24 | Dunia orang berdasi

1.6K 366 102
                                    

b a g i a n | 24 |  Dunia orang berdasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

b a g i a n | 24 |  Dunia orang berdasi

———————————————

.

.

.

.

.

.

.

"Lagian lo udah gede, cowok lagi, masa sama Mama lo yang kecil benyek gitu ga berani. Lo jedukin aja palanya udah kelar, kabur, damai idup."

Mas Loka jadi pendengar cerita Dikta kali ini. Sembari ngemil pastel dan makaroni pedas yang dibeli anak itu dari warung. Dikta bikinin minuman hangat buat omnya, juga buat dirinya yang entah kenapa jadi makin sering kedinginan.

"Ada yang namanya dosa dan karma Mas, ya Allah nggak tau ngaji ya? Masa mau jedukin Mama, ntar kalau meninggal aku nggak bisa masuk surga ketemu Papa!"

Loka ketawa sinis, "Nindy nggak mikirin dosa dan karma waktu nyakitin lo. Kenapa lo ribet banget dah? Darah dibalas darah, patah dibalas patah. Pegang aja prinsip yang kayak gitu."

"Itu sih prinsipnya Jung Bareum Mas, Mas mau aku jadi psikopat?"

Lelaki itu menyesap teh melatinya yang masih mengepulkan uap, padahal dulu anak itu adalah anak yang mencintai adil. Kenapa dengan dirinya sendiri pilih kasih?

"Ya terus lo mau hidup disiksa mulu? Gue yakin deh itu tulang lo ada yang retak lagi," Loka menarik kaus Dikta dan meraba bekas luka yang dulu, anak itu menjauh. "Memar 'kan?"

"Sakit euy jan dipegang!"

"Makanya jangan lemah, jadi jahat sekali aja, lawan!"

"Ck, udahlah. Curhat sama Mas Loka emang nggak ada gunanya, masa disuruh jadi kriminal sih."

Wiraloka menimang-nimang gelas yang ada di depannya. Kalau dilempar ke muka Dikta dapat menyadarkan anak itu bahwa dia perlu jadi bajingan sekali saja, maka Loka akan lakukan. Tapi sayang nggak ada gunanya, yang ada nanti muka Dikta makin jelek dan nggak punya daya tarik.

"Dik lo lihat itu siapa?" Loka menunjuk sebuah foto di atas televisi. "Namanya Jovan Adiguna. Penyayang, sayangnya mendadak bodoh setelah kenal yang namanya cinta. Gue nggak mau lo tumbuh jadi manusia yang serupa kayak dia, dia terlalu baik dan naif."

"Mas lihat sebelah foto dia ada foto siapa?" Dikta balik bertanya. "Namanya Lugas Dikta Adiguna. Dia nggak suka buang-buang waktu buat jadi orang bodoh. Menurut Mas kenapa dia rela badannya biru-biru lagi kalau bukan buat ini?"

Dikta buka ponselnya, ada rekaman video yang diambil diam-diam. Layarnya menampilkan bagaimana kejamnya Bima menghajar Dikta, bukan hanya sekali, berkali-kali.

Rumpang | haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang