16. Sengitnya Persaingan

446 116 26
                                    

Apa yang sedang dilakukan Jung Jaehyun saat ini?

Melindungi. Walau hanya berbekal tubuh gagah, wajah tampan dan keberanian, Jaehyun masih sanggup melindungi seseorang. Manusia biasa juga punya kewajiban itu untuk mendamaikan bumi bukan hanya sekedar super hero dengan kekuatan fantasi mereka masing-masing. Jaehyun memang tak punya jaring laba-laba yang menguar dari sela jari-jarinya untuk melindungi orang lain. Jaehyun tak punya kekuatan terbang secepat kilat menyambar supaya dia tiba di tempat tujuan dengan waktu secepat-cepatnya. Apalagi kekuatan untuk merobohkan bangunan hanya dalam satu bogeman. Jung Jaehyun bukan karakter dalam film Hollywood yang punya sejuta pesona lewat kekuatannya. Manusia biasa juga cukup untuk bisa bertindak melindungi manusia lain. Semuanya didasari oleh keniatan hati. Kekuatan, bisa atau tidak adalah nomor berikutnya.

Di bawah langit malam Jung-gu bersama dengan lampu jalanan yang mulai menyala memberi penerangan, Jaehyun mengerahkan kakinya lebar-lebar. Meninggalkan Jisung sendirian di apartemen kecilnya bukan sebuah opsi baik untuk dilakukan. Lantas, dari sisi mana Jaehyun tengah melindungi pemuda itu?

Membiarkan Jisung bergelung dalam rasa sedihnya, mungkin sebuah kesalahan. Rasanya lebih masuk akal jika Jaehyun menemaninya. Memberikan guyonan-guyonan kecil untuk menepikan rasa sedih Jisung meski hanya 0,001 persen banyaknya. Itu lebih pantas disebut sebagai tindak perlindungan ketimbang meninggalkannya seorang diri di apartemen. Tapi percayalah, Jaehyun memang benar-benar sedang mencoba melindungi Jisung. Bukan melindunginya dari masa sekarang melainkan dari masa depan. Hari esok, esok, esok, esok, dan esoknya lagi. Jaehyun berusaha untuk tidak merusak seluruh skenario hidup Park Jisung.

Pukul tujuh malam, gedung menjulang milik perusahaan Dispeatch masih bersinar dengan lampu-lampunya yang hampir mengalahkan terangnya lampu jalan. Melangkah masuk, Jaehyun kini memelankan suaranya. Meminimalisir derap langkah yang beradu dengan lantai gedung. Masuk ke dalam lift, menekan lantainya yang dituju lantas memaku di tempatnya. Yang ada di pikirannya hanya keadaan Jisung saat ini. Meski Jaehyun sudah memberi pesan supaya ponsel bocah itu selalu menyala didukung dengan anggukkannya, tapi janji itu tak lebih dari cukup untuk menenangkan hatinya.

Ting. Lift terbuka, menghantarkan si penumpang sampai pada lantai yang diminta dalam hitungan beberapa detik. Koridor nampak lumayan lengang bersama dengan beberapa ruangan yang mulai dipadamkan sumber penerangannya. Puas dengan keadaan saat ini, Jaehyun kembali memacu langkahnya secepat angin menembus kulit. Langkahnya berbelok masuk ke sebuah ruangan luas. Menampilkan banyaknya meja-meja pekerja bersama komputer mereka masing-masing. Di setiap sisi kirinya dilengkapi sekat masing-masing. Memberi ruang sebagai jarak privasi antar para pegawai.

Jaehyun sampai di meja tepat di sebelah utara ruangan. Tubuhnya membungkuk, mengecek komputer yang bahkan sudah dipadamkan sebelumnya. Ini mungkin bisa dibilang sebagai tindak ilegal, tapi maaf Jaehyun harus melakukannya. Maka ketika komputer menyala sepenuhnya, memberikan satu-satunya cahaya dalam kegelapan, Jaehyun mulai mengutak-atik benda itu. Sesekali kepalanya menoleh ke ambang pintu, mewanti-wanti barangkali seseorang datang mendekat. CCTV dienyahkan dari kekhawatirannya. Toh, ruangan ini gelap. Pakaian hitamnya sekarang juga lumayan menyamarkan sosoknya. Apalagi Jaehyun tahu betul bahwa kualitas kamera pengintai itu tak lebih bagus dari kamera bututnya yang tengah sekarat.

Klik. Sebuah dokumen dipilih, membuat berkas itu muncul dalam sepersekon kemudian. Rahangnya mengeras ketika judul yang dicetak besar-besar itu menyapa netranya untuk yang pertama kali; MIRIS. ANAK INI MEMBUNUH AYAHNYA SENDIRI?

Ibu jarinya mengerahkan mouse didalam kuasanya untuk membuat dokumen itu bergulir ke bawah. Beberapa foto ikut disertakan pula di beberapa bagian. Jepretan kamera yang fokus menjadikan Park Jisung sebagai objeknya. Bukan main, Jaehyun bahkan berhasil diabadikan lewat salah satu jepretan foto.

ATTENTION ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang