Jibran yang baru saja kembali dari saklar lampu menatap Leo gusar, 

"Gue juga nggak ada paketan..."

Kedua lelaki itu terdiam.

Leo menatap jam tangannya, sudah hampir jam 7 malam. Hujan di luar juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan reda dalam waktu dekat.

"Lo besok kelas jam berapa?" tanya Jibran.

"Jam 8, lo?"

"Nggak ada kelas." Jawab Jibran.

TRUTH OR ... [ Chenji - Oneshot ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang