4. Penyesalan

25.6K 326 41
                                    

4. Penyesalan

Happy reading

Revisi 14 oktober 2024

****

Aluna, gadis itu menangis tersedu sedu di dalam kamar mandi. Setelah kejadian mengerikan tadi, Aluna tidak ada habisnya memaki Elang. Bahkan sebelum meninggalkan Apartemen, gadis itu sempat mencakar wajah Elang. Namun dengan hanya mencakar Aluna sama sekali tidak bisa mengembalikan keadaan seperti awal.

Andai hari ini Aluna sekali saja menolak permintaan Elang, mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi di kehidupannya. Andai saja Aluna tidak pernah mau bermain dalam permainan Elang, mungkin identitas dirinya tidak akan di ketahui Elang. Andai saja waktu itu Aluna tidak memaksa ayah dan ibu nya untuk bersekolah di SMA Nusa Bangsa, pasti ini tidak akan pernah terjadi.

"Na, lo lama amat di kamar mandi dah"

Ketukan pintu kamar mandi membuat Aluna tersadar dari lamunannya. Lena, saudari tirinya sudah beberapa kali memanggil dirinya, namun Aluna enggan keluar dari kamar mandi.

"Iya Len sebentar lagi"

"Buruan, gua ada tugas nih tolong kerjain" ucap Lena.

Aluna keluar dari kamar mandi. Dengan baju tidur berwarna maroon. Lena menatap Aluna. Gadis itu mengerutkan keningnya melihat mata Aluna yang sembab.

"Hari hari nangis aja kerjaan lo" ucap Lena malas.

"Kerjain tugas gua. Besok pagi mau gua kumpul" ucap Lena lagi. Gadis itu pergi begitu saja.

"Len, aku dapet jatah makan gak malam ini?" Tanya Aluna hati hati.

"Jatah makan? Ambil aja di tempat sampah" ucap Lena seraya tertawa mengingat ibu mereka memilih membuang sisa makanan di tempat sampah dari pada memberikan pada Aluna.

Setelah kepergian Lena, Aluna menutup pintu kamarnya. Aluna pergi ke dapur melihat apakah benar hari ini ia sama sekali tidak mendapatkan jatah makannya? Dengan rasa sakit yang lumayan di area selangkangannya, Aluna perlahan menuruni anak tangga rumahnya.

Di meja makan, hanya ada tumpukan piring kotor dan sepotong tempe goreng. Aluna menghela nafas panjang. Gadis itu dengan cepat membersihkan meja makan, tidak lupa memakan sepotong tempe goreng.

Setelah selesai membersihkan meja makan, Aluna dengan cepat kembali ke kamarnya, menyelesaikan tugas yang di titipkan Lena.

Dengan pikiran berkecamuk, Aluna tidak berhentinya menyesal atas perbuatannya sendiri hari ini. Benar benar kesalahnya sendiri kali ini.

***

Sedangkan Elang, pria itu baru saja bangun dari tidurnya, lampu yang begitu menyorot membuat matanya terasa tidak nyaman. Melihat handphone nya yang tergeletak di meja kecil di sebalah ranjang tidur. Pukul sepuluh malam dan sudah banyak sekali whatsapp dan beberapa telepon masuk mencari dirinya.

Elang menyentuh wajahnya yang terasa perih. Sialan gadis itu, berani sekali mencakar wajahnya. Elang mendudukan tubuhnya, menatap ke arah cermin. Wajah sebelah kirinya terdapat luka cakaran yang tidak terlalu banyak dan besar, hanya saja terasa perih.

KISAH ALUNA (tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang