Pagi ini aku sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Pemda Daerah, aku diajak dengan Bu Endah untuk menghadiri acara senam disana.
"Udah siap stev?" Bu Endah muncul dari balik pintu dan membetulkan tatanan poni ku yang sedari tadi membuat ku gelisah karena tidak benar-benar rapi.
"Hmm, aku sudah siap bu. Tapi, apakah baik baik saja aku kesana?"
"Memangnya kenapa? Toh, kita disana akan bersenang-senang dan berjoget ria. Tidak ada yang akan terjadi manis." Aku menatap Bu Endah dengan sedikit tersenyum agar beliau tidak merasa kesusahan oleh ku.
Bu Endah, wanita berusia 40 tahun ini adalah psikiater ku selama 6 bulan di rumah sakit jiwa dan hari ini adalah hari terakhir ku disini. Beliau sangat perhatian kepada ku bahkan selalu mengajak ku berjalan-jalan untuk menghirup udara segar.
"Stev, kok malah bengong si. Ayok" Bu Endah ternyata sudah Berdiri di dekat pintu hendak keluar dan aku pun mengikuti nya untuk segera pergi ke Pemda Daerah.
***
Bu Endah bergerak dengan energik mengikuti irama senam. Banyak orang disini bahkan bapak bupati pun mengikuti acara senam ini. Aku senang sekali bisa merasakan keramaian ini setelah dipasung selama 8 bulan oleh kelurga ku sendiri karena gangguan bipolar. Bu Endah lah yang menyelamatkan ku dan aku tidak sendiri bahkan ternyata ada sekitar 80 pasein yang mengalami gangguan kejiwaan yang dipasung oleh kerabat dekatnya. Jujur, itu sangat traumatis sekali untuk ku. Tapi, bisa bangkit dari hal itu adalah hal yang luar biasa untukku dan tentunya Bu Endah lah yang membantuku."Stev kok malah bengong si, kita akan bersenang-senang disini. Setelah itu kita akan berkunjung ke rumah mu yang baru. Oke?" Bu Endah mengatakan itu cukup keras karena aku sedari tadi hanya diam. Karena tak enak dengan beliau akhirnya aku pun bergerak mengikuti irama senam.
Aku bahagia dan tidak ada yang dapat memasung kebahagiaan aku lagi
***
"Bu apa lampu nya memang terang seperti ini?" Kata ku pada Bu Endah sesaat setelah kita berdua mengunjungi rumah baru ku. Rumah ini adalah pemberian dari Bu Endah karena aku dibuang oleh keluarga ku sendiri."Iya memang, aku rasa ini baik untuk mu yang suka membaca buku malam-malam stev." Bu endah sedikit mentertawakan kebiasaan ku.
"Terimakasih banyak, bu."
"Aku harap kamu bisa menjalani hidup mu lebih baik, stev." Suasana pun berubah menjadi sendu saat Bu Endah mengatakan itu dengan sangat tulus.
"Aku janji bu. Tidak akan ada lagi yang memasung kebahagiaan dan hidup ku." Aku memeluk Bu Endah erat, aku rindu ibu tapi aku rasa Bu Endah adalah sosok ibu sekaligus psikater yang sangat baik untuk ku.
Hari ini, hari ini aku keluar dari Rumah Sakit Jiwa. Aku tidak gila, aku hanya pernah sakit dan sekarang aku "sembuh".
END
#30HariKonsistenMenulis
**
Maaf telat post kawan, kemarin ada insiden kecil, hehe. Aku akan melunasi nya hari ini dengan 2 cerpen ku.
Cerita ini aku dedikasikan setelah membaca sebuah berita di tahun 2016 setelah adanya pemasungan untuk orang-orang yang mempunyai gangguan kejiwaan.
Sungguh, itu menyanyat hati ku.
Apabila kalian pernah menjadi korban peluk jauh dari ku.Terimakasih sudah membaca, vote, atau komen.
Entah apa sakit nya. Fisik atau batin. Itu semua bukan lah aib :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen: Healing Your Feeling
Short StorySebagai manusia yang hidup di zaman saat ini. Kita sering kali merasa tertinggal padahal tidak sedang balapan dengan siapa pun. Kita seringkali terluka secara batin tetapi tak pernah sedikitpun disembuhkan. Banyak sekali yang menjenguk kita apabila...