Chapter 2

194K 4.3K 48
                                    

Lizy POV

Aku mengerjapkan mata ku, rupanya hari sudah pagi. Tapi perut ku terasa berat. Dan benar saja, ada sebuah tangan kekar sedang memeluk ku. Aku sangat kaget mendapati kak Aiden ternyata tidur satu ranjang denganku.

Mengingat kejadian tadi malam seperti mimpi. Padahal aku mengira dia sangat marah padaku kerena telah menamparnya. Tapi apa ini, kenapa dengan tidak tau malunya dia sudah ada di kamar ku. Padahal aku yakin sekali semalam sudah mengunci pintu.

"Kak Aiden" panggil ku untuk membangunkan nya. Dia terlihat mengerjapkan mata nya.

"Morning Lizy" Sapa nya dengan tersenyum. Astaga, apakah dia sebenarnya telah mengalami amnesia.

"Kenapa kak Aiden bisa masuk ke kamar ku?" Tanya ku tidak sabaran.

"Aku tidak bisa tidur semalaman, jadi aku memilih tidur disini dengan mu"

"Tapi aku sudah mengunci pintu, bagaimana kakak bisa masuk?"

terlihat di merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kunci yang sama dengan kunci kamarku. Dia memperlihatkan nya dengan wajah tanpa bersalah

"Aku punya duplikat, Baby"

"Tapi kakak tidak boleh begitu, bagaimanapun juga ini kamar ku"

"Boleh. Karena ini juga termasuk rumahku"

Demi tuhan, ternyata dia jauh lebih menyebalkan jika berdebat. Aku pun lebih memilih menghiraukan nya dan bersiap untuk berangkat kuliah.

"Mau kemana Baby?"
Ucapnya menahan ku agar aku tidak bangun. Aku tidak tau, kenapa sekarang dia memanggil ku dengan kata 'Baby' tapi jujur itu membuat aku takut.

"Aku mau mandi, hari ini ada jadwal kuliah pagi. Jadi kakak keluarlah dari kamar ini, bukankah kakak juga harus berangkat kerja?"

Dia hanya diam dan malah memejamkan mata nya tanpa melepaskan cengkraman tangan padaku. Aku dapat melihat wajah nya dengan jelas. Rahang yang tegas, alis yang tebal, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir itu yang tadi malam aku rasakan. Tidak Lizy ini masih pagi. Buang semua pikiran mesum mu.

Tapi melihat keadaan ku saat, membuatku tersadar harus cepatnya pergi dari sini.

Dan benar, tiba-tiba saja mata itu terbuka dan menatapku tajam.

"Sudah puas memandangi nya hm, kamu nakal ternyata ya. Harus di beri hukuman"

Belum sempat aku menjawab tiba-tiba dia mencium bibir ku rakus. Aku yang belum siap hanya mengatupkan bibirku dan tidak membalas.

"Kenapa diam, balas ciuman ku Baby"

Aku tidak menyangka dia akan mencium lagi. Kukira karena semalam dia mabuk tapi yang membuat ku terkejut dia pagi ini dalam keadaan sadar.

Dia yang mulai kesal akhirnya menggigit bibir ku, dan benar itu membuat aku memekik dan akhir nya membuka bibir ku.

Ciuman yang awal nya kecupan, terasa menjadi lumatan yang mulai menuntut. Dan sialnya, kak Aiden malah menganti posisi menjadi menindih ku. Tangan kak aiden mulai mengelus perut ku rata, tapi tiba-tiba

Kruyukkk

Perutku berbunyi. Sial. Sungguh memalukan. Kak Aiden yang tahu hal itu langsung menghentikan aktivitasnya.
Dia melepas ciuman nya dan menatap ku dengan tersenyum lembut.

"Lapar sayang?"

Goda nya membuat ku sangat malu. Aku hanya memejamkan mata ku rapat-rapat. Aku yakin wajah ku sangat merah seperti kepiting rebus.

Lizy end

Author POV

Siapa sangka Aiden malah tersenyum gemas, dan menarik dagu lizy. Lalu memberi Lizy kecupan yang cukup lama di kening.

My Fucking BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang