Hari senin seperti hari-hari lalu. Tak ada yang berubah bagi Minho. Duduk di bangku seraya menatap jendela lalu memainkan ponsel. Sungguh membosankan hidupnya.Andai saja ia punya kekasih yang bisa membuatnya lepas dari rasa bosan ini. Ada banyak siswi cantik di sana tapi sama sekali tak membuatnya tertarik.
"Sayang, ayo menikah! membangun keluarga dan memiliki banyak anak. Ah manisnya~"
Minho yang awalnya tengah menatap jendela dengan refleks langsung menoleh kala mendengar suara yang tak asing baginya itu.
"Sedang apa kau disini?!"
"Hehe, aku rindu." Jisung duduk di sebelah Minho dengan kursi yang ia bawa dari kelas.
Niat memang.
"Kau tau? Jung-ssaem baru saja melahirkan. Anaknya lucu sekali. Ayo kita buat."
Ingin rasnya Minho membenturkan kepalanya ke kaca jendela lalu melompat dari sana. Semua teman-temannya menatap mereka berdua seraya tertawa.
Memalukan.
"Ish, Kenapa kalian tertawa? Kata Bangchan Hyung membuat anak itu mudah. Tinggal tidur di ranjang saja. Aaa Minho~ ayoo!"
"Kau bodoh?!" Minho berdiri dari bangkunya berniat pergi. Pagi hari di senin ini sudah cukup membuat emosinya memuncak. Ia kembali merasa malu akibat si tupai gila ini.
Awas saja kau Bangchan. Batin Minho.
"Minho! Tunggu!" Jisung mengejar Minho yang sudah keluar dari kelas. Ikut berjalan menyeimbangkan langkahnya dengan pemuda tinggi tersebut.
"Berhenti mengikuti ku sehari saja, bocah!"
"Jangan panggil aku Bocah, Paman."
"Sialan!"
Jika saja Minho berani, mungkin ia sudah menjotos wajah polos Jisung. Tapi ia cukup tahu diri dan tak ingin membuat image nya buruk di mata orang-orang.
"Aish! Ayolah Minho, aku ingin anak."
Minho menghentikan langkahnya, menatap Jisung dengan tajam. Jari telunjuknya sudah berada di bibir tipis Jisung, membuat pemuda tupai itu terkejut seraya membulatkan matanya.
"Berhentilah bicara atau akan ku gunting bibirmu ini." Geram Minho lalu menoyor kening Jisung hingga pemuda itu limbung ke belakang.
Minho kembali melanjutkan langkahnya; menuju toilet. Entah mau apa dia kesana.
***
"Tapi Minho, aku ingin anak. Apa salahnya?" Rengek Jisung saat mereka sama-sama sedang di toilet. Jisung menatap Minho dari pantulan cermin saat pemuda Lee itu tengah mencuci tangan.
"Jelas salah. Bagaimana bisa kau punya anak, bodoh."
"Tapi Bangchan Hyung bilang-"
"BANGCHAN BILANG APA?"
Jisung sedikit menunduk. Memainkan jari telunjuknya yang mungil. "Dia bilang kita hanya perlu tidur bersama di ranjang, lalu saling berciuman."
"Hanya itu saja yang dia katakan?"
Jisung mengangguk. "Ayo kita buat, Minho. Kau sudah menciumku waktu itu, sekarang tinggal aku." Jisung meraih tubuh Minho lalu mencium kening pemuda itu.
Minho yang masih blank hanya diam mencoba memproses kejadian.
Jisung ini bodoh atau apa?"Nah, sekarang tinggal tidur bersama. Ayo lakukan nanti malam. Aku boleh menginap? Atau kau yang ke rumahku? Hmm... Bagaimana jika kita sewa hotel saj-"
Cup!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔︎] Tupai Gila |ᵐⁱⁿˢᵘⁿᵍ
Storie brevi"Sayang, ayo menikah! membangun keluarga dan memiliki banyak anak. Ah manisnya~" Satu fakta yang Minho dapat selama bersama dengan Jisung sejak lima bulan ini; Bocah itu gila. bxb-!🔞 Yang ga suka,Ruby ga maksa buat baca kok^^ ©LeeRubyC