1392, Kediaman Bangwon
"Apaan kau ini?! Bukankah kau tahu kalau tabib aku itu adalah Tabib Kwon? Kenapa yang kau bawa gadis muda beringus ini?! Kau mau mati?!!"
Kepala Kasim langsung bersujud, "Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba sudah berusaha, tapi Tabib Kwon sedang berada di luar kota."
"Apa?!" Bang Won semakin marah mendengarnya. Bisa-bisanya tabib sombong itu menerima pasien lain selain dirinya.
"Benar, Yang Mulia. Pasien yang ditangani beliau di sana memiliki riwayat penyakit yang langka. Jadi beliau berinisiatif untuk turun ke lapangan dan melihat kondisi mereka."
"Tapi tetap saja. Kwon adalah tabibku. Dan tidak ada yang boleh menggunakannya setelah aku sembuh. Sekarang, keluarlah. Dan bawa tabib itu ke sini!"
"Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba tidak bisa melakukannya, hamba pantas mati."
"Oh, jadi kau tak ingin melayaniku lagi? Baiklah kalau begitu," Bang Won langsung menarik pedang yang ia letakkan di samping tempat tidur.
"Kau memang pantas ma-"
"Hamba bisa mengobati luka anda, Yang Mulia."
Tangan Bang Won seketika berhenti. Ia menurunkan pedangnya bukan karena ucapan gadis itu, tapi karena ketidaksopanannya.
"Hamba bisa memudarkan luka dan menyembuhkannya seperti halnya Tabib Kwon mengobati anda. Hamba bisa melakukannya," lanjut Ro Na dengan hati-hati. Ia baru menyadari tatapan Pangeran di depannya ini seperti ingin membunuhnya.
"Beraninya kau bersuara, nona muda."
"Jika anda berkenaan, saya akan mengobati Yang Mulia sampai sembuh."
"Memangnya kau mau mempertaruhkan nyawamu jika lukaku ini berbekas?" sinis Bang Won.
"Akan saya lakukan jika anda berniat sembuh dengan saya."
"Baiklah kalau begitu," ujar Bang Won meletakkan pedangnya ke tempat semula kemudian perlahan membuka setengah pakaiannya. Ia tersenyum smirk saat melihat wajah Rona yang memerah. Gadis beringus itu pasti tak pernah mengobati pasien yang sepertinya.
"Obati aku sampai mereka tak berbekas lagi." lanjutnya.
Mata Ro Na langsung membelalak tatkala melihat luka-luka yang terdapat di tubuh Bang Won.
Pantas saja ia disuruh merahasiakannya, rupanya pangeran kelima ini memiliki luka yang cukup serius.
Sekeras itukah peperangan mereka sampai ia terluka sebanyak ini?
Gadis itu menghela, sepertinya ia harus bekerja keras mulai sekarang.
.
Kwon Ro Na, putri tunggal dari Kwon Jin Young, tabib yang baru-baru ini diangkat sebagai tabib pribadi Bangwon. Mungkin karena tidak diangkat secara resmi, ayahnya memutuskan untuk membantu pasien yang lebih membutuhkan kinerjanya ketimbang berurusan dengan prajurit istana yang ternyata hanyalah seorang pangeran manja seperti yang lain.
Rona tak mengerti dengan pangeran yang berpangkat prajurit ini. Mulutnya terus menyuruh Rona untuk segera mengobatinya dengan cepat. Tapi tubuhnya seperti menolak. Bahkan sampai sekarang pun jari Rona belum sedikit pun menyentuh kulit Bang Won.
Ini yang membut Rona bingung. Apa selama ini ayahnya memanjakan pangeran itu saat proses pengobatan? Kenapa pria ini nampak seperti bayi manja ketimbang pria gagah yang sudah banyak memenangkan peperangan?
Tak kuat menahan Rona menghela napas sabar, "Mohon ampun Yang Mulia. Tapi jika anda terus seperti ini hamba tidak akan bisa mengobati anda," ujung-ujungnya ia kesal dengan tindakan pangeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Endless King
Historical FictionWith @cukamu Yi Bang Wan, seorang daegun yang berharap akan menjadi seja. Tapi, ternyata sang Raja malah menginginkan saudaranya yang menduduki tempat tersebut. Di lain masa, ada Agust, seorang soloist yang menginginkan kesuksesan melalui karyanya...