♥
selamat membaca!
.
.
.
Renjun merasa hari ini akan menjadi hari yang berat untuknya. Bisa dilihat saat ini ia tengah menemani dua anak kecil yang sedang bermain. Ah tidak, lebih tepatnya memantau karena Renjun tidak terlalu senang bermain dengan anak kecil atau bahkan diusik.
Dua bocah berusia sekitar 3 tahun yang tengah melakukan sabotase di apartemennya, menghancurkan apapun yang bisa dijamah oleh kedua tangan mungil itu. Chenle dan Jisung, mereka adalah anak kembar sepupunya yang saat ini sedang pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan istrinya, yang mana hal itu membuat Renjun menepuk dahinya sendiri.
Dua keponakannya masih berusia 3 tahun dan mereka ingin memiliki anak lagi?? Renjun tidak bisa berkata apapun lagi, sudah tidak sanggup.
Renjun hanya menyandarkan punggung sempitnya pada sofa empuk, mengamati dua keponakannya yang gembul berceloteh tidak jelas seraya merakit lego yang dibawa oleh kedua orangtuanya.
Sesekali Renjun melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya, ia tidak mau sepupunya lalai bepergian sementara sekitar 30 menit lagi adalah jam kedua bocah itu minum susu!
Sepupu Renjun itu hanya menitipkan anak beserta mainan dan susu yang sudah diseduh dalam botol, sedangkan kedua bocah gembul itu sudah meminumnya sampai tandas beberapa menit yang lalu, kalau keduanya menangis meminta susu bagaimana?? siapa yang akan memberi susu? hah.. membayangkan keduanya menangis saja sudah membuat Renjun resah dalam duduknya. Sangat disayangkan, hal yang menjadi ketakutan Renjun ini sepertinya akan kenyataan.
" Huks! P-paman.. Huks "
Suara isakan pun mengalihkan Renjun dari lamunannya. Ia spontan berlari menghampiri keduanya, dan diraihnya Jisung yang terisak pilu. Dari isakannya Renjun sudah bisa menganalisis bahwa bocah ini sebentar lagi akan menangis dengan keras.
" Ada apa, sayang, ada apa.. " Renjun masih sibuk mengusap sisi wajah Jisung. Bocah itu menunjuk Chenle yang masih memainkan legonya.
" Dipukul.. huk huks " Renjun pun mengangkat tubuh berat Jisung ke gendongannya, menepuk-nepuk punggung kecil itu untuk menenangkan dan menggagalkan tangisannya.
" HUAAAAA " betapa terkejutnya Renjun ketika mendapati sosok bocah gembil yang tadi tenang bermain lego tiba-tiba kini menjerit dan menangis, membuatnya kelimpungan.
" Gendong aku! Gendong aku! HUAAAA "
" Tidak! Jangan! Huk huk huks! "
Kini Renjun dibuat pusing dengan Chenle yang menangis histeris dilantai dan mengangkat kedua tangannya tanda ingin digendong juga. Serta Jisung yang (masih) menangis sambil menggelengkan kepalanya ribut, menolak mentah mentah keinginan Chenle, ia tidak mau satu gendongan dengan sosok yang tadi memukulnya dengan lego.
Renjun pun tidak kuat jika harus menggendong dua makhluk gembul bersamaan, tangannya tidak sekokoh itu. Kebimbangan Renjun malah membuat Chenle merasa diabaikan hingga bocah itu kini mengamuk dengan melempar dan menendang lego yang sudah berserakan, anak itu menangis dengan posisi telentang dan kaki yang menendang kesana kemari.
Ya Tuhan.. Tolong Renjun..
Baru saja Renjun hendak berjongkok untuk menenangkan Chenle, lehernya sudah ditarik-tarik oleh Jisung yang memeluknya erat. Astaga, ia tidak sanggup.
Ditengah kekacauan yang terjadi, terdengar bunyi bel apartemennya, sejenak ia merasa sangat bersyukur. Tuhan akhirnya mengirimkan pertolongan.
Dengan secepat kilat ia meluncur menuju pintu apartemen, meninggalkan Chenle yang masih mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJUN ONESHOOT COLLECTION
Fanfictionrenjun submissive x nct dream member Pair of the stories are depends on author's mood (mostly noren). Every stories contain adult scene/sex or everything that labelled on 🔞 NO MINOR! please 🙏 be wise, what's in fiction stay in fiction. there's no...